Quantcast
Channel: PANDUAJI.NET
Viewing all 292 articles
Browse latest View live

Jalan Jalan ke Tokyo Tower 東京タワー

$
0
0
Jalan Jalan ke Tokyo Tower
Tokyo Tower
Tokyo Tower merupakan salah satu destinasi di Tokyo yang aku kunjungi. Cara menuju Tokyo Tower menggunakan metro subway bisa baca di postingan jalan jalan di Shiba Park deket Tokyo Tower. Karena ini postingan terusan. Tokyo Tower merupakan sebuah tower yang digunakan untuk memancarkan siaran televisi, selain itu juga digunakan untuk menikmati Tokyo dari ketinggian. Oh iya, Tokyo Tower merupakan bangunan tertinggi kedua di Tokyo yang tingginya sekitar 333meter.

Loket Pembelian Tiket Tokyo Tower
Loket Pembelian Tiket Tokyo Tower
Di dalam Tokyo Tower saat ini terdapat Tokyo One Piece Tower. Semacam maddam tussaud yang berisi tokoh-tokoh dari One Piece. Masih baru, jadi harga tiket juga termasuk mahal. Terdapat 2 Observatory di Tokyo Tower, yaitu di ketinggian 150 meter dan 250 meter.
  • Tiket Observatory : 900 Yen
  • Tiket Observatory  : 1600 Yen
  • Tiket One Piece Museum : 3000 Yen.
Berhubung keterbatasan dana dan untuk Observatory level 2 di ketinggian 250 meter tutup. Jad kita ambil Obsrevatory level 1 di ketinggian 150 dan memutuskan untuk tidak ke One Piece Museum. Mahal cuy untuk level rakyat jelata semacam aku :D.
Tiket Tokyo Tower
Tiket Tokyo Tower

Menikmati Tokyo dari Ketinggian Tokyo Tower

Sebelumnya aku memang enggak pernah main ke tempat yang tinggi-tinggi semacam Tokyo Tower gini ini. Tau sendiri lah ya,  di Indonesia belum banyak tempat kaya ginian. Di monas aja belum pernah mamsuk, cuma pernah lewat aja. Paling ya kalau lagi nginep di hotel berbintang gratisan baru bisa menikmati keindahan kota dari ketinggian.

Baca juga: Tips Hemat Liburan ke Jepang

Aku emang enggak terlalu bersahabat dengan ketinggian, jadi ya dengan main ke tempat kaya gini seenggaknya juga bisa jadi latihan dikit-dikit ya biar enggak terlalu takut sama ketinggian. Pemandangan dari Observatory emang bener-bener keren. Kota Tokyo dari ketinggian. Berikut penampakan Tokyo dari salah satu suduht Tokyo Tower.

Pemandangan dari Tokyo Tower
Pemandangan dari Tokyo Tower
Di Observatory ini ada  tempat untuk berbelanja oleh-oleh. Namun jangan samakan harganya dengan yang ada di tempat kita, apalagi kalau mikirin kurs. Termasuk mahal. Masa cuma gantungan kunci aja bisa 300 an Yen? Untuk masyarakat Jepang, harga tersebut sih standard. Kalau buatku yang lumayan bisa buat makan sehari di Blitar, bisa jadi malah sisa :D.
Toko Oleh Oleh di Tokyo Tower
Toko Oleh Oleh di Tokyo Tower
Suasana pengunjung juga tidak terlalu ramai. Bahkan tampak beberapa gerombolan pelajar sekolah di deck observatory ini. Mereka punya harga khusus apabila naik ke Tokyo Tower ini.


Buat yang enggak ada dana buat beli oleh-oleh di Tokyo Tower, ada baiknya bawa semacam buku catatan. Karena ada stempel tokyo tower yang gratis buat kamu. Jadi sebagai sebuah tanda kalau kamu pernah ke Tokyo Tower selain foto :D.
Stempel Tokyo Tower
Stempel Tokyo Tower
Buat yang mau uji nyali dengan ketinggian bisa coba berdiri diatas lantai kaca. Karena aku enggak terlalu suka sama ketinggian ya agak gemeteran gimana gitu waktu berdiri diatas kaca. Seenggaknya bisa dapet foto kaya gini.
Lantai kaca di Tokyo Tower
Lantai kaca di Tokyo Tower
Setelah puas di observatory deck Tokyo Tower, kami turun untuk melanjutkan perjalanan. Nah di bagian bawah Tokyo Tower ini terdapat seacam mall. Ada banyak yang jual oleh-oleh. Bahkan mugiwara store pun juga ada di sini. Tapi di dalam toko mainan enggak boleh ambil foto. Karena pengen ngemil, aku pun membeli sebuah kue dengan bentuk menara tokyo yang dibandrol dengan harga 180 yen. Rasanya enak, manisnya bener-bener pas. Ini semacam kue bentuk ikan yang diberi isian semacam selai. Biasanya kacang merah tapi waktu itu aku lupa minta isi apa.
Kue Tokyo Tower
Kue Tokyo Tower
Jadi selama di Tokyo Tower aku menghabiskan uang sebanyak 1080 Yen. Sebenernya lebih sih, soalnya sama beli postcard. Tapi karena itu pengeluaran pribadi yang enggak semua orang lakukan, enggak perlu aku cantumin yak :D.

Mari Car di Tokyo

MariCar di Tokyo
MariCar di Tokyo
Waktu keluar dari Tokyo Tower tampak beberapa orang memakai cosplay super mario. Ternyata itu Mari Car. Ada banyak rute yang bisa dipilih dengan harga yang bervariasi. Mulai sekitar 6000 yen hingga belasan ribu yen. Untuk bisa mencoba ini kamu harus punya SIM Jepang / SIM International. Jadi kalau nggak punya ya mending diem aja liat mereka berangkat. Oh ya, kudu reservation dulu kalau mau naik ini. 

Rute dan Peta Menuju Tokyo Tower


Oh iya untuk melengkapi tulisan ini aku cantumkan rute menuju Tokyo Tower untuk yang menggunakan JR bisa naik JR Yamanote Line dan turun di Stasiun Hamamatsucho Station setelah itu jalan kaki sekitar 15 - 20 menit.

Lihat Gundam di Diver City dan Makan Nasi Goreng di Asakusa

$
0
0
Dari Tokyo Tower, perjalanan dilanjutkan ke Diver City buat liat Patung Gundam dengan skala 1:1. Untuk mencapai Odaiba dimana Tokyo Diver City berada kami memilih rute dengan jalan kaki paling pendek. Yaitu naik kereta dan turun di Stasiun Tokyo Teleport.
Gundam RX-78-2 di Diver City Tokyo
Gundam RX-78-2 di Diver City Tokyo
Adapun Rute dari Tokyo Tower menuju Diver City yang aku ambil kemarin adalah sebagai berikut ini
  • Jalan kaki ke Akabanebashi Station
  • Di Akabanebashi Station ambil Oedo Line tujuan Tocho-Mae via Daimon / Ryogoku (Platform 1)
  • Turun di Tsukishima Station
  • Ganti Yurakucho Line jurusan Shin-Kiba, turun di Shin-Kiba Station
  • Oper ke Rinkai Line jurusan Kawagoe dan turun di Tokyo Teleport
Dari perjalanan diatas aku cuma perlu bayar ¥270, karena cuma bayar Rinkai Line dari Shin-Kiba ke Tokyo Teleport, sedangkan Oedo Line dan Yurakucho Line sudah tercover sama Metro Subway Pass.


Robot Gundam RX-78-2 di Diver City yang Kini Tinggal Kenangan

Robot Gundam RX-780-2
Beruntung aku datang di pertengahan Februari, karena pada awal maret kemarin Robot Gundam RX-78-2 yang berdiri tegak di Depan Diver City sudah dibongkar. Tapi jangan khawatir, konon katanya habis ini Robot Gundam RX-78-2 ini bakalan digantikan dengan robot RX-0 Unicorn. Tapi aku kurang tahu kapan robotnya ready.

Dalam waktu-waktu tertentu, robot Gundam di Diver City ini bisa bergerak yang diikuti efek asap dan suara-suara gitu. Apesnya, waktu aku kesana robot ini diam mematung tak bergerak sama sekali. Padahal malam itu juga cukup ramai lho yang foto-foto di sana meski udara cukup dingin.
Gundam Merchandise Shop
Gundam Merchandise Shop
Di belakang Gundam terdapat toko yang menjual merchandise resmi Gundam. Tapi jangan tanya harga ya, karena aku kemarin enggak masuk ke toko tersebut sama sekali :D.

Lokasi Robot Gundam di Diver City


Makan Malam yang Hangat di Asakusa

Setelah cukup puas mengabadikan Gundam di Tokyo Diver City, kami kembali menuju Asakusa untuk mencari makan malam. Dari Tokyo Teleport menuju Asakusa bisa menggunakan rute berikut ini.
  • Dari Stasiun Tokyo Teleports jalan kaki ke Odaiba-kaihinkoen Station
  • Naik Yurikamome tujuan Shimbashi dan turun di Shimbashi Station
  • Dari Shimbasi Station oper ke Asakusa Line jurusan Aoto (Platform 2)
  • Turun di Asakusa Station dan jalan kaki ke Penginapan
Dari rute tersebut cuma bayar ¥320 ketika naik Yurikamome tujuan Shimbashi. Asakusa Line tercover oleh Subway Metro 2D Pass yang udah aku beli sebelumnya. 

Malam itu awalnya bingung mau makan apa, tapi setelah keliling di kawasan asakusa, akhirnya kami makan di salah satu restoran Jepang dengan sajian ayam. Bismillah aja sih makannya. Berikut penampakan restorannya dari luar
Restoran Ayam di Jepang
Restoran Ayam di Jepang
Restoran ini cukup keren lho, semua order menggunakan tablet yang ada di setiap meja. Dengan harga makanan yang juga lumayan sih mahal sebenernya. Tapi aku udah mulai bisa ngomong kalau standard makan di Jepang emang segituan :D.
Order Makanan dengan Tablet
Order Makanan dengan Tablet
Di tempat ini aku pesan nasi goreng dan minuman soda. Ternyata habis cukup banyak sih. ya sekitar 1200an Yen :D. Nggakpapalah sesekali. Jadi hari kedua ini pengeluaran bener-bener bengkak :D.

Menurutku sih rasa nasi gorengnya masih kalah jika dibandingkan dengan langgananku di Blitar. Lidah orang Jepang kan beda sama orang sini. Nasi gorengnya disajikan dengan serbuk merica dan nasinya agak lembek. Beda sama di sini yang cenderung kakasken. Mungkin karena makannya sama sumpit, makanya dibikin seperti itu.
Nasi Goreng di salah satu restoran di Jepang
Nasi Goreng di salah satu restoran di Jepang
Yang asyik di restoran ini kami bertemu dengan sepasang suami istri yang ternyata cukup fasih berbahasa Indonesia. Mereka awalnya ragu menyapa kami dengan menebak asal kami dari Indonesia. Ternyata si Kakek pernah tinggal di Semarang cukup lama, bahkan dulu sunat juga di Jakarta. Sang istri pun cukup fasih ngomong bahasa Indonesia dengan logat Jepang.

Meski sudah mulai pikun, Istrinya selalu mengingatkan kalau si kakek sudah bertanya berapa lama di Jepang? sebanyak tiga kali. Mereka berdua cukup asyik bercerita. Mereka pun keesokan harinya juga mau berlibur ke Bali. 

Perbincangan hangat di restoran malam itu berakhir dengan foto bareng di depan restoran. 
Foto di depan restoran ayam
Foto di depan restoran ayam

Jalan Jalan di Kawaguchiko

$
0
0
Hari sabtu kami akan menginap di daerah Akibahara, salah satu distrik anak muda hits kekinian di Tokyo. Oleh karena itu, di pagi harinya kami langsung check out dari Enaka Asakusa Central Hostel. Subway Metro 2D Pass sudah enggak berlaku, jadi di hari sabtu ini mulai menggunakan JR Tokyo Wide Pass untuk keliling Tokyo dan sekitarnya. Hari sabtu ini mainnya ke Kawaguchiko!

Dari Asakusa ke Kawaguchiko Naik Apa?

Kawaguchiko Station
Kawaguchiko Station
Dari Asakusa sampai stasiun Kawaguchiko naik kereta api memang butuh beberapa kali oper kereta dengan total biaya one way sampai ¥4,260. Jadi kalau PP tinggal kali dua aja. Nah, berhubung pakai Tokyo Wide Pass, ¥ 10000 bisa buat naik 3 hari sepuasnya!
  • Dari Asakusa naik Asakusa Line jurusan Nishi-Magome (Platform 1) turun di Asakusabashi Station dengan biaya ¥180 (sebenernya bisa ke cover by Tokyo Subway 2D Pass, tapi karena udah enggak langganan jadi ya bayar :D)
  • Dari Asakusabashi Station oper ke JR Line Chuo-Sobu Line(Local) jurusan Nakano (Platform 1) dan turun di Shinjuku. Biaya ¥170 ( udah tercover oleh kartu sakti Tokyo Wide Pass)
  • Dari Shinjuku, naik Chuo Line-Limited ExpressAzusa 55 jurusan Matsumoto turun di Otsuki Station. Perjalanan sekitar 1 jam an lebih dikit dengan biaya ¥2,770 ( sudah tercover Tokyo Wide Pass)
  • Dari Otsuki Station masih naik Fujikyuko Line Fuji-Tozan-Densha 1 jurusan Kawaguchiko. Dengan lama perjalanan 1 jam, soalnya waktu itu adanya kereta yang lambat. Bukan yang limited express. Harga tiket ¥1,140 ( sudah tercover Tokyo Wide Pass)
Kereta lokal Fujikyuko Line
Kereta lokal Fujikyuko Line
Pemandangan selama perjalanan naik Fujikyuko Line bener-bener asyik. Bisa lihat Pedesaan di Jepang kaya di film-film gitu deh. Ada perkebunan tapi kalau dilihat warnanya itu enggak se-seger kalau di Indonesia. Agak pucet gitu jadi kurang sip menurutku :D.

Ngapain Aja di Kawaguchiko?

Kawaguchiko Jepang
Kawaguchiko Jepang
Sebenernya banyak yang bisa dilakukan di Kawaguchiko, naik gunung fuji yang terkenal itu, sama ambil foto di Danau Kawaguchi di lereng gunung Fuji. Kalau aku kemarin cuma jalan kaki keliling Kawaguchiko. Terutama yang deket sama stasiun.

Pengen lihat-lihat aja suasana di Kawaguchiko yang tampak modern namun asri. Alhasil kemarin sempat kepleset es yang ada di jalanan. Makan onigiri dan jajanan di sevel. Total belanja kemarin di Kawaguchiko itu habis sekitar ¥500.


Daerah Kawaguchiko ini termasuk daerah yang dingin dan bersalju kalau winter, tapi sayang kemarin waktu kesana saljunya udah banyak yang hilang. Meski sempat kepleset waktu nggak sengaja nginjak es di trotoar.

Kemarin niatnya mau ke Kachi - Kachi Ropeway, tetapi ternyata masih tutup untuk maintenance. Parahnya, tempat ini baru tutup beberapa hari. Jadi ya keliling kota sambil jalan-jalan ngeliatin orang yang jarang kelihatan. Waktu di Kawaguchiko kemarin suhu udar  4 derajat celcius meski di siang hari.

