Quantcast
Channel: PANDUAJI.NET
Viewing all 292 articles
Browse latest View live

Harga untuk Sebuah Pertemanan

$
0
0
Pernah jualan barang / jasa ke teman? Buat yang belum pernah, coba deh kamu jualan. Karena dalam postingan ini aku mau berbagi pengalaman menjadi seorang penjual sekaligus pembeli.

Ketika ada teman yang jualan, pernahkah kamu langsung menodong dengan harga teman? Pasti pernah kan? Aku pun juga pernah. Tapi setelah membaca tulisan ini sampai selesai, ada baiknya segera hentikan kebiasaan burukmu itu.

Teman, Bukan Pelanggan yang Baik (?)

Ketika berjualan ke teman dekat dan keluarga, berapapun yang Anda jual ke mereka, mereka akan selalu berpikir, Anda sedang mencari untung dari uang mereka. Dan semurah apapun Anda jual ke mereka, mereka tetap tidak menghargainya - Jack Ma CEO AliBaba.com
Pernah kamu membeli produk ke temenmu? Pernah mbayangin bagaimana usaha temenmu dalam memperjuangkan barang dagangan yang kemudian kamu beli? Bisa saja mereka datang ke toko-toko yang jauh jaraknya, tidak menutup kemungkinan dia selama di perjalanan ban motornya bocor, dan masih banyak kemungkinan lain tentang usaha temanmu untuk bisa menjual produk ke kamu. Dan ketika barang yang kamu butuhkan dijual dengan harga yang selisih sedikit dengan toko lain tempat kamu biasa mendapatknya kamu dengan entengnya ngomong "harga teman ya bro".

Tega sama temen sendiri ?
Tega sama temen sendiri ?

Orang ini temenmu sendiri lho, serius. Sebegitu teganya kah kamu ke temenmu sendiri? Sama sekali enggak menghargain usaha mereka. Mungkin teman yang kamu tawar rasanya mirip dengan ketika kamu ngerjain tugas kelompok kemudian temenmu yang gak ikut ngerjain sama sekali dengan gampangnya ngomong, ini kurang bla bla bla dsb :D

Mental Orang Kaya

Aku jadi inget dengan kata Cak Danny, seorang bapak-bapak yang kukenal setahun belakangan ini. Dia pernah bilang ke aku
Kalau ada orang yang jual barang, usahakan enggak nawar! Bayar sesuai dengan harga yang mereka tawarkan
Ini salah satu bentuk latihan mental jadi orang kaya. Kecuali kalau harganya kebacut, baru deh ditawar. Kaya yang aku maksud di sini bukan kaya secara materiil lho...
Mereka yang membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya. Tapi karena mereka lebih menghargai hubungan daripada uang.
Sebagai orang yang juga jualan kadang aku enggak tega kasih harga normal ke temen-temen deket. Biasanya aku kasih "harga teman" meski mereka enggak minta. Malah teman-teman dekat cenderung enggak mau dikasih harga teman dan milih untuk bayar penuh karena mereka tahu dan benar-benar menghargai usaha kita.

Kalau ada orang yang minta "harga teman ya bro" dan kebacut. Langsung aja bales "Dateng aja ke sini, ntar tak kasih tahu tempat aku ngambil barangnya. Dateng aja sendiri ke sana."

Harga Sebuah Pertemanan yang Mahal

Ilustrasi hubungan pertemanan 

Aku spechless mau nulis apa lagi enggak tahu. Tapi memang perlu direnungin harga sebuah pertemanan yang bener-bener mahal. Sejauh mana kamu menghargai sebuah hubungan pertemanan. Apakah akan kandas dalam selisih ribuan?

Sekarang mau nyalahin salah satu (yang jual dan yang beli) itu ya gimana, soalnya serba salah. Kalau dalam posisi yang jualan pengen kasih harga khusus ke temen baik. Tapi kalau lagi di posisi orang yang mau beli kok enggak tega mbayar dengan harga teman.

Silakan dipikirkan dan direnungkan sendiri aja deh. Tiap orang punya pengalaman kehidupan yang berbeda, namun ada baiknya tetap menghargai harga yang sudah dipatok dari teman. Enggak perlu nawar, toh teman baik juga enggak ngasih harga yang mahal-mahal banget.

Kecuali kalau usaha temen udah sukses, enggak perlu ditungguin. Kamu enggak perlu minta juga bakal dikasih gratisan :D 

Goa Cina untuk Tidur dan Pantai 3 Warna yang Batal

$
0
0
Masih inget tulisan yang naik pesawat terbang ke Karimunjawa beberapa waktu lalu? Kalau lupa baca dulu aja, karena tulisan ini merupakan lanjutan perjalanan itu. Sampai di Surabaya masih pagi, masih sekitar jam 9an. Tetapi gara-gara ada kesalahan teknis, baru bisa keluar bandara sekitar jam 10. Aku langsung naik bis damri menuju bungurasih. Karena Latip, temenku udah siap buat njemput di terminal. Pertimbangan minta tolong jemput, itu cuma enggak mau nyusahin orang lain di dalam angkot, soalnya barang bawaan yang