Pulang dari Kawaguchiko

Fujisan View Express di Stasiun Kawaguchiko
Fujisan View Express di Stasiun Kawaguchiko
Berbeda dengan berangkatnya naik kereta api lokal, karena punya Tokyo Wide Pass, pulangnya dari Kawaguchiko ke Otsuki Station aku naik Fujisan View Express. Keretanya bagus dalemannya juga keren. Bisa reserved seat, tetapi untuk gerbong nomor satu di belakang lokomotif pas pulang dari Kawguchiko ke Otsuki itu untuk non reserved sih. 
Interior Fujisan View Express
Interior Fujisan View Express
Fujisan View Express ini lebih cepet dibandingkan dengan kereta lokal, karena enggak berhenti di stasiun-stasiun kecil. Langsung ke stasiun-stasiun besar. Selain itu juga beneran nyaman kursinya, mirip shinkansen. Kalau ke Kawaguchiko baliknya cobain deh naik ini, kan gratis untuk pemilik kartu sakti Tokyo Wide Pass.

Malem Mingguan Bareng Dedek Gemes di @Homecafe Akihabara

$
0
0
Udah baca cerita sebelumnya yang main ke Kawaguchiko? Mungkin kamu bisa coba main ke sana. Karena bisa juga main ke arah Gunung Fuji dari sana. Atau main di Kawaguchiko Lake. Kemarin aku enggak kesana sih. Cuma jalan-jalan di sekitar kotanya aja.

Setelah checkout di Enaka Asakusa Central Hostel, malam minggu ini aku bakalan nginep di Grids Akihabara Hostel. Reviewnya nyusul yak. Pada kesempatan ini aku mau cerita tentang malem mingguan di Akihabara yang cukup hits! Sebuah tempat anak-anak hits Tokyo ngumpul. Banyak dedek dedek gemes berkeliaran di tempat ini lho :D.

@Homecafe Akihabara, Kafe Teraneh yang Pernah Aku Kunjungi 

Malem Mingguan di Akihabara
Malem Mingguan di Akihabara
Malam minggu memang enggak ada rencana jalan jauh, cuma di sekitar penginapan yang berada di Akihabara. Selain itu temenku ngajak buat nyobain maid cafe plus dibayarin! Kalau gratis masa iya nolak? Makasih Mas :D. Aku jadi makin penasaran gimana sih maid cafe yang membuat temenku rela membayarin aku karena penasaran. Lumayan lah, rejeki anak rodok sholeh :D.

Oh ya, @Homecafe merupakan salah satu brand dari Maid Cafe. Sedangkan Maid Cafe itu sendiri merupakan sebuah konsep kafe dengan para pelayan yang menggunakan pakaian cosplay maid. Jadi pelayann melayani secara personal dan private kepada pengunjung. Penasaran? Baca sampai habis ya!

Pertama kami datang ke @homecafe yang terletak pada peta di bawah ini


Di situ, lokasi kafenya ada di lantai 4 - 7 kalau enggak salah. Jadi 3 lantai itu buat cafe. Baru datang enggak ada masalah, banyak mbak-mbak cantik juga masuk. Tapi setelah sampai di lantai 5, naudzubillah antriannya bener-bener banyak sampai di tangga darurat. Dan itu enggak terjadi di satu lantai saja, tetapi di semua lantai yang ada maid cafe dengan brand @homecafe.

Melihat antrian yang begitu panjang jadi minder dan males deh. Enggak tahu mau nunggu berapa lama biar masuk, karena setiap orangnya dijatah maksimal 1 jam di dalam cafe. Setelah hopeless, kami pun beranjak kembali jalan-jalan di Akihabara.


Ternyata di perjalanan nemu satu lagi maid cafe dengan brand @homecafe di salah satu bangunan campur dengan penjual barang-barang yang jaraknya enggak terlalu jauh. Antrian di sini lebih manusiawi sekitar 4 orang saja. Itu pun kami nunggu enggak sampai 1 jam.  Letaknya bisa dilihat pada peta di bawah ini dan terletak di Lantai 5.

Untuk masuk ke Maid Cafe @Homecafe ini bayar 600 Yen per orang. Selain itu juga harus memesan minimal 1 minuman untuk ada di dalam. Harga makanan dan minuman cukup mahal, sekitar 500 yen keatas ++ hanya untuk segelas minuman. Enggak boleh ambil foto apapun di dalam kafe. Mungkin untuk melindungi privasi dari para pengunjung dan maidnya. Nanti bisa foto bareng maid dengan bayar 600 Yen. Kalau fotonya bareng maid populer bisa sampai 1000 yen per foto pake kamera polaroid milik mereka yang di cetak super mini.

Pelayan di maid cafe ini emang cakep-cakep ala cosplay maid di film-film Jepang :D. Jadi wajar kalau ada banyak lelaki single yang main ke tempat ini. Tapi ada juga nyang sudah agak tua main ke tempat ini. Enggak hanya itu, ada lho cewek yang main ke sini. Bahkan ada pasangan pria dan wanita muda yang main ke sini. Ngapain coba?

Baca juga : Jalan Jalan ke Tokyo Tower

Selama menunggu minuman yang dipesan datang, aku melihat sekeliling. Setiap tamu memang ditemani oleh seorang maid untuk melakukan banyak kegiatan. Mulai cuma yang ngobrol biasa maupun mainan anak-anak.  Aku pikir ini salah satu cara untuk menghilangkan kesepian orang-orang Jepang. Mungkin lho ya. Melihat tingkat stress dan komunikasi mereka, itu masuk akal sih (kok jadi sok sok an ngejudge orang)

Apesnya, maid yang aku pilih enggak bisa bahasa inggris, jad bawa kertas repek an buat ngomong bahasa inggris. Kan jadi percuma ketika aku ngomong dianya enggak ngerti. Aku disuruh ngikutin ngracik ramuan minuman dari soda dan disuruh nebak warnanya. Untung enggak ada yang kenal, sumpah beneran malu waktu mraktekin ngocok termos buat tempat minuman sodanya :D. Njiiir! Sambil ngucapin moe moe atau apalah aku lupa :D.

 Oleh Oleh dari @homecafe Akihabara
Oleh Oleh dari @homecafe Akihabara
Sebelum pulang foto bareng maid satu-satu. Karena ambil paket 1800 Yen per orang gratis foto bareng maid. Disuruh foto sambil pakai properti yang disediakan atau bergaya sesuai instruksi. Aku yang enggak terbiasa difoto bergaya menjadi kikuk. Pose kaya foto yang ada diatas sendiri itu sih.
Kartu Member di @home cafe Akihabara
Kartu Member di @home cafe Akihabara
Selain itu, sebelum pulang juga dapat kartu member di homecafe, entah apa rewardnya ntar kalau udah sering kesitu. Ada level-levelnya gitu di kartunya :D. Enggak sampai sejam disitu kami udah langsung cabut karena laper. Lumayan lah, pernah malem mingguan sama dedek gemes di Akihabara :D.

HTM  Masuk Maid Cafe : 600 Yen (Masuk Aja)
Paket Minum dan Foto Bareng Maid : 1200 Yen

Makan Malam di Indian Restaurant depan Hostel

Jalanan Akihabara di Malam Minggu
Jalanan Akihabara di Malam Minggu
Di Akihabara pusat keramaian tersentral. Enggak jauh dari pusat kota sudah bener-bener sepi. Padahal belum sampai jam 10 malam tapi suasananya sama kaya di Blitar pukul 10 malam. Mungkin karena transportasi publiknya enggak lewat daerah situ jadinya sepi.

Selain itu jejeran pertokoan dengan anak-anak muda juga menambah daya tarik jalan-jalan malam di Akihabara. Ternyata konsep maid cafe itu ada banyak dan tersebar di kawasan Akihabara. Bahkan bisa dibilang hampir di setiap perempatan ada dedek-dedek gemes dengan pakaian cosplay menawarkann maid cafe. Sayangnya aku enggak paham dengan bahasa Jepang. Jadi enggak bisa sepik-sepik deh :D. 

Karena bingung mau makan apa, akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di Indian Restaurant yang berada di seberang hostel tempat menginap. Sudah ada label halanya. Aku agak lupa sih berapa harga makanannya kemarin. Kalau nasi harganya 250 Yen. Ayam kalau nggak salah 700 Yen. Aku cuma inget habis sekitar 950 Yen.
Nasi Ayam Halal di Akihabara
Nasi Ayam Halal di Akihabara
Makanannya lumayan enak. Ayamnya juga enak. Pedesnya lumayan agak terasa dibanding tempat yang lain. Cuma kudu sabar aja sih, karena agak lama masaknya. Selain itu, minum air putih sepuasnya gratis di restoran ini. Setelah kenyang langsung balik ke hostel yang tinggal nyebrang :D

Jalan Jalan di Sekitar Shibuya dan Harajuku

$
0
0
Well, beberapa hari belakangan ini memang banyak jadwal kegiatan diluar rumah yang cukup bikin hectic. Jadi belum sempat nulis update an blog terkini. Di malam hari ini aku coba buat nulis lagi lanjutan cerita perjalanan ke Jepang yang sempat tertunda beberapa hari.

Jalan Jalan di Shibuya dan Harajuku
Jalan Jalan di Shibuya dan Harajuku
Shibuya, Harajuku dan Shinjuku merupakan daerah yang cukup sering aku dengar. Nggak nyangka aja kalau beneran bisa main ke daerah - daerah yang cukup hits di tokyo itu. Masing-masing daerah punya keunikan sendiri. Mulai dari Shibuya yang terkenal dengan Shibuya Crossing, Harajuku yang terkenal dengan barang dagangannya dan Shinjuku tempat aku janjian sama salah satu temenku. Mungkin bakalan aku ceritain sendiri di postingan terpisah.

Jalan Jalan di Shibuya, Tokyo, Jepang

Dari Akihabara naik JR Yamanote Line tujuan Tokyo / Shinagawa (Clockwise). Gampangannya nyari aja Platform 3. Harga tiketnya 200 Yen, tapi masih ke cover sama Tokyo Wide Pass. Jaraknya mayan jauh sih sekitar 30 an menit. 

Yang terkenal di Shibuya ini adalah Crossing Street. Kalau kamu suka nonton serial fast furious yang udah sampai seri ke delapan. Kamu pasti lihat adegan waktu Han nge-drift di Tokyo dengan banyak orang jalanan. Daerah itu namanya Shibuya. Aku datang ketika siang hari, jadi pemandangannya juga beda sama yang ada di film Tokyo Drift itu. Apalagi suhu udara cukup dingin membuatku malas untuk menekan tombol shutter di kamera. Jadinya cuma dapet foto dikit deh. Ini dia penampakan Shibuya Crossing. 
Shibuya Crossing
Shibuya Crossing
Tapi benerann, Shibuya Crossing ini crowded banget. Meski enggak se-crowded di tipi-tipi kalau malam tapi siang itu juga udah lumayan rame sih. Jadi Shibuya Crossing itu sebenernya perempatan tapi di salah satu sisinya sebenernya cuma buat puter balik aja. Kalau mau kesini sepertinya emang bagus kalau malem deh, soalnya banyak lampu dari billboardnya.

Selain shibuya crossing, yang jadi daya tarik di Shibuya adalah Patung Hachiko. Tau sendiri kan, dulu Hachiko nunggu Professor Ueno di Stasiun Shibuya ini. Jadi dibuatlah patungnya di depan stasiun ini. Berikut penampakan patung Hachiko di Stasiun Shibuya. Berbeda dengan patung hachiko dan profesor ueno yang ada di universitas tokyo, di Shibuya ini patung Hachiko sendirian saja.

Patung Hachiko di Stasiun Shibuya
Patung Hachiko di Stasiun Shibuya
Selain itu kami juga jalan-jalan di sekitaran supeinzaka yang berisi cafe-cafe dan toko kecil yang katanya sih mirip atmosphere di Spanyol. Tapi ketika datang ke sana itu beneran mirip tapi cuma satu gang yang enggak terlalu panjang :D. Berikut penampakannya.
Supeinzaka di Shibuya
Supeinzaka di Shibuya
Setelah cukup lelah keliling di kawasan Shibuya, kami melanjutkan perjalanan ke Harajuku. Sebenernya jarak dari Shibuya ke Harajuku itu enggak jauh, tapi karena punya Tokyo Wide Pass, naik kereta aja lah. Karena cuma selisih 1 stasiun. Harga tiketnya 140 Yen. Tapi karena Tokyo Wide Pass ya gratis :D. Oh iya aku sempet jajan onigiri dan dorayaki habis sekitar 400an yen

Dari Shibuya naik kereta jurusan Shinjuku / Ikebukuro (Clockwise) / Platform 1. Keluar dari Stasiun Harajuku, kamu bakal nemuin gapura bertuliskan Takeshita Street

Jalan Jalan di Harajuku, Tokyo, Jepang

Takeshita Street Harajuku
Takeshita Street Harajuku
Keluar dari Stasiun Harajuku langsung disambut gapura bertuliskan Takeshita Street yang isinya penuh dengan manusia. Jauh lebih crowded jika dibandingkan Shibuya yang sebelumnya aku kunjungi. Berikut penampakan lautan manusia di Harajuku
Takeshita Street Harajuku
Takeshita Street Harajuku
Mungkin jalanan ini sama kaya Malioboro di Jogja. Sepanjang jalannya orang jualan dan itu bener-bener rame. Ada macem-macem toko di sini. Salah satu yang populer adalah Crepes. Dan dari banyak penjual crepes, Santa Monica Crepes paling menonjol untuk pria sepertiku. Yang jualan pakai cosplay ala maid gitu. Jadi inget semalem main ke maid cafe di Akihabara. Tapi karena antriannya panjang, enggak jadi deh. Mending cari yang lain aja.

Santa Monica Crepes di Harajuku
Santa Monica Crepes di Harajuku
Selain crepes, salah satu hal yang menarik di mataku adalah perman kapas. Gula-gula kapas ini cukup keren, bentuknya kaya gangsing dibalik. Uniknya tokonya cukup besar. Berarti untungnya cukup banyak nih :D. Di bagian luar tokonya ada himbauan yang cukup bijak untuk para pembeli permen kapas ini. Baca sendiri ya :D.
 Gula Gula Kapas
Perman Gula Gula Kapas
Setelah cukup lelah berkeliling, kami masuk ke salah satu ruko. Di dalamnya ada penjual Kebab. Kebab memang salah satu makanan halal yang mudah ditemui di jalanan. Kebanyakan penjual kebab memang orang turki.
 Kebab di Jepang
Kebab di Jepang
Di outlet ini aku pesen Mix Kebab Extra Hot yang dibandrol dengan harga 500 Yen. Enggak tau kenapa kebab merupakan salah satu makanan favorit waktu di Jepang. Beda sama Kebab yang ada di Indonesia. Setelah makan perjalanan dilanjutkan dengan berkeliling dan aku melihat Line Friends Store di sebrang jalan. Karena nyebrangnya jauh jadi males buat mampir. Fotonya aja ya :D.
Line Friends Store Harajuku
Line Friends Store Harajuku
Sambil nunggu sore, perjalanan dilanjutkan ke Meiji Shrine yang jaraknya tidak jauh dari stasiun Harajuku. Sore itu aku ada janji sama temen sekolah dulu di Stasiun Shinjuku. 

Meiji Shrine  di Harajuku, Tokyo, Jepang

Meiji Shrinen Gate Japan
Meiji Shrinen Gate
Meiji Shrine merupakan kuil yang didedikasikan untuk Kaisar Meiji. Dibuat tahun 1920, tepat delapan tahun pasca meninggalnya  Kaisar Meiji dan enam tahun setelah meninggalnya Permaisuri Shoken. Kuil ini sempat hancur saat perang dunia kedua namun cepat dipugar setelah itu.

Meiji Shrine ini bisa kamu datangi dengan gratis. Tapi di dalamnya terdapat beberapa spot yang harus bayar untuk menikmatinya. Seperti Inner Garden dan Treasure House yang masing-masing dibandrol dengan tiket 500 yen.

Berhubung aku suka yang gratisan, jadi ya menikmati  suasana shrine yang gratisan aja. Meskipun gratis ada spot-spot yang instagramable kok. Deretan gentong dengan ornamen yang unik. Di dalam kawasan Meiji Shrine ini kamu bisa jalan kaki santai sambil menikmati hutan yang berada di tengah kota Tokyo.

Gentong di Meiji Shrine
Gentong Instagramable di Meiji Shrine

Wisata Gratisan di Shinjuku - Tokyo Metropolitan Goverment Building

$
0
0
Tokyo Metropolitan Goverment Building
Tokyo Metropolitan Goverment Building
Setelah jalan-jalan di shibuya dan harajuku aku punya janji di Shibuya dengan seorang teman yang sekarang kuliah di Jepang. Berhubung janjiannya jam 3 an sore, dan jam 2 aku sudah naik kereta dari Harajuku ke Shinjuku.

Dari Harajuku ke Shinjuku bisa naik kereta JR Yamanote Line berikut ini
  • Harajuku Station – Yamanote Line for Shinijuku / Ikebukuro (Clockwise) Platform 2 (¥140)
Berhubung masih punya kartu sakti Tokyo Wide Pass, aku nggak perlu bayar untuk perjalanan tersebut. Daripada satu jam bengong nungguin temen yang ternyata masih di Harajuku, akhirnya jalan-jalan gratisan ke Tokyo Metropolitan Goverment Building.

Tokyo Metropolitan Goverment Building

Tokyo Metropolitan Goverment Building sebenernya mirip-mirip sama Tokyo Tower. Ada fasilitas Observation Deck untuk menikmati Tokyo dari ketinggian 243 meter. Ada dua tower yang bisa dipilih. Karena ini gratisan mending pilih yang sepi aja meski keduanya punya pemandangan yang berbeda. Beberapa landmark Jepang bisa terlihat dari bangunan ini apabila cuaca benar-benar memungkinkan. Seperti Gunung Fuji, Tokyo SkyTree, Tokyo Tower, Meiji Shrine dan Tokyo Dome.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan sekitar 1 km dari Stasiun Shinjuku ada dua pilihan pintu masuk ke Tokyo Metropolitan. yang satu antriannya beneran sampai luar, sedangkan yang satunya enggak terlalu panjang. Akhirnya aku naik ke antrian yang enggak terlalu panjang biar enggak kelamaan antri. Siang itu antrian untuk tower selatan tidak sepanjang tower utara. 
Antrian di Observatory Deck
Antrian di Observatory Deck
Seperti biasa, semua antrian bener-bener rapi. Ada petugas yang berjaga di setiap pintu masuk lift menuju deck. Setiap pengunjung dengan tas akan diperiksa terlebih dahulu sebelum masuk ke lift untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Observatory Deck South Tokyo Metropolitan Goverment Building
Observatory Deck South Tokyo Metropolitan Goverment Building
Pemandangan yang tampak di sisi selatan ini memang hanya gedung-gedung. Sepertinya bakalan lebih cantik apabila  dikunjungi ketika malam. Sedangkan sisi Utara lebih cocok dikunjungi ketika siang. Mungkin di sana tampak pemandangan Gunung Fuji juga. Pantesan sisi sini sepi dari antrian yang didominasi oleh keluarga dengan anak-anaknya :D
South Observatory Deck  Tokyo Metropolitan Goverment Building
South Observatory Deck  Tokyo Metropolitan Goverment Building
Enggak berlama-lama di Observatory ini karena inget sama janji sama temen sekitar jam 3 an. Segera turun dan kembali berjalan menuju ke Shinjuku Station dimana kami janjian setelah sekian lama enggak ketemu. Eh terakhir ketemu waktu wisuda kuliah 2.5 tahun lalu. Karena selain teman SMK, juga temen kampus meski beda jurusan :D.

Baca : Tips Liburan Hemat ke Jepang

Cara Menuju Tokyo Metropolitan Goverment Building

Lorong Bawah Tanah dari Shinjuku ke Tokyo Metropolitan Goverment Building
Lorong Bawah Tanah dari Shinjuku ke Tokyo Metropolitan Goverment Building
Akses terdekat sih sebenernya dari Stasiun Tochomae yang udah ke cover sama Tokyo Subway. Jalannya enggak jauh. Tapi karena lagi hemat dan punyanya JR Tokyo Wide Pass, akhirnya jalan kaki dari Shinjuku ke Tokyo Metropolitan Goverment benar-benar cukup melelahkan meski ditempuh melalui jalur bawah tanah yang super duper panjang dan instagramable buat yang suka bergaya.

Jam Layanan 

Dek Utara : 9:30 to 23:00
Dek Selatan : 9:30 to 17:30 (sampai jam 23:00 ketika dek utara tutup) 

Penhujung Senja Bersama Kawan Lama di Shinjuku

$
0
0
Jam menunjukkan sekitar pukul 14.00 ketika aku berjalan dari Tokyo Metropolitan Goverment Building menuju Shinjuku Station dimana aku memiliki sebuah janji dengan seorang kawan lama. Sinyal wifi gratisan dari aplikasi wifi di Jepang sering hilang tatkala jauh dari convenience store.

Jam menujukkan pukul 14.20 ketika aku akhirnya mendapatkan sinyal di dekat kedai Burger King Shinjuku Station. Ternyata temanku sudah berada di Keio Departement Store yang tidak jauh dari tempatku berdiri. Kami pun saling mencari, dia dengan modal baterai yang sudah hampir habis dan aku dengan modal wifi gratisan.

Pencarian selama satu jam membuatku semakin hopeless, sebuah kekeliruan yang aku lakukan adalah membuat janji di Stasiun Shinjuku. Stasiun terbesar di Tokyo! Awalnya sudah sempat hopeless untuk bertemu walau cuma buat say hello saja, namun sepertinya tuhan masih mempertemukan kami di depan Keio Dept Store. Sebuah pelajaran penting. Jangan janjian di tempat yang bener-bener crowded!
Takashimaya Shinjuku
Irene (kiri), Aku (kanan)
Setelah sedikit berkeliling, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk ngopi sambil ngobrol di Starbucks Coffee Shinjuku Southern Terrace. Sebelum bercerita lebih banyak, ada baiknya untuk mengenali Irene Erlyn yang ternyata waktu kelulusan kuliah mendapatkan IPK 3.98 :D. Sebenernya kita sudah kenal jauh sebelum kuliah, tepatnya waktu masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan di Surabaya. 

"Ndu, setiap sudut Jepang itu romantis. Sok kon kudu mrene maneh nggowo pasanganmu" (translate: Ndu, setiap sudut di jepang itu romantis, besok-besok kamu harus ke sini lagi bareng pasangan) Sebuah kalimat pembuka dari temenku ketika membuka obrolan sore itu. Aku langsung teringat setiap langkah menyusuri lorong-lorong di Tokyo. Pemandangan sepanjang jalan sedap dipandang mata. Jadi kangen suasana Tokyo :D.

Bayangin aja ketika jalan berdua bersama pasangan di jalanan yang bersih tertata dengan rapi, orang-orang begitu cuek dan menganggapmu enggak ada. Dunia berasa milik berdua, yang lain cuma lewat. Ditambah dengan udara dingin yang membuatmu ingin bergandengan tangan tuk saling menghangatkan. Duh, sayangnya cuma bisa mbayangin :D.

Iren lagi menyelesaikan S3 di Jepang, nggak rugi dia kenal sama aku, meski aku S1 aja enggak lulus. Jurusan yang sudah sangat sulit untuk aku ucapkan. Banyak cerita tentang kehidupan di Jepang, mulai suara desahan apartemen sebelah ketika weekend dan cara mengatasinya, biaya hidup di jepang hingga bagaimana disiplinnya orang-orang Jepang. Bayangin aja, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ketika lampu merah di jalan yang lebarnya cuma 6 meter membuat orang jalan kaki yang mau nyebrang berhenti dan menunggu lampu hijau untuk penyebrang padahal tidak ada kendaraan sama sekali dari kejauhan. Disitu aku merasakan dua hal yang berbeda. 1 Betapa disiplinnya orang-orang ini, di sisi lain berasa nggak efektifnya nungguin kaya gini :D. Bagaimana bisa mungkin orang hidup seperti ini? Mungkin mereka kalau datang ke Indonesia juga bakallan ngerasain hal yang sama, bagaimana mungkin orang bisa hidup nggak beraturan seperti ini. 
Shinjuku Station
Shinjuku Station
Disela-sela obrolan nggak penting rasan-rasan temen dan nostalgia, kami juga ngobroling tentang idealisme anak muda yang ingin memperbaiki dunia kaya lagunya Michael Jackson. At least, perbincangan malam itu worthed kok untuk diperjuangin. 

Di akhir kata, jangan menolak untuk menerima chopstick gratisan yang ditawarkan di sevel atau tempat lain. Karena itu bisa jadi oleh-oleh yang gratis :D. (Tips dari Irene)

Jam menunjukkan pukul 18.00 ketika kami harus berpisah karena dia ada janji dengan bapak-bapak ekspedisi yang mengantarkan pesanan sesuai jam yang diinginkan. Jadi pengiriman barang di Jepang itu bisa request diantar sekitar pukul berapa. Berbeda dengan di Indonesia yang BELUM bisa kaya gitu -,-. 

Sebelum kembali ke Akihabara, aku dan om Cosa jalan-jalan ke Shinjuku Batting Center. Tempat dimana bisa latihan untuk pukul bola baseball kaya di film-film Jepang dulu. Bukanya jam 10 pagi sampai jam 4 pagi. Dengan biaya 300 Yen per game yang berdurasi sekitar 22 bola lemparan.

Aku cuma termenung di pinggiran jalan menikmati suasana, ketika Om Cosa mainan baseball. Menikmati romantisme Tokyo di pinggir jalan, sendirian dengan sebotol air mineral. 

Setelah om cosa selesai mainan baseball, kami jalan pulang menuju Akihabara. Perjalanan pulang menuju Akihabara naik JR Chuo-Sobu Line(Local) jurusan Chiba dengan harga 170 Yen, tapi sudah ke cover sama Tokyo Wide Pass. Niatnya mampir Mandarake buat belanja, tetapi sampai Mandarake tepat jam 8 malam dan tokonya barusan tutup. Alhasil langsung balik ke hostel.

Beli nasi 125 Yen di Family Mart dan makan pakai sambel goreng kering, abon dan kering tempe yang bawa dari Indonoesia di common room lantai 4 :D. Malam ini enggak terlalu lelah, karena besok melakukan perjalanan yang cukup jauh :D

2 Malam di Grids Hostel Akihabara [Review]

$
0
0
Grids Hostel Akihabara
Grids Hostel Akihabara
Keliling ke tempat-tempat hits Tokyo seperti Akihabara, Shinjuku, Harajuku, dan Shibuya akan memakan waktu cukup lama kalau memaksakan diri berangkat dari Enaka Asakusa Hostel yang ada di kawasan Asakusa. Selain jarak tempuh yang cukup jauh, juga ada kendala di transportasi. Oleh karena itu mending cari penginapan yang deket dengan rute kereta apinya.

Akhirnya pilihan jatuh pada Grids Hostel Akihabara. Grids merupakan salah satu jaringan hostel yang ada di Jepang. Tersedia di beberapa tempat di Jepang. Tapi kali ini aku nginepnya di Grids Hostel Akihabara.

Biaya dua malam menginap di Grids Hostel Akihabara kemarin adalah 6200 Yen. Jadi per malamnya kurang lebih 3100 Yen. Apabila di kurs kan ke rupiah kurang lebih sekitar 365 ribuan untuk 1 dorm.

Hostel Murah di Akihabara yang Lumayan

Dorm di Grids Hostel Akihabara
Resepsionis cukup mahir berbahasa inggris, sehingga urusan pesan memesan kamar itu tidak menjadi masalah. Kamar dorm tertata cukup apik dan terstruktur. Begitu masuk ke dormnya, bisa dibilang cukup sempit. Jadi apabila punya tubuh besar / tinggi mungkin akan sedikit tersiksa dengan dorm ini. 

Kebetulan waktu menginap di Grids ini banyak wisatawan mancanegara. Beberapa wisatawan yang datang bergerombol seringkali sak karepe dewe! Kebetulan aja kemarin banyak wisatawan dari korea yang naruh barang seenaknya sendiri. Aku yang kebagian dorm atas jadi kesulitan turun karena tas mereka diletakkan di depan pintu dorm tepat berada di bawah tangga. Barang-barang berserakan, kacau deh kalau pas ada rombongan kaya gini.

Baca: Review Enaka Asakusa Central Hostel yang Recomended! 

Untuk fasilitas wifi ada di setiap lantai, dorm cowok dan cewek dipisah lantainya. Jadi enggak bisa lihat cewek sliweran di dorm. Fasilitas kamar mandi kurang lebih sama dengan enaka, cuma lebih sempit aja sih. Mungkin lokasi di pusat kota membuatnya cukup sulit membuat tempat yang luas.

Sialnya, ternyata aku tidak mengambil banyak foto ketika menginap di Grids Hostel ini. Jadi cuma ada satu foto yang diatas itu tuh.

Jika melihat sekeliling GRIDS, aku suka taman di pojok jalan Hostel GRIDS dan sungai yang ada di Akihabara ini. Cukup cantik dinikmati di pagi maupun sore hari. Udara dingin dengan bias cahaya kekuningan yang menyinari sungai nan jernih memberikan kesan tersendiri. Sebuah pemandangan yang tidak pernah aku temui di kota-kota besar di Indonesia. 

Lokasi Grids Hostel Akihabara

Kalau kamu mau coba nginep di sini sih bisa lihat peta di bawah ini. Tapi saranku sih bisa cari tempat lain yang nggak terlalu populer, biasanya lebih manusiawi. Karena biasanya tamu-tamu di tempat populer belum tentu memiliki attitude yang cukup baik sehingga mengganggu tamu yang lain.


Naik Shinkansen untuk Pertama Kalinya

$
0
0
Salah satu hal yang bikin aku penasaran sama Jepang adalah SALJU! Seumur hidup aku belum pernah tahu apalagi ngerasain salju beneran itu kaya gimana. Nah, saat winter trip ke Jepang kemarin, daerah bersalju merupakan salah satu destinasi wajib kunjung. Echigo Yuzawa menjadi pilihan ketika festival Sapporo usai sebelum aku terbang ke Jepang. Penasaran sama perjalanan melihat salju untuk pertama kalinya? Simak ulasan ceritanya sampai selesai!

Naik Shinkansen Menuju Echigo Yuzawa!

Jam menunjukkan pukul 7 ketika aku harus segera bergegas menuju Stasiun Ueno, karena sudah melakukan reservasi kereta Shinkansen Max Tanigawa dari Stasiun Ueno menuju Echigo Yuzawa. Reservasi kereta Shinkansen hampir bisa dilakukan di semua stasiun JR. 

Aku check out dari Grids Hostel pagi itu dan segera menuju ke Stasiun Akihabara menuju Stasiun Ueno dengan rute sebagai berikut
  • St. Akihabara naik JR Yamanote Line tujuan Ueno / Ikebukuro (Counter-Clockwise) Platform 2. 140 Yen.
Dari stasiun Ueno lebih baik tanya petugas dimana lokasi kereta api Shinkansen, karena posisinya berada di bawah. Jam 7.30 menit sudah sampai di tempat kereta akan berangkat. Saat itu masih ada kereta lain yang parkir, tapi kurang tahu kereta apa namanya, juga sejenis shinkansen sih. Berikut penampakannya.
Salah satu jenis kereta Shinkansen
Salah satu jenis kereta Shinkansen
Salah satu hal yang aku suka dengan kereta ini, kita nggak perlu bingung nunggu di bagian mana untuk naik  gerbong sesuai dengan tiket. Karena di setiap stasiun ada tanda nomor pintu gerbong yang benar-benar tepat. Jadi kalau di tiket aku dapat di gerbong nomor 13, ya tinggal menunggu di tanda nomor 13. Nanti pintu masuk ke gerbonog 13 benar-benar tepat di depan kita.
Tiket Reservasi kursi shinkansen
Tiket Reservasi kursi shinkansen
Harga tiket dari Ueno menuju Echigo Yuzawa adalah 6.460 Yen! Kalau di kurskan ke rupiah kurang lebih 762.280! Mahal kan? Tapi sebagai wisatawan dengan Tokyo Wide Pass cukup bayar 10.000 Yen bisa pakai sepuasnya selama 3 hari. 
Shinkansen Max Tanigawa
Max Tanigawa ternyata merupakan kereta api tingkat! Jadi bukan cuma bus aja yang tingkat, ternyata kereta api juga. Meski moncongnya enggak sebagus yang diatas, tapi bentuk keretanya tingkat tetep bikin aku nggumun. Sayangnya waktu itu enggak ngerti jadi milih tempat duduk di lantai bawah. Nggak bisa pindah sesuka hati seperti di kereta api Indonesia. Karena ada petugas yang ngecek tempat duduk, enggak ada pemeriksaan di cek tiket satu-satu.
Daleman Shinkansen
Daleman Shinkansen
Kesan pertama naik shinkansen adalah nggumun! Naik kereta api enggak pernah se enak dan senyaman ini. Bahkan sama pesawat garuda ekonomi dari Surabaya ke Banjarbaru aja enggak senyaman ini. Kursinya juga bener-bener nyaman buat tidur, enggak bikin capek. Entahlah mau ngungkapin kaya gimana lagi! Speechless! Maklum orang kampung :D.
Naik Shinkansen
Naik Shinkansen
Jarak dari Ueno Station ke Echigo Yuzawa sekitar 200 an km. Dapat ditempuh dengan waktu 1 jam 15 menit. Berapa kecepatannya? Kira-kira sih kecepatannya 200km / jam. Dengan kecepatan seperti itu, tidak terasa ada goncangan seperti ketika naik kereta biasa, suaranya juga aluuuuu banget. Beneran betah buat naik ini. Buat pecinta kereta api, wajib beli JR Pass dan keliling Jepang naik kereta api.

Gitu dulu cerita tentang naik shinkansen yang cuma berhenti sekitar 1 menit di setiap stasiun pemberhentian. Kalau enggak salah, kemarin berhenti di 6 stasiun selama perjalanan dari Ueno menuju Echigo Yuzawa. Lebih banyak tidurnya daripada bangun :D.

Mainan Salju di Echigo - Yuzawa

$
0
0
Salju di Echigo Yuzawa!
Salju di Echigo Yuzawa!
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 75 menit, akhirnya tiba juga di sebuah stasiun yang cukup besar namun benar-benar sepi. Begitu pintu shinkansen terbuka, udara dingin menusuk kulit yang terbalut pakaian 3 lapis. Angin berhembus cukup kencang membuatku ingin segera turun ke underground untuk menuju bagian utama stasiun yang hangat.
Pemandangan di pintu keluar stasiun Echigo-Yuzawa
Pemandangan di pintu keluar stasiun Echigo-Yuzawa
Diluar tampak gerimis  tipis-tipis dengan dominasi landskap warna putih yang memikat. Akhirnya aku bisa melihat salju beneran di Jepang! Sebelum memulai perjalanan mainan salju, ada baiknya makan dulu. Sarapan pagi itu pakai 2 bungkus roti (mungkin) dorayaki seharga 108 Yen per bungkusnya dengan isi gula karamel di dalamnya.

Berbeda dengan  waktu jalan-jalan di Kawaguchiko yang saljunya sudah menjadi es atau bahkan cair. Di Echigo-Yuzawa ini saljunya masih beneran putih! Sebenernya aku berharap mendapatkan hujan salju, hanya hujan gerimis yang turun membasahi jalanan.

Mainan Salju di Yuzawa Kogen Ropeway

Salju di Pinggiran Rumah
Salju di Pinggiran Rumah
Di bawah gerimis tipis-tipis, kami berjalan menyusuri stasiun dan menikmati mainan salju di pinggiran toko maupun parkiran mobil. Ternyata salju itu seperti es tetapi enggak basah saat bersentuhan dengan sarung tangan. Dinginnya juga enggak sedingin es batu kalau menurutku.
Jalanan dekat Echigo Yuzawa

Setelah keturutan mainan salju di sekitar stasiun, ternyata di deket stasiun Echigo-Yuzawa ada Yuzawa Kogen Ropeway! Akhirnya kami memutuskan untukk menuju ke Ropeway tersebut dengan harapan tidak tutup seperti yang ada di Kawaguchiko. Ternyata harapan kami dikabulkan, ropeway terbuka lebar untuk kami asal mau bayar :D.

Pengeluaran di Yuzawa Kogen Ropeway ini cukup banyak :D. Karena selain naik ropeway, kami juga menyewa sepatu buat jalan-jalan cantik di salju. Berikut daftar pengeluaran selama di Yuzawa Kogen Ropeway.

Rental Snow Boots
Rental Snow Boots 500 Yen

  • Snow Boots : 500 Yen untuk 12 jam kalau gak salah.
  • Ropeway 2 way :  1800 Yen
  • Locker Sepatu : 100 Yen
  • Locker Tas : 300 yen
  • Total : 2700 Yen!

Dalam Ropeway
Dalam Ropeway
Ropeway jalan setiap setengah jam sekali dengan lama perjalanan dari bawah keatas sekitar 15 menitan. Waktu itu nunggu enggak terlalu lama, jad enggak tau kenapa kok bisa kecolongan enggak ambil foto di dalem ruangan loket ropeway yang lebih cocok dijadikan seperti pasar kecil modern dengan lantai karpet.

Baca : Persiapan liburan musim dingin di Jepang

Karena sudah checkout dari Grids Hostel dan barang bawaan cukup banyak jadi mending ditinggal di dalam loker biar enggak terlalu banyak beban di pundak. Sehingga bisa menikmati mainan salju sepuasnya :D.
Pegunungan Salju di Echigo Yuzawa
Karena keterbatasan waktu, kami enggak mainan sky. Soalnya sorenya udah punya tiket buat dateng ke Studio Ghibli. Takutnya enggak nuntut buat mainan sky dan balik ke Tokyo. Tidak lama kami berada di bagian atas Echigo-Yuzawa ini karena bergegas ke Stasiun. Takut tertinggal kereta api menuju Tokyo.

Udah enggak sempat ambil foto-foto lagi karena agak lari dan sesampainya di stasiun Echigo-Yuzawa, kereta memang belum datang, tetapi begitu sampai rel tidak lama kereta pun datang. Untuk baliknya dari Echigo Yuzawa memang sengaja tidak memesan kursi, jadi ya masuk ke gerbong yang tanpa reservasi. Untung dapat tempat duduk, dan setauku emang enggak ada yang berdiri sama sekali.

Selama perjalanan aku cuma tidur karena gerbongnya penuh dan gak dapat tempat pinggir jendela. Sedangkan sampingku duduk bapak paruh baya dengan setelan jas yang necis. Jauh berbeda denganku yang kaya orang nggembel :D.

Pulangnya dari Echigo Yuzawa turun di Stasiun Tokyo dan bergegas menuju stasiun Mitaka buat ke Ghibli Museum :D.

Ghibli Museum dari Ghibli Studio untuk Dunia!

$
0
0
Ghibli Museum Japan!
Ghibli Museum Japan!
Setelah mainan salju di Echigo Yuzawa, perjalanan dilanjutkan ke Ghibli Museum. Museum salah satu studio animasi populer di dunia. Sekelas sama Disney lah. Bisa dibilang Ghibli Museum merupakan tempat yang wajib dikunjungi untuk kamu pecinta film animasi dan orang-orang yang berkecimpung di dunia animasi.

Dari Stasiun Tokyo, kami bergegas menuju ke Stasiun Mitaka. Naik JR Chuo Line jurusan Ome yang juga sudah tercover sama Tokyo Wide Pass. Kemarin naik aku naik Chou Line Limited Express dan kebablasen sampai stasiun Hino. Yang bikin rancu Chuo Line Limited Express sama yang biasa cuma pemberhentiannya saja. Jadi kalau naik Limited Express enggak berhenti di semua stasiun.

Bus Lucu ke Museum Ghibli!

Ghibli Museum Bus di depan Ghibli Museum
Ghibli Museum Bus di depan Ghibli Museum
Ada banyak shuttle bus di depan Stasiun Mitaka. Nggak usah bingung, langsung menuju Bus Stop nomor 9. Kalau sudah datang, ada sebuah bus lucu warna kuning dengan hiasan karakter Studio Ghibli. Bus khusus dengan tujuan ke Museum Ghibli.

Tiket Ghibli Museum Bus one way 210 Yen ( sekali jalan menuju museum). Kalau pakai tiket terusan yang dijual di vending machinenya, kamu bisa dapat return dari Stasiun Mitaka ke Ghibli Museum dan dari Ghibli Museum ke Stasiun Mitaka hanya dengan membayar 320 Yen.! Kalau pakai Pasmo, kamu enggak bisa dapat potongan, jadi mending beli tiket terusan di vending machine saja.
Bus Menuju Ghibli Museum
Bus Menuju Ghibli Museum
Karena bus keburu berangkat, nggak sempat moto vending machinenya, jadi langsung naik dan baru bisa moto waktu udah sampai di halte Museum Ghibli. Jam 15.00 sudah sampai di depan Ghibli Museum, karena lapar beli jajanan di Lawson sebanyak 300 Yen an. Sambil nunggu giliran masuk ke Museum.

Perlu diketahui kalau mau datang ke Ghibli Museum ada baiknya untuk reservasi tiket terlebih dahulu, karena sangat jarang loket on the spot itu buka karena memang pengunjung harian di museum ini dibatasi. Kemarin aku beli tiket ke Ghibli Museum pada tanggal 11 Januari 2017. Sedangkan aku datang pada tanggal 20 Februari 2017.  Harga tiket masuk museum untuk dewasa 1000 Yen per orang.

Ghibli Museum yang Memukau!

Totoro di Loket Ghibli Museum
Totoro di Loket Ghibli Museum
Jam 15.30 pintu masuk museum sudah mulai dibuka untuk yang memiliki tiket masuk pukul 16.00. Antrian cukup panjang, oleh karena itu aku masih duduk di taman buat makan roti sambil lihatin orang yang  antri. Mendekati jam 16.00 segera ikut masuk dalam antrian yang masih panjang juga.
Antrian Masuk Ghibli Museum
Antrian Masuk Ghibli Museum
Penjaga loket pembelian tiket masuk on the spot yang waktu itu tutup adalah TOTORO! Disarankan untuk membawa printout dari tiket yang sudah dibeli untuk mempercepat proses masuk, jangan lupa untuk mempersiapkan paspor yang didaftarkan juga.
Ghibli Museum
Ghibli Museum
The Ghibli Museum is a portal to a storybook world. As the main character in a story, we ask that you experience the Museum space with your own eyes and senses, instead of through a camera's viewfinder. We ask that you make what you experienced in the Museum the special memory that you take home with you.
Jadi, untuk menikmati Museum ini tidak diperkenankan untuk mengambil foto. Tapi kamu enggak akan bosen di dalam, karena bener-bener keren. Ketika masuk kamu akan mendapatkan semacam cell film yang terdiri dari 3 frame yang bisa dilihat menggunakan salah satu alat yang aku kurang tahu namanya apa :D.

Begitu memasuki museum, hanya satu kata yang bisa terucap. WOW! Aku langsung masuk ke salah satu ruangan untuk melihat setiap detail hasil karya Studio Ghibli. Salah satu hal yang bikin mata terbelalak keren di lantai satu adalah Bouncing Tototro dalam bentuk 3D Zoetrope! Bener-bener lucu dan keren! Karakter-karakter yang ada di Totoro main lompat tali dan ketika Zoetropenya diputar seperti animasi stop motion.

Selain itu bisa nonton film di teater yang durasinya sekitar 10 menitan. Ada 9 film yang diputar di Saturn Theater Ghibli Museum. Gantian sih muter filmnya. Tiap bulan ganti kalau nggak salah. Kemarin waktu di sana yang diputer Treasure Hunting! Satu orang hanya bisa menonton sekali, tiket akan ditandai apabila sudah nonton, jadi nggak bisa nonton dua kali. Toh, filmnya sama aja sih.

Untuk menuju lantai dua ada 3 cara, yaitu melalui tangga biasa, melalui tangga sprial dan lift. Museum ini bener-bener memperhitungkan disabilitas, sehingga tetap bisa datang ke setiap lantainya. Di lantai dua terdapat berbagai macam hal unik lainnya, mulai dari Cat Bus yang bisa dibuat mainan untuk anak-anak usia dibawah 12 tahun hingga koleksi barang-barang mekanik yang bener-bener keren. Aku nggak ngerti kudu ngomong gimana, toh foto juga enggak  boleh ambil.
Oleh Oleh dari Ghibli Museum
Oleh Oleh dari Ghibli Museum
Ada pembelian buku di lantai dua ini, aku beli buku Ghibli Museum yang dijual seharga 1000 Yen. Dapat dua buku dan satu gambar. Buku tentang Ghibli Museum, Buku tentang Konsep Ghibli Museum dan Gambar Konsep Museum Hayao Miyazaki, sang Sutradara dibalik suksesnya Ghibli Museum.

Kalau tertarik beli oleh-oleh, bisa datang ke Lantai 3. Untuk mata uang Indonesia bisa dibilang harganya cukup mahal, tapi kemanapun kamu pergi apabila melihat barang serupa, harga tidak akan jauh beda. Jadi ya sama aja. Karena penghargaan terhadap hak cipta. Ada pembayaran royalti untuk setiap produknya, seperti makanan atau minuman yang dikenakan pajak 8% di hampir semua tempat penjualan di Jepang.

Aku speechless sih mau cerita apa lagi tanpa ada bantuan foto. Mending langsung datang ke Ghibli Museum saja biar tahu seberapa tahu exitednya aku waktu datang. Setidaknya Museum ini telah berhasil membuatku enggak ngantuk sama sekali!
Straw Hat Caffe di Ghibli Museum
Straw Hat Caffe di Ghibli Museum
Sebelum keluar bisa juga mampir ke Kafe Topi Jerami yang identik dengan anime one piece. Tapi apa Ghibli juga terlibat dalam pembuatannya? Aku kurang tahu sih :D.
Ghibli Museum Bus
Ghibli Museum Bus
Selepas itu kami bergegas menuju ke stasiun Mitaka naik Ghibli Bus untuk menuju Capsule Net Omotenashi no Oyado tempat kami menginap malam terakhir di Tokyo!

Nyobain Udon di Tempura Tendon Tenya Tokyo!

$
0
0
Udon di Tokyo

Sepulang dari Ghibli Museum, naik JR dari Mitaka ke Capsule Net Omotenashi no Oyado mengambil rute dengan JR sebagai berikut
  • Stasiun Mitaka ambil JR Chuo Line jurusan Tokyo
  • Turun di Kanda Station Oper ke Yamanote Line for Ueno / Ikebukuro (counter clockwise ) Platform 3 turun di Okachimachi Station.
Perjalanan kereta diatas sudah tercover sama Tokyo Wide Pass, jadi tinggal nunjukin kartu sakti ke petugas di stasiun JR. Sekeluarnya dari Okachimachi Station sudah lapar, dan suasana jalan masih gerimis. Jarak hostel juga udah enggak terlalu jauh, sambil berteduh akhirnya mampir di salah satu restoran udon dekat stasiun. Kalau nggak salah sih nama restorannya Tempura Tendon Tenya. Ada di pojokan pintu keluar Stasiun Okachimachi.

Udon di Tempura Tendon Tenya! Deket Stasiun JR

Jujur aku enggak berpengalaman sama yang namanya makanan Jepang. Tempura Tendon Tenya dari luar tampak mewah! Dominasi warna kuning pada lampu-lampu di dalam membuat penampilannya bener-bener instagramable! Begitu masuk, seorang pria mempersilakan kami untuk memilih tempat duduk.

Setelah menyuguhkan segelas teh hijau tanpa gula, pelayan tersebut meninggalkan kami dengan sebuah buku menu berbahasa Jepang. Aku cuma bisa saling pandang melihati gambar yang membuat perut mulai melantunkan tembang dangdut koplo. Mungkin dikira mau pesan, pelayan menghampiri kami lagi dan saya minta untuk English Menu. Dari situ dia baru sadar kalau kami enggak bisa baca kanji atau semacamnya.  Apa iya mukaku ini kelihatan seperti penduduk sana ? haha

Buku Menu dalam Bahasa Inggris
Buku Menu dalam Bahasa Inggris
Di dalamnya ada banyak banget pilihan menu yang enggak seberapa aku pahami istilah-istilahnya. Tetep aja aku milih menu berdasarkan gambarnya. Seeggaknya dengan menu bahasa inggris aku bisa tau bakalan dapat apa aja dalam penyajiannya.!

Enggak perlu khawatir dengan penampakan menunya yang ada di buku menu dan aslinya. Karena hampir semua tempat yang aku datangi benar-benar menawarakan WYSIWYG (What You See Is What You Get!) Jadi pesananmu bener-bener sama persis dengan yang ada di buku menu. 

Tempura and Soba Udon
Tempura and Soba Udon
Pada akhirnya pilihanku jatuh pada menu seharga 670 Yen! Lebih murah jika dibandingkan dengan Ramen Naritaya di Asakusa. Tapi menunya kan emang beda :D.  Tidak terlalu lama nunggu, akhirnya pesanan datang. Seperti yang aku bilang kalau penampilan menunya enggak akan berbeda dengan yang ada di buku.
Udon di Jepang
Menu pilihan
Dari menu yang ada, aku paling suka sama labu dan udang gorengnya. Bener-bener enak. Aku bingung mau nyebutin macem-macem yang ada. Sepertinya aku harus belajar dulu sebelum mendatangi sebuah tempat sehingga bisa bener-bener menjelaskan tentang macam-macam masakan.


Berhubung enggak ngeh tentang cara makannya, jahe tumbuk aku campur dengan kuah coklat yang diatas itu, setiap gorengan yang mau dimakan aku celupin dulu :D. Sedangkan mienya ya  langsung santap menggunakan sendok yang sudah disediakan.

Berhubung enggak ada wifi di tempat ini aku enggak terlalu lama makan di sini dan bergegas untuk melanjutkan jalan kaki ke penginapan yang jaraknya enggak terlalu jauh dari tempat ini. 

Capsule Net Omotenashi No Oyado, Hostel Capsule Recomended di Tokyo

$
0
0
Capsule Net Omotenashi No Oyado letaknya cukup strategis, yaitu di kawasan Ameya Yokocho atau yang sering dikenal dengan Ameyoko, sebuah kawasan perbelanjaan murah di Tokyo. Angin kencang di malam hari musim dingin benar-benar membuatku mengurungkan niat untuk mengambil foto diluar. Jadi enggak pakai lama langsung masuk dan check in.

Semalam di Capsule Net Omotenashi No Oyado

Capsule Net Omotenashi No Oyado

Capsule Hostel ini bisa dibilang cukup ramai, dengan prosedur pelayanan standard kami cukup menunjukkan paspor dan membayar lunas penginapan semalam. Waktu itu aku kena harga 3500 Yen untuk satu malam. Lebih mahal jika dibandingkan dengan Grids Hostel di Akihabara dan Enaka Asakusa Central Hostel.

Sebelum mendapatkan kunci kamar, kita diminta untuk menyimpan sepatu di loker, kunci loker kemudian kita tukarkan dengan kunci kamar. Selain mendapatkan handuk, kita juga diminta untuk menggunakan piyama yang disediakan oleh hostel. Mungkin untuk membedakan mana pengunjung dan yang bukan.

Loker yang disediakan di Capsule Net Omotenashi No Oyado cukup besar, bahkan tas dan semua perlengkapanku bisa masuk di dalamnya. Jadi di dalam kamar kapsul enggak perlu bawa tas yang menuh-menuhin.

Selain itu terdapat meja rias yang berisi fasilitas cukup lengkap, disediakan sikat gigi, odol dan pencukur jenggot secara gratis. Shampoo dan Sabun di setiap kamar mandinya juga bisa digunakan secara gratis.

Capsule Net Omotenashi No Oyado
Capsule Net Omotenashi No Oyado
Fasilitas mesin cuci di tepat berada di depan kamar mandi, kemarin sempat mau nyuci sekalian, tapi berhubung cuma semalam dan kebetulan mesin cucinya lagi dipakai yang lain dan aku males nungguin, enggak jadi nyuci baju di hostel ini deh.

Apabila naik ke lantai dua kita bisa menemui tempat makan dan ruang baca, ada banyak buku yang bisa dibaca on the spot maupun memesan makanan. Selain itu ada sevel yang terhubung dengan hostel ini. Jadi enggak perlu keluar hostel kalau cuma buat belanja.
Hostel Capsule di Tokyo
Hostel Capsule di Tokyo
Sedangkan wifi enggak diragukan lagi. Sepertinya memang sudah standard kalau wifinya mantap jaya! Deretan dorm capsule room berjejer rapi dalam dua tingkat. Setiap capsule ini memiliki dilengkapi dengan televisi, alarm, dan colokan listrik.

Overall Capsule Net Omotenashi No Oyado ini cukup recomended buat yang mau stay, terutama yang memiliki budget yang lumayan. Terletak di lokasi yang strategis dan memiliki banyak fasilitas membuatku bener-bener nyaman. Cuma budgetnya yang kurang nyaman :D. 

Lokasi Capsule Net Omotenashi No Oyado Tokyo

Pintu Depan Capsule Net Omotenashi No Oyado
Pintu Depan Capsule Net Omotenashi No Oyado



Untuk menuju lokasi hostel capsule recomended di Tokyo ini, kamu bisa turun stasiun Okichimachi atau Ueno, setelah itu tinggal jalan kaki dikit udah sampai deh di hostel ini. Gunakan wifi gratisan dan GPS untuk menemukannya, karena awalnya enggak kelihatan seperti hostel. Dan ada bebereapa hostel serupa yang ada di dekat lokasinya.

Jalan Jalan di Ameya Yokocho / Ameyoko Tokyo

$
0
0
Ameya Yokocho / Ameyoko
Jam menunjukkan sekitar pukul 8 pagi ketika kami checkout dari Capsule Net Omotenashi No Oyado. Angin di musim dingin berhembus cukup kencang membuat kulit bagai ditusuk-tusuk jarum. Bener kata orang, dinginnya winter di Jepang itu enggak seberapa, cuma anginnya yang bikin enggak kuat.

Hari terakhir di Tokyo dihabiskan dengan jalan-jalan di Ameyoko dan melanjutkan perburuan patung captain tsubasa yang kurang dikit. Sambil menunggu keberangkatan bus malam menuju kota selanjutnya acaranya cuma jalan-jalan di sekitar Stasiun Tokyo dan mampir ke Imperial Pallace.

Belajar dari Penjual Kebab di Ameyoko!

Ameya Yokocho / Ameyoko di pagi hari
Ameya Yokocho / Ameyoko di pagi hari
Untuk yang mau berburu oleh-oleh, Ameyoko merupakan salah satu pilihan tepat. Karena harga yang ditawarkan benar-benar miring jika dibandingkan di Harajuku. Karena perjalanan masih dapat setengahnya, aku enggak belanja oleh-oleh di Ameyoko. Berat cyiint bawaannya. Apalagi aku cuma bawa 1 daypack 25L untuk trip selama 12 hari ini.

"Hallo Bro, mampir makan sini. Halal" Ujar salah seorang pria bule penjual Kebab yang membuatku sedikit tercengang. Setidaknya ada dua hal yang membuatku sedikit bingung, pertama dia cukup faseh berbasa Indonesia dan yang kedua dia bisa tahu kalau aku orang Indonesia. Sambil senyum-senyum membalas ajakannya aku bergegas melanjutkan jalan-jalan di Ameyoko.

Sebenernya tujuan main kesini cuma pengen tahu dan melihat langsung sebuah toko bernama Fathimah. Toko ini bisa dibilang toko kelontong Indonesia. Berhubung lokasinya berada di ujung satunya, akhirnya kami kembali melewati 3 penjual kebab yang saling menawarkan dagangannya. Kami memutuskakn untuk berhenti dan makan di Oskar Kebab yang penjualnya cukup faseh berbahasa Indonesia meski kosa katanya tidak begitu banyak.

Di Kebab ini aku memesan satu porsi Kebab Bowl seharga 600 Yen. Dalam kebab bowl ini isinya cuma nasi,  daging dan sayuran yang ada dalam kebab. Satu hal yang membuatku suka makan di Oskar Kebab ini adalah rasa pedas yang ditawarkan oleh sambal tingkat very hot. Beneran Pedes!
1 Porsi Kebab Bowl di Oskar Kebab
1 Porsi Kebab Bowl di Oskar Kebab
1 Porsis Kebab Bowl sudah lebih dari cukup, bahkan membuatku super duper kenyang. Awalnya enggan untuk menghabiskan, tapi karena santai akhirnya habis juga. Aku suka sama perpaduan pedas dan dagingnya yang enak. Boleh lah jadi alternatif makanan halal di Tokyo, karena ditokonya tercantum logo halal.

Dia memberikan segelas orang juice GRATIS! Padahal di menunya di bandrol dengan harga 300 Yen. Hahaha. Karena enggak begitu rame, aku sempat ngobrol sama penjualnya. Penasaran aja, bagaimana mereka bisa berbahasa Indonesia cukup lancar. Aku pun bertanya

"Kok bisa ngomong Indonesia?" Tanyaku ke penjualnya
"Indonesia, i can only speak a little bit. For business only" jawabnya.

Jawabannya bener-bener jujur apa adanya. "For business only!". Untuk bisnis dan mengakrabkan diri dengan calon pembeli mereka belajar bahasa Indonesia, minimal untuk sekedar say hello dengan pembeli. Ini jadi sebuah pelajaran juga buatku yang jualan online :D .
Senantiasa Berdizikir sambil nunggu pembeli (lagi)
Senantiasa Berdizikir sambil nunggu pembeli (lagi)
Cuma ada dua pegawai di outlet ini, satu bertugas untuk menyajikan pesanan sedangkan yang satunya bertugas untuk menyapa orang-orang yang lewat dengan keterampilan ngomong macem-macem bahasa. Ternyata enggak cuma bahasa Indonesia saja, ternyata mereka bisa bahasa korea, mandarin, arab, india dan masih ada beberapa bahasa yang aku enggak ngeh. Bahkan dalam beberapa kasus dia enggak ragu untuk merangkul pundak seorang wanita jepang yang akhirnya pun membeli di warung kebabnya. Brilliant! Saat diam ternyata dia berdzikir dengan satu tangan dibelakang memegang tasbih. Subnalallah sekali bukan?
Oskar Kebab di Ameyoko, Tokyo
Oskar Kebab di Ameyoko, Tokyo
"You are my Bro, dont forget to come here when you are in Tokyo!" Sebuah kalimat terakhir sebelum kami meninggalkan kedainya dan melanjutkan perjalanan mencari toko Fathimah di Ameyoko. Ternyata tokonya beneran ada :D
Plang Toko Fathimah!
Plang Toko Fathimah!
Apesnya enggak ambil foto toko ini sama sekali. Jadi inget obrolan sama uchik tentang penyesalan dari sebuah perjalanan. Enggak banyak stock foto yang aku miliki. Terkadang cuma teringat, ah kenapa aku enggak ambil foto ini, ini dan ini. Atau kita terlalu menikmati perjalanan sehingga enggak sempat mengabadikan moment melalui bingkai digital? Entahlah, yang namanya penyesalan memang ada di belakang, karena kalau didepan namanya pendaftaran.

Katsushika Pinggiran Tokyo yang Memikat

$
0
0

Salah satu sudut Katsushika
Salah satu sudut Katsushika
Dari Ameyoko Tokyo yang super duper rame, kami kembali melanjutkan perjalanan ke kawasan Katsushika, pinggiran Tokyo untuk melanjutkan pencarian beberapa patung tsubasa yang tertinggal. Dari Ameyoko jalan kaki menuju ke Stasiun Ueno mampir ke YAMASHIROYA, salah satu toko mainan. Aku nemu tempelan kulkas CUMA 500 yen dapat 3. Gambar One Piece :D. Gantungan kulkas murah ini ada di lantai 3 kalau enggak 4. Toko Ini bisa dijadikan referensi tempat belanja mainan selain di Mandarake Akihabara. Lokasi tokonya berada di seberang jalan pintu masuk Stasiun Ueno yang JR. Ada macem-macem mainan mobil dari Tomiya dan  masih banyak lagi :d.

Melihat Kehidupan Anime di Katsushika

Dari St. Ueno menuju ke Katsushika tempat dimana patung tsubasa berada aku turun di Stasiun Keisei Tateishi. Kemarin udah nemuin patung-patung deket Stasiun Yotsugi, sekarang ambil rute sebaliknya, dari Keisei Tateishi. Adapun rute menuju Keisei Tateishi Station dari Ueno bisa mengikuti rute dibawah ini
  • Dari Ueno Station naik Ginza Line jurusan Asakusa (Platform 2)
  • Dari Asakusa Station naik Asakusa Line jurusan Imbanihon-Idai (Platform 2)
  • Turun di Keisei Tateishi 
Biaya dengan rute tersebut adalah 440 Yen! Dan ini aku udah mulai bayar karena udah enggak punya kartu sakti lagi. Maklum, udah hari terakhir di Tokyo jadi enggak beli kartu sakti. Begitu keluar stasiun dan mau nyebrang rel bener-bener kerasa seperti di film-film anime :D. Mulai dari plang keamanan hingga suara sirine di persimpangan. 
Persimpangan Kereta di Jepang
Persimpangan Kereta di Jepang
Jalanan juga relatif sepi meski di hari senin. Beberapa orang tampak berjalan beriringan dengan anjingnya. Tampak juga beberapa orang tua duduk berjemur dibawah terik matahari yang dingin karena suhu udara yang kurang dari 10 derajat. Angin berhembus cukup kencang membuat panas matahari yang hanya terasa hangat lenyap seketika. Ini salah satu hal yang membuatku rindu panasnya Indonesia :D.
Jalanan di kawasan Katsushika
Jalanan di kawasan Katsushika
Jajan di Pasar
Setelah perburuan patung tsubasa selesai, aku berada di wilayah perbelanjaan (baca: pasar). Satu hal yang membuatku berhenti untuk mencoba adalah kedai Taiyaki yang ada di pojokan. Sepotong Taiyaki bentuk ikan isi coklat dibandrol dengan harga 170 Yen.
Toko Taiyaki
Toko Taiyaki
Ternyata enggak semuanya dicetak dulu, karena beberapa sudah ready stock cuma diletakkan ke mesin penghangat makanan. Ada beberapa pilihan rasa yang ada, dan sepertinya enak semua. Tapi karena perut masih kenyang gegara makan kebab, akhirnya  aku cuma bisa makan 1 :D.
Kue Taiyaki Ikan Khas Jepang
Kue Taiyaki Ikan Khas Jepang
Kuenya enak seperti terang bulan manis tapi enggak berongga, mirip tekstur lembut kue sus dengan pasta coklat di dalamnya  yang enggak terlalu meleleh. Cara bikin juga enggak susah kalau lihat di tokonya. Cukup masukkan adonan ke dalam cetakan, panaskan hingga mulai mengeras, tambahkan pasta dan tumpuk dua cetakan jadi satu. Setelah itu jadi deh kue Taiyakinya :D. Kalau ke Jepang jangan sampai melewatkannya!
Daftar menu dan harga Kitchen Origin
Daftar menu dan harga Kitchen Origin
Di seberang toko Taiyaki ini ada Kitchen Origin. Kalau di Indonesia seperti warung yang jual sayuran mateng gitu. Harga dan variasi makanannya lebih miring jika dibandingkan yang ada di Family Mart, Sevel dan convenience store lainnya. Ini tersebar di beberapa tempat di Jepang. Jadi bisa buat alternatif tempat belanja makanan di Jepang. Dan kalau beruntung, harganya juga miring kalau udah malam. Setiap jenis makanan ada jamnya sendiri.
100 Yen Shop
100 Yen Shop
Selain itu juga mampir di 100 Yen shop, dimana hampir semua barang dibandrol dengan harga seratus yen. Meski ada beberapa item yang dijual diatas harga itu tetapi mayoritas barang dijual dengan harga 100 Yen. Siapa tahu nemu oleh-oleh di toko semacam ini. Kalau gak gitu juga nemu kebutuhan seperti charger handphone dan sejenisnya. Ada di toko ini :D.

Jam sudah menunjukkan setengah 3, kami harus bergegas untuk ke Stasiun Tokyo, titip tas di loker dan jalan-jalan ke Imperial Pallace yang enggak terlalu jauh dari Stasiun.

Nunggu Willer Bus Ke Kyoto, Keliling Sekitar Stasiun Tokyo!

$
0
0
Willer Bus Tokyo Kyoto

Dari Keisei-Tateishi menuju Tokyo membutuhkan perjalanan yang cukup panjang dengan rute berikut ini.
  • Naik Subway Keisei-Oshiage Line jurusan Haneda-Airport Domestic Terminal
  • Turun di Asakusabashi Station dan oper ke Asakusabashi JR Station buat naik kereta JR
  • Chuo-Sobu Line(Local) Jurusan Nakano berada di Platform 1 Stasiun JR Asakusabashi
  • Turun di Akihabara Station dan Oper Keihintohoku Line jurusan Ofuna di Platform 4
  • Turun di Stasiun Tokyo
Dengan lama perjalanan kurang lebih 30 menit menghabiskan biaya sekitar 500 Yen. Cukup mahal bukan jika dibandingkan kartu sakti yang mencover berbagai rute kereta.

Sesampainya di Stasiun Tokyo, jam sudah menunjukkan sekitar pukul 16.00, kami bergegas menuju Imperial Pallace. Sebelum itu ada baiknya nitip tas di loker yang tersedia. Biar enggak bawa barang terlalu berat. Dan ketika nitip loker, jangan lupa lokasinya lokernya, karena ada banyak tempat yang juga bikin bingung :D. Bahkan aku ambil foto loker biar nanti gampang nyarinya :D.

Coin Locker in Tokyo
Coin Locker in Tokyo
Jam penitipan coin locker aku juga kurang tau sih. Kalau nggak salah sekitar seharian / 24 jam. Tapi ya kurang memperhatikan juga. Soalnya kemarin cuma mau nitip beberapa jam karena malamnya mau lanjut perjalanan ke Kyoto naik Willer Bus. 

Pelajaran Penting dari Imperial Palace Tokyo

Jalan kaki dari Stasiun Tokyo ke Imperial Palace membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dengan jarak sekitar 500an meter. Emang enggak terlalu jauh si, ditambah udara dingin selama perjalanan membuat keringat tidak mengucur sama sekali. Cuma capek. Selama perjalanan sempat terheran-heran dengan beberapa item yang terparkir rapi di pinggiran jalan seperti sepeda pancal di bawah ini.
Sepeda Pancal di Tokyo
Sepeda Pancal di Tokyo
Apa enggak berat ya mancal sepeda dengan dua roda besar seperti gambar diatas? Entahlah. Yang jelas ini harganya lebih mahal daripada polygon yang aku punya di rumah :D.
Mobil Listrik Roda 3
Mobil Listrik Roda 3
Mobil listrik roda 3 yang selama ini cuma bisa aku lihat di fesbuk dan youtube ternyata emang sudah ada beneran di Jepang. Sayangnya waktu itu cuma diparkir dipinggir jalan aja sih, enggak ada mamah-mamah muda yang naikin #eh.

Baca : Persiapan Backpacker ke Jepang

Sesampainya di Imperial Palace, ternyata sudah tidak menerima kunjungan. Karena jam 4 sore sudah tutup. Ini jadi sebuah pelajaran penting kalau kita perlu LIHAT JADWAL buka dan tutup suatu tempat. Jadi ya cuma bisa lihat dari luar kawasan steril dari pembangunan modern Tokyo. Yang mana bawahnya tidak dilewati kereta jenis apapun.
Imperial Palace Tokyo
Imperial Palace Tokyo
Daripada bengong dan kedinginan karena anginnya lumayan kenceng, akhirnyna kami putuskan untuk kembali ke stasiun Tokyo. Sore itu kebetulan sudah memasuki jam pulang kerja, jadi kondisi jalan mulai rame pejalan kaki.
Jalanan di Tokyo
Jalanan di Tokyo
Mendekati stasiun tokyo, ternyata ada sederetan tempat makan yang harganya bisa dibilang murah. Padahal ini letaknnya ada di pusat Tokyo lho. Nggak percaya? Ini beberapa foto yang aku ambil di barat stasiun tokyo
Nasi, Telur Mata Sapi, Rumput Laut 250 Yen
Nasi, Telur Mata Sapi, Rumput Laut 250 Yen
Bener-bener menu super duper hemat. Tetapi perut belum lapar, masih kenyang makan Taiyaki. Akhirnya balik lagi ke Stasiun dan pusing keliling nyariin loker dimana tadi nyimpen tas. Meski udah dicatet dengan baik bahkan di foto, masih tetep bingung aja nyari lokernya :D. Ini dikarenakan pintu waktu kita keluar dengan pintu kita masuk berbeda jadi bingung deh.
JR Tokyo Station
JR Tokyo Station
Sambil menunggu gelap, akhirnya nongkrong di McD. Pesen burger sama kentang goreng sekaligus minum seharga 500 Yen. Nungguin jam sampai jam 8 an malam. Setelah itu cabut jalan-jalan di sekitar Tokyo Station.

Keliling nungguin jam 10 malam di sekitar Tokyo Station bener-bener menyiksa. Padahal suhu udara cuma 6 derajat, tapi angin yang berhembus super duper kenceng bikin tangan bener-bener kedinginan. Selama di Jepang, malam di sekitar Stasiun Tokyo bener-bener bikin aku nggak kuat dinginnya. Sampai akhirnya aku menggunakan heat charger biar enggak kedigingan.
Berhubung udah enggak kuat, akhirnya segera diakhiri saja jalan-jalan di sekitar stasiun. Dan langsung ke pangkalan bus Willer yang sebenernya enggak cuma buat Willer aja. Perut sakit dan ketika main ke toiletnya beneran bagus. Hahahaha
Tombol di WC Jepang
Tombol tombol kenikmatan di WC :D
WC duduk dengan bagian pantat yang hangat dengan beragam tombol asyik untuk dicoba. Bener-bener nyaman untuk buang hajat :D. Selama ini di stasiun, toilet cowok enggak ada yang sebagus di parkiran bus willer ini.

Naik Willer Bus dari Tokyo ke Kyoto

Willer Bus Tokyo - Kyoto
Willer Bus Tokyo - Kyoto
Jam 22.00 tetapi willer bus yang harusnya mengantar kami ke Kyoto belum nongol juga. 10 Menit setelahnya baru datang. Bus datang dan cuma stay sekitar 5 - 10 menit setelah itu berangkat. Jadi ada baiknya sudah standby sebelum bus datang,karena kalian enggak akan ditunggu.

Bahkan untuk ambil foto aja enggak sempat, karena udah keburu. Telat  10 menitan cuy. Di dalam busnya cukup nyaman. Dengan colokan listrik dan penutup kepala. Selimut juga disediakan sehingga bisa bener-bener tidur di perjalanan.

Sesekali bangun waktu nyampek di Jalan tol. Bahkan ketika di rest area pun enggak dibangunin lho. Beda sama JJ Bus Myanmar yang diminta turunn ketika sampai di rest area. Oh iya, harga yang aku dapatkan kemarin itu sekitar 4800 Yen per orang.

Sedikit tips kalau mau pesen willer, coba pesen jauh-jauh hari supaya bisa dapat harga murah. Karena kapan hari temen mau beli dapet harga 8000 yen untuk rute yang sama. Akhirnya naik bis lain yang lebih murah. Seenggaknya dengan naik bus malam untuk pindah kota bisa menghemat akomodasi untuk penginapan lho :D.

Bisa dibilang Willer Bus merupakan salah satu operator bus yang menyediakan informasi menggunakan bahasa inggris,  sedangkan bus lain aku belum menemukannya. Selamat Tinggal Tokyo! Aku nulis itenary di Tokyo dulu yak, baru nanti aku lanjut cerita perjalanan di Nara, Kyoto dan Osaka :D.

Itinerary Jalan-Jalan di Tokyo 6D 5N ala Backpacker Cuma 6 Jutaan

$
0
0
Itenerary dan Biaya Backpackeran Murah di Tokyo
Itenerary dan Biaya Backpackeran Murah di Tokyo
Selama 12 hari di Jepang, sebagian besar waktu dihabiskan di Tokyo. Sebelum melanjutkan tulisan tentang perjalanan di Kyoto dan Osaka aku mau nulis dulu Itinerary selama 6D 5N di Tokyo. Dengan total budget 6 Juta! Karena takutnya kalau kelamaan enggak nulis jadi rempong banget, soalnya puanjang. Jadi aku kumpulin dikit-dikit nanti di akhir rangkaian tulisan bakal aku publish budget keseluruhan untuk trip selama di Jepang selama 12 Hari.

Day 1 Tokyo - Ueno Park -  Tokyo University -  Katsushika - Halal Ramen Naritaya - Sensoji Temple

Patung Tsubasa di Katsushika
Patung Tsubasa di Katsushika

AKTIVITASNOTESHOW TOYEN
Tokyo Metro 2D Pass48 Jam setelah dipakai, syarat beli pakai pasporTourist Information1200
Pasmo CardIsi 3000 Yen, Deposit 500 YenDeket Pintu Masuk Stasiun Kereta500
Tidur di HanedaCari yang jauh dari jalan

SarapanOnigiri
140
JR Tokyo Wide Pass 3D

10000
Ueno Park¥690 Cover by Tokyo Metro 2D Pass
  • Keikyu-Kuko Line Jurusan Imbanihon-Idai > Sengakuji Station
0

  • Asakusa Line jurusan Keisei-Sakura > Ningyocho

  • Hibiya Line jurusan Tobu-Dobutsukoen > Ueno Station
Starbuck Ueno Park
Jalan Kaki500
Tokyo University
Jalan Kaki0
Ennaka HostelHostel. ¥450 Cover by Tokyo Metro 2D Pass
  • Todai-Mae Station : Namboku Line Jurusan Hiyoshi > Kōrakuen
0

  • Kuramae Station :Oedo Line Platform 4 jurusan Hikarigaoka > di Ueno-okachimachi

  • Pindah ke Ginza Line turun di Asakusa Station dan jalan kaki ke Enaka Asakusa Central Hostel
Berburu Patung Tsubasa di Katsushika
¥320 cover by Tokyo Metro 2D Pass
Dari St. Asakusa naik Asakusa Line jurusan Imbanihon-Idai Platform 2 turun di Yotsugi Station0
Balik Hostel¥320 cover by Tokyo Metro 2D Pass

Dari Yotsugi Station ke Asakusa Station
Keisei-Oshiage Line Jurusan Haneda-Airport Domestic Terminal 0
Jajan SeharianOnigiri, Roti, Minum
500
Makan di NaritayaRamen 700, Apple Juice 250Jalan Kaki950
Enaka Asakusa Central Hostel2 Malam
5500
Sub Total

19290
Convert To IDR (1 JPY = 118 IDR)

2.265.600
Total Pengeluaran hari pertama kalau di rupiahkan adalah 2.265.600. Daftar Cerita Tokyo Hari Pertama

Day 2 - Tsukiji Fish Market - Tokyo Tower - Tokto Diver City

Tokyo Tower Japan
Tokyo Tower Japan

AKTIVITASNOTESHOW TOYEN
Tsukiji Fish MarketCover by Tokyo Metro
  • Asakusa Line jurusan Nishi-Magome (Platform 1) 
  • Turun Higashi-ginza Station 
  • Oper ke Hibiya Line jurusan Kita-Senju 
  • Turun di Tsukiji Station 220Yen
0
Makan di Tsukiji
  • Bulu Babi 1200
  • Belut Bakar 200
  • Sashimi 1500
  • Matcha Ice Cream 400

3300
Jum'atan di Arabic Islamic Institute180 Yen Cover by Tokyo Metro
  • Tsukijishijo Station Jurusan Hikarigaoka (Platform 1) - Stasiun Azabu-juban 
0
Tokyo Tower180 Yen (Subway), HTM 900 Yen, Jajan 180 Yen
  • Azabu-juban Station naik Oedo Line 各停 Tocho-Mae via Daimon / Ryogoku (Platform 1) dan turun di Daimon Station ()180 Yen
1080
Tokyo Diver City270 Yen (Rinkai Line)
  • Jalan kaki ke Akabanebashi Station
  • Di Akabanebashi Station ambil Oedo Line tujuan Tocho-Mae via Daimon / Ryogoku (Platform 1)
  • Turun di Tsukishima Station
  • Ganti Yurakucho Line jurusan Shin-Kiba, turun di Shin-Kiba Station
  • Oper ke Rinkai Line jurusan Kawagoe dan turun di Tokyo Teleport
270
Enaka Asakusa Central Hostel320 Yen (Kereta Yurikamome)
  • Dari Stasiun Tokyo Teleports jalan kaki ke Odaiba-kaihinkoen Station
  • Naik Yurikamome tujuan Shimbashi dan turun di Shimbashi Station
  • Dari Shimbasi Station oper ke Asakusa Line jurusan Aoto (Platform 2)
  • Turun di Asakusa Station dan jalan kaki ke Penginapan
320
Makan MalamNasi Goreng + Soda
1200
Sub Total

6170
Convert To IDR (1 JPY = 118 IDR)

728.060

Pengeluaran untuk hari kedua kalau di kurskan ke rupiah, kurang lebih 728.060. Berikut daftar cerita untuk perjalanan hari kedua di Tokyo
Kawaguchiko Station
Kawaguchiko Station

AKTIVITASNOTESHOW TOYEN
Otw Kawaguchiko180 Yen Tokyo Metro Not Cover
  • Asakusa Line jurusan Nishi-Magome (Platform 1) turun di Asakusabashi Station.
180

170 cover by TWP
  • Asakusabashi Station oper ke JR Line Chuo-Sobu Line(Local) jurusan Nakano (Platform 1) dan 
  • Turun di Shinjuku
-

2770 cover by TWP
  • Dari Shinjuku, naik Chuo Line-Limited ExpressAzusa 55 jurusan Matsumoto turun di Otsuki Station
-

1140 cover by TWP
  • Otsuki Station masih naik Fujikyuko Line Fuji-Tozan-Densha 1 jurusan Kawaguchiko
-
Jajan di Kawaguchiko
Onigiri, Roti, Minum500
Kawaguchiko – AkihabaraCover by TWP
  • Fujisan View Express – Otsuki
-

2770 cover by TWP
  • Dari Otsuki Station naik Chuo Line-Limited ExpressSuper Azusa turun Shinjuku
-

170 cover by TWP
  • Dari Shinjuku naik Chuo Line jurusan Tokyo turun Ochanomizu Station
-

140 cover by TWP
  • Dari Ochanomizu Station oper Chuo-Sobu Line(Local) jurusan Tsudanuma (Platform 3) turun di Akihabara
-
Homecafe Akihabara1800 Yen DibayariJalan kaki dari hostel0
Indian Restaurant950 YenNasi dan Ayam Pedas950
GRIDS Hostel Akihabara6200 2 malam
6200
Sub Total

7830
Convert To IDR (1 JPY = 118 IDR)

923.940

Pengeluaran hari ketiga kurang lebih 923.940. Sedangkan untuk cerita perjalanan hari ketiga bisa dibaca di 
Shinjuku Station
Shinjuku Station

AKTIVITASNOTESHOW TOYEN
Otw Shibuya200 Yen Cover TWPYamanote Line Tokyo / Shinagawa (Clockwise). Platform 3 0
Shibuya Crossing, Hachiko Statue, Supeinzaka--0
Jajan di Family MartOnigiri, Dorayaki, Minum
500
Otw Harajuku140 cover by TWPDari Shibuya jurusan Shinjuku / Ikebukuro (Clockwise) / Platform 10
Jajan Kebab

500
Meiji ShrineGratisjalan kaki0
Otw Shinjuku140 cover by TWPHarajuku Station – Yamanote Line for Shinijuku / Ikebukuro (Clockwise) Platformm 20
Tokyo Metropolitan Goverment BuildingGratisJalan underground dari Shibuya
Starbuck Shinjuku

500
Otw Grids Hostel170 cover by TWPShinjuku Station - JR Chuo-Sobu Line(Local) jurusan Chiba – Turun Akihabara0
Makan Malam Beli Nasi Putih Aja

125
SUB Total

1625
Convert To IDR (1 JPY = 118 IDR)

191.750
Pengeluaran untuk hari keempat kurang lebih cuma 191.750 saja. Hemat banget soalnya banyak jalan kaki kelilingnya. Enggak ada HTM tempat wisata (baca : enggak masuk ke tempat wisata berbayar). Cerita untuk hari keempat ini bisa dibaca di
Salju di Echigo Yuzawa
Salju di Echigo Yuzawa

AKTIVITASNOTESHOW TOYEN
Otw Ueno Station140 cover by TWPSt. Akihabara naik JR Yamanote Line tujuan Ueno / Ikebukuro (Counter-Clockwise) Platform 20
Otw Echigo Yuzawa6460 cover by TWPShinkansen Ueno St. - Echigo Yuzawa0
Sarapan di Echigo YuzawaMakan dorayaki 2 bungkus. 1 bungkus 108 Yen
216
Mainan Salju dan Ropeway
  • Sewa Sepatu Boot 500 Yen
  • Sewa Loker 250 per orang (tas buat berdua, sepatu satu)
  • Ropeway PP 1800 
Jalan kaki dari St. Echigo Yuzawa ke Ropeway500
250
1800
Otw Tokyo Station6460 cover by TWPEchigo Yuzawa - Tokyo0
Otw Mitaka Station390 cover by TWPSt. Tokyo JR Chuo Line jurusan Ome - St. Mitaka0
Ghibli Museum 
  • Ghibli Ticket 1000
  • Beli Buku 1000

  • Bus Ticket PP 320

320
1000
    1000
      Jajan di Lawson / Family Mart Roti isi Daging
      300
      Otw Capsule Nmet Omotenashi no Oyano390 cover by TWP
      • Mitaka St JR Chuo Line jurusan Tokyo. 
      • Turun di Kanda Station 
      • Oper Yamanote Line for Ueno / Ikebukuro (counter clockwise) Platform 3 
      • Turun Okachimachi St.
      0
      Makan Udon
      Jalan deket St. Okachimachi700
      Capsule Net Omotenasho No Oyado
      Jalan Deket St. Okachimachi3500
      SUB Total

      9586
      Convert To IDR (1 JPY = 118 IDR)

      1.131.148

      Total pengeluaran hari 5 apabila di kurs ke rupiah, kurang lebih habis 1.131.148. Sedangkan cerita hari kelima bisa disimak di 

      Day 6 Main ke Katsushika dan Keliling Sekitar Tokyo Station + Naik Willer Bus ke Kyoto

      Willer Bus Tokyo - Kyoto PP
      Willer Bus Tokyo - Kyoto PP

      AKTIVITASNOTESHOW TOYEN
      Sarapan Kebab di AmeyokoKebab Bowl 600Jalan kaki dari hostel600
      Otw Keisei Tateishi

      • Ueno St. ambil Ginza Line Platform 2 jurusan Asakusa 
      • Turun Asakusa Oper ke Asakusa Line Platform 2 jurusan Imbanihon-Idai – 
      • Turun di Kesei Tateishi
      440
      Jajan TaiyakiRasa CoklatJalan Jalan di sekitar stasiun170
      Otw Tokyo Station

      • Naik Subway Keisei-Oshiage Line jurusan Haneda-Airport Domestic Terminal
      • Turun di Asakusabashi Station dan oper ke Asakusabashi JR Station buat naik kereta JR
      • Chuo-Sobu Line(Local) Jurusan Nakano berada di Platform 1 Stasiun JR Asakusabashi
      • Turun di Akihabara Station dan Oper Keihintohoku Line jurusan Ofuna di Platform 4
      • Turun di Stasiun Tokyo
      500
      Sewa Loker500 yen berdua
      250
      Jajan di MCD

      500
      Willer Bus Tokyo – KyotoBooking Desember
      • Jalan Kaki dari St. Tokyo
      4800
      SUB Total

      7260
      Convert To IDR (1 JPY = 118 IDR)

      856.680
      Jadi total pengeluaran untuk hari keenam itu 856.680. Itu sudah termasuk dengan Willer Bus. Kalau tanpa willer bus cuma habis sekitar 290.280. Jadi Kalau ditotal selama 6 hari di Tokyo, aku menghabiskan total dana kurang lebih 6.097.178.

      Cerita hari terakhir di Tokyo bisa dibaca di 
      Kalau enggak pakai willer bus, mungkin habisnya enggak sampai 6 jutaan. Semoga Itinerary backpacker 6 hari di Tokyo bisa jadi referensi liburan hemat kamu ke Jepang. Untuk perjalanan di Nara, Kyoto dan Osaka akan aku tulis secepatnya ketinggal luang. Mohon maaf kalau ada yang terlewat belum ketulis, soalnya ada beberapa item yang kelewatan nggak ketulis.

      Dinginnya Mentari di Nara Deer Feeding

      $
      0
      0
      Jam menunjukkan sekitar pukul 04.30 ketika willer bus dari Tokyo tujuan Kyoto berhenti tepat di depan Stasiun Tokyo. Suhu udara di Kyoto pagi itu bener-bener dingin,  yaitu -2 derajat. Ini merupakan suhu paling dingin yang pernah aku rasakan. Meskipun cukup dingin, beruntung pagi itu tidak ada angin yang berhembus kencang, sehingga kami bergegas untuk masuk ke Stasiun Kyoto untutk mencari wifi dan mencari tempat yang hangat.

      Untuk menghemat pengeluaran di Kyoto selama dua hari, ada baiknya membeli 2 Day SightSeeing Pas. Kalau gak mau ribet juga bisa pilih-pilih Kyoto Tour. Kamu bisa membeli 2 Day SightSeeing pass ini di Tourist Information Center stasiun. Buka mulai jam 9.30 sampai jam 19.00. Daripada bengong di stasiun tokyo nunggu Tourist Information Center buka, akhirnya kami reschedule itinerary supaya lebih efektif dengan cara pergi ke Nara terlebih dahulu untuk melihat rusa-rusa yang ada di sana.

      Menuju Nara Deer Feeding dari Kyoto Station

      Nara Deer Feeding

      Dari Kyoto Station ada dua pilihan menuju Nara, memakai kereta kintetsu kyoto atau pakai JR. Kalau masih punya JR Pass, mending naik kereta JR, kalau enggak punya dan pengen hemat pakai kintetsu kyoto line sepert aku. 
      • Kyoto Station naik Kintetsu Kyoto jurusan Kintetsu Nara turun di Kintetsu Nara
      Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 44 menit an dengan harga tiket 620 Yen. Berhubung perjalanan cukup jauh, bisa lah sambil tidur-tidur di kereta. Make sure aja dapat tempat duduk. Kemarin itu berangkat sekitar jam 6.30 an kalau nggak salah. 

      Sampai di Kintetsu Nara Station beli roti di sevel dulu. Habis 300an yen pagi itu. Setelah itu belok ke Tourism Center buat beli one day pass Nara seharga 500 Yen. Nggak harus sih kalau cuma ke Nara Park. Tapi buat oleh-oleh biar ada yang dibawa pulang dari Nara :D.

      Oh ya, FYI untuk beli one day ticket di Nara harus keluar dari stasiun dulu ya, nanti ambil kiri ada petunjuk pembelian tiket one day pass. Bisa naik bis kota di Nara sepuasnya.
      Nara One Day Pass
      Nara One Day Pass
      Kalau gak salah kemarin bukanya jam setengah delapan pagi. Nungguin bentar persiapan buka lalu beli tiket. Setelah itu kembali ke halte bus di depan stasiun buat naik. Awalnya nggak ngeh harus naik yang mana, pokoknya ada tulisan nara park ya naik itu aja :D.
      Bus di Nara
      Bus Kota di Nara sama aja dengan Tokyo
      Setelah kurang lebih empat halte aku turun dan sepertinya turun di tempat yang salah. Karena untuk nara park kurang 1 halte lagi. Tapi disitu aku sudah bisa melihat rusa-rusa tanpa tanduk berkeliaran dengan bebas di sepanjang jalan. 
      Rusa di pinggiran jalan Nara
      Rusa di pinggiran jalan Nara
      Tapi dengan kesalahan turun halte, aku jadi bisa nemuin tempat yang instagramable. Berasa kaya di luar negeri. Bisa buat foto-foto cantik apalagi sama pasangan. #Eh
      Pinggiran Nara Park
      Pinggiran Nara Park yang Instagramable
      Puluhan rusa tampak bergerombol di bawah terik matahari. Namun begitu aku mendekat ternyata terik matahari hanyalah sebuah kesemuan. Aku tidak dapat merasakan hangatnya cahaya matahari yang tampak begitu terik. Setelah kubuka handphone, aku lihat suhu udara adalah 0 derajat celcius. Ini pertama kalinya tidak bisa merasakan kehangatan matahari ketika sedang terik-teriknya. 
      Deer Feeding di Nara Park
      Deer Feeding di Nara Park
      Sekitar pukul 09.00 merupakan jam untuk memberi makan rusa-rusa ini. Seorang bapak-bapak membawa terompet dan mulai meniupnya. Sontak seratusan rusa datang dari berbagai penjuru ke bapak pembawa terompet. Pengunjung bisa melakukan donasi ke dalam kotak, selain itu juga bisa membeli makanan untuk para rusa.

      Rusa-rusa di Nara Park ini benar-benar terawat. Badannya juga enggak ada yang terlalu kurus maupun terlalu gemuk. Semua pada proporsi yang pas. Selain itu ada banyak sekali rusa yang dilepaskan di alam bebas. Jadi jangan herang apabila ada rusa yang menyebrang jalan, mobil yang harus mengalah. Berikut salah satu contohnya
      Rusa Menyebrang jalan di Nara
      Sekitar jam 10 pagi kami segera bergegas kembali ke Kyoto dengan naik kereta Kintetsu-Kyoto Line dengan harga tiket 880 Yen. Enggak tau kenapa kok bisa beda harganya yang dari Kyoto dengan arah ke Kyoto. Sesampainya di Kyoto Station, rel keretanya belok dan kelihatan bagus. Jadi ya ambil foto dulu deh :D.
      Rel Kyoto Station
      Rel Kyoto Station

      Tips Pakai Wifi Gratisan Selama 12 Hari di Jepang! Backpackeran Lebih Hemat Tanpa Rental Wifi

      $
      0
      0
      Tidak bisa dipungkiri kalau koneksi internet merupakan salah satu hal yang wajib bisa diakses oleh para backpacker, apalagi di negara sebesar Jepang. Tentu dengan adanya jaringan internet dalam perjalanan backpacker ke Jepang akan sangat membantu untuk mencari rute menuju suatu daerah. Tapi bagaimana kalau ternyata anggaran untuk menikmati internet dimana saja cukup mahal (baik menggunakan pass operator maupun rental wifi)?
      Backpackeran di Jepang Tanpa Rental Wifi / Paket Internet
      Backpackeran di Jepang Tanpa Rental Wifi / Paket Internet
      Satu-satunya cara untuk menekan pengeluaran dari kebutuhan internet ini adalah memanfaatkan wifi gratisan selama liburan di Jepang. Jujur selama 12 hari keliling Jepang yaitu ke Tokyo, Kyoto dan Osaka, aku berhasil survive mengandalkan wifi gratisan. Bahkan temenku yang kuliah di Jepang sangat menyarankanku buat rental wifi dan cukup khawatir dengan keputusanku untuk memanfaatkan wifi gratisan selama di Jepang! Dia aja sudah beberapa tahun di Jepang masih sering nyasar kalau menuju suatu tempat, apalagi orang yang belum pernah ke Jepang sama sekali sepertiku. (Baca : Nongkrong di Shinjuku). Untungnya bisa pulang dan nulis artikel ini sekarang :D.

      Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini aku mau berbagi tips dan trick memanfaatkan wifi gratisan yang ada di Jepang selama traveling. Karena beberapa kali ada orang yang cari referensi tentang pakai wifi gratisan di Jepang belum nemu. Bahkan ada seorang mbak-mbak yang mau pergi ke Jepang bilang. Sepertinya baru sampean yang pernah survive lama di Jepang tanpa rental wifi sama sekali. Nah, mungkin di luar sana banyak yang memilih untuk menggunakan wifi gratisan tetapi mereka memang enggak nulis blog. Jadi pada enggak tahu ceritanya.

      Mayoritas yang ditanyakan saat mau liburan ke Jepang itu rental dimana yang murah? Atau pakai kartu apa :D.

      Download Aplikasi untuk Konek Wifi Gratis di Jepang

      Buat kamu yang mau berangkat ke Jepang, HARUS download dan mengaktifkan akun sebelum datang ke Jepang! Ada beberapa pilihan aplikasi wifi gratis yang bisa digunakan, namun selama di Jepang aku cuma menggunakan aplikasi Japan Wifi!

      Untuk aktivasinya cukup mudah, yaitu menggunakan akun jejaring sosial seperti facebook maupun twitter. Cukup buka aja aplikasinya setelah install buat aktivasi. Temenku kemarin baru buka aplikasinya setelah sampai di bandara haneda. Dan itu dalam kondisi belum teraktivasi. Sehingga enggak bisa digunakan sama sekali selama seharian keliling.
      Aplikasi Japan Free Wifi
      Aplikasi Japan Free Wifi
      Ada baiknya sebelum terbang ke Handea / Narita / KIX, kamu buka aplikasinya dan memastikan kalau konten di aplikasi sudah terupdate! Kemarin aku sempat ngupdate waktu di subway, dan di tengah jalan koneksi terputus karena kereta jalan. Alhasil aplikasi enggak bisa digunakan sama sekali hingga update berhasil aku lakukan waktu di guest house. 

      Meski ada banyak wifi gratisan di Jepang, tanpa menggunakan aplikasi ini kamu tidak akan bisa terhubung. Karena untuk memanfaatkan wifi gratis tersebut kamu harus menyetujui beberapa peraturan. Fungsi aplikasi ini adalah untuk melakukan redirect ke halaman web persetujuan. Kalau sudah kamu accept tanpa perlu baca kamu sudah bisa menggunakan koneksi internet tersebut. Penyedia hotspot gratis ini bervariasi dengan berbagai macam halaman redirect yang berbeda-beda. Sehingga dengan aplikasi ini kamu bisa langsung diarahkan ke halaman persetujuan untuk menekan tombol accept.

      Salah satu contoh yang aku inget sih waktu di Family Mart, persetujuannya adalah penggunaan wifi ini dibatasi 20 menit untuk setiap sesinya dengan jumlah maksimal 5 sesi per harinya. Jadi kalau sudah datang ke 5 family mart berbeda-beda di hari yang sama, kamu enggak bisa menggunakannya lagi di family mart ke enam hari itu. Ada baiknya menggunakan wifi di Lawson / Sevel. Gampang kan :D ?

      Untuk mendownload aplikasi ini, kamu bisa search di google play atau dengan menekan link di bawah ini. Sama saja


      Dimana Aja Lokasi Wifi Gratisnya?

      Dari perjalanan 12 hari di Jepang tanpa rental wifi, aku menemukan fakta mencengangkan *walay! Wifi gratis ini tersebar di seluruh Convenience Store. Hampir bisa dipastikan kalau setiap convenience store itu ada wifi gratisnya. Pokoknya wifi yang mengandung frase FREE_WIFI, hampir bisa dipastikan dapat kamu gunakan secara gratis. Namun ada beberapa yang nggak bisa konek seperti NamaOperator_FREE_WIFI. Aku coba itu enggak bisa konek. Kalau misal lagi di sevel / lawson ada wifi gratis gak bisa konek, ada kemungkinan kalau sedang ada gangguan dengan jaringannya :D. Silakan coba di toko lain. 

      Selain ada di Convenience Store, wifi gratis ini juga bisa dinikmati di public area. Kalau di Tokyo ada di Tokyo Tower, Stasiun, Mall dan sejenisnya. Kalau di Kyoto agak susah, karena public area dan kawasan wisatanya merupakan tempat yang bersejarah, sehingga jarang ada wifi. Kamu akan sangat terbantu dengan adanya peta offline dalam bentuk hardcopy ketika di Kyoto. Di Osaka juga mudah menemukan wifi gratisan hampir di setiap destinasi wisata.

      Cara Menggunakan Aplikasi Wifi Gratis

      Aplikasi Wifi Gratisan di Jepang
      Aplikasi Wifi Gratisan di Jepang
      Cara menggunakannya sebenernya cukup simple kok. Berikut langkah-lalngkahnya
      1. Buka aplikasi Japan Wi-Fi
      2. Pastikan ada wifi gratisan di sekitarmum. Selama nama hotspotnya memiliki kata-kata free wifi, coba konekin aja. Siapa tahu bisa
      3. Tekan tombol Connect
      4. Tunggu proses konek dan kamu akan diarahkan ke halaman persetujuan
      5. Setelah accept di halaman persetujuan kamu bisa memanfaatkan wifi gratis sesuai dengan ketentuan penyedia hotspot.
      Mudah kan? Kalau ada pertanyaan seputar wifi silakan tinggalkan di kolom komentar, nanti akan saya coba buat balas dan update di bawah artikel ini supaya bisa membantu temen-temen yang juga mau berhemat ke Jepang tanpa rental wifi.

      Kinkakuji, Ryoanji, Tenryuji dan Arashiyama Tempat Wajib Kunjung di Kyoto

      $
      0
      0
      Day 1 Kyoto
      Ketika sampai di Stasiun Nara, aku langsung mencari Information Center untuk membeli 2D Sightseing Pass Kyoto yang dibandrol dengan harga 2000 Yen. Dengan kartu sakti ini, kita bisa naik bis kota manapun gratis!

      Selama di Kyoto, menginap di Tommato Guest House yang jaraknya sekitar 1 km. Siang itu karena males harus jalan jauh, akhirnya langung melanjutkan perjalanan dengan membawa tas untuk menuju destinasi selanjutnya.

      Nyasar Waktu Main ke Kinkakuji Temple!

      Tujuan pertama kami adalah ke Kinkakuji Temple! Untuk menuju Kinkakuji Temple, dari Kyoto Station naik bus nomor 101 / 205. Agak bingung sih waktu turun di Ritsumeikandaigakukinusaga campus saimon bicycle karena ternyata masih ada jarak 1km dari Kinkakuji. Akhirnya nongkrong dulu di convenience store buat jajan roti habis 300 Yen. Berhubung enggak ngerti kudu naik bus apa, akhirnya ya jalan kaki ke Kinkakuji. Lumayan tekor meski enggak keringetan.

      Di dalam Kinkaju-ji temple terdapat paviliun berwarna emas, yang berada di tengah-tengah danau. Kinkaku-ji cukup ramai setiap hari karena merupakan salah satu destinasi favorit di Jepang.
      Kinkaku-ji Temple Kyoto
      Kinkaku-ji Temple Kyoto
      Salah satu hal yang menarik ketika datang ke tempat bersejarah di Jepang, hampir bisa dipastikan ketemu dengan bocah-bocah sekolah yang lagi study tour. Mungkin ini salah satu implementasi dari JAS MERAH (Jangan Sekali kali meninggalkan sejarah) yang merupakan pidato terakhir Bung Karno tahun 1966.
      Group Anak Sekolah di Jepang
      Group Anak Sekolah di Jepang
      Anak-anak Jepang sama seperti dengan anak-anak Indonesia juga, ada yang malu-malu. Lucu juga dengan wajah khas Jepang yang malu-malu dan ragu untuk menyapa. Tapi juga sempat ketemu dengan anak-anak Jepang yang charming banget buat say hello dengan bahasa inggris :D.

      Selain itu juga ada beberapa mbak-mbak yang keliling pakai baju kimono buat jalan-jalan keliling temple biar makin instagramable. Mungkin kamu bisa coba sewa kimono dan mencoba sensasi semacam ini. Emang sih agak ribet tapi itu normal sih buat orang sana. Di beberapa tempat malah ada persewaan kimono dekat tempat wisata.  

      Untuk tiket masuk ke Kinkaku-ji temple ini dikenakan biaya 400 Yen dan buka mulai dari jam 09.00 - 17.00.

      Ryoanji Temple di Kyoto

      Dari Kinkaku-ji Temple menuju Ryoanji Temple hanya membutuhkan naik bus sekali dengan nomor bus 59. Biaya yang dikeluarkan adalah 230 Yen, kalau sudah membeli Kyoto Sightseeing Pass tidak perlu membayar lagi.

      Tidak seperti Kinkaku-Ji yang sempat salah turun halte, karena bus tepat berhenti di depan temple sehingga bisa dengan mudah menemukannya. Tinggal nyebrang jalan aja, HTM masuk Ryoanji Temple ini adalah 500 Yen. Lebih mahal daripada Kinkaku-ji Temple. Kondisinya juga tidak terlalu ramai seperti Kinkakuji.
      Rock Garden Ryoanji
      Rock Garden Ryoanji
      Salah satu hal yang menarik dari Ryoanji ini adalah Rock Park atau taman batu. Aku sendiri enggak tahu ada esensi apa dibalik taman batu ini. Dengan beberapa bongkahan batu cukup besar yang dikelilingi batuan kecil berwarna putih membuatku bingung dalam menerjemahkan tempat ini.
      Rumah tradisional jepang dengan lukisan di pintu gesernya
      Rumah tradisional jepang dengan lukisan di pintu gesernya
      Selain  rock garden, kita juga bisa berjalan-jalan di dalam rumah khas Jepang dimana rock garden ini berada. Bangunan kayu yang cukup kokoh dengan ornamen-ornamen khas Jepang seperti lukisan pada pintu gesernya membuat suasana benar-benar serasa di Jepang. Meski kita bisa berkeliling di dalam rumah, namun ada beberapa kawasan yang tidak boleh kita lewati.
      lorong di rumah tradisional jepang
      lorong di rumah tradisional jepang
      Selain itu, terdapat sebuah kolam yang cukup luas dalam kawasan kuil ini. Jalan sepanjang kuil ini terdapat kerikil yang tertata cukup rapi. Perpaduan pagar kayu dan tali tertata cukup apik dan rapi. Enak pokoknya dilihat.
      Kolam di Ryoanji Temple ketika Winter
      Kolam di Ryoanji Temple ketika Winter
      Berikut informasi jam buka Ryoanji Temple
      • 8:00 to 17:00 (March to November) 
      • 8:30 to 16:30 (December to February)
      Setelah cukup berkeliling Ryoanji Temple, perjalanan selanjutnya adalah ke Arashiyama yang terkenal dengan hutan papringan dan Tenryuji Temple yang berada satu komplek dengan papringannya :D.

      Arashiyama, Hutan Bambu Cantik Ala Jepang

      Papringan  Arashiyama 
      Dari Ryoanji menuju Tenryuji yang juga masih satu komplek dengan Arashiyama perlu naik 2 bus. 
      • Halte Ryoanji naik bus nomor 59 menuju Yamagoe Nakamachi Bus Stop, 
      • Oper di Yamagoe Nakamachi 
      • Bus nomor 11 dan turun Nonomiya Bus Stop deket Arashiyama dan Tenryuji.
      Ternyata Tenryuji ini memiliki dua pintu masuk, kemarin aku enggak tahu jadi masuk lewat pintu samping. Harga tiket masuk untuk 1 orang adalah 500 Yen. Dari Nakamachi Bus Stop jalan cukup jauh ke Arashiyama. Untuk kamu yang mau main ke Arashiyama bisa pilih rute jalan-jalan di Arashiyama dulu kemudian jalan ke Tenryuji dan keluar melalui pintu depan. Atau dari Tenryuji ke Arasiyama kemudian keluar lewat pintu Arashiyama yang instagramable.
      Papringan Arashiyama
      Papringan Arashiyama
      Setelah berjalan cukup jauh dan menemukan hutan bambu yang kalau dijawa disebut dengan papringan ini memang benar-benar instagramable. Jenis bambu yang mulus dan tegak lurus serta beratruan membuat tempat ini menjadi begitu populer. Padahal cuma papringan biasa sebenarnya. 

      Tenryuji, Kuil Megah Dekat Papringan Arashiyama

      Tenryuji Temple
      Tenryuji Temple
      Berhubung lewat jalur samping, jalan menanjak menuju Tenryuji ini dikelilingi oleh hutan bambu yang cukup instagramable. Ryoanji merupakan salah satu temple dengan bangunan yang cukup megah. Bahkan menurutku lebih megah jika dibandingkan dengan Ryoanji maupun Kinkakuji. 
      Tenryuji Temple Kyoto
      Tenryuji Temple Kyoto
      Terdapat sebuah bangunan besar dengan kolam ikan di depannya. Lebih bisa aku nikmati dibandingkan Kolam yang ada di Ryoanji maupun Kinkakuji. Suasana kuil juga tidak ramai. Meski bisa masuk keliling kedalam kuil, namun aku memilih tidak. Capek cyint setelah berjalan cukup jauh.  
      Kolam kodok di Tenryuji Temple
      Kolam kodok di Tenryuji Temple
      Ada kolam dengan 3 kodok yang dilempari koin sama orang-orang. Mengingatkanku tentang kolam di candi penataran yang juga mengalami hal serupa dan setiap sore uangnya diambilin sama penjual di dekat kolam tersebut :D.

      Aku sarankan hati-hati ketika berjalan di kawasan ini. Karena banyak sekali godaan berupa penjual makanan yang kelihatannya enak. Kemarin aku selamat tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk berbelanja di sini. Karena masih bisa menahan lapar dan pengeluaran.

      Begitu kembali ke jalan utama, perjalanan dilanjutkan untuk kembali ke hostel yang terletak tidak jauh dari Kyoto Station. Rute perjalanan dari Arashiyama menuju Tomatto Guest House
      • Naik Keifuku Dentetsu - Arashiyama Line dari Arashiyama Station 
      • Turun di Stasiun Shijo Omiya. 
      • Dari stasiun tersebut naik bus no 207 atau 206
      • Turun dekat tommato perempatan hostel
      Ada baiknya simpan rute ketika masih ada wifi. Bus itu tujuannya ke Kyoto Station. Untuk memastikannya, ada baiknya untuk cek peta dulu.
      Viewing all 292 articles
      Browse latest View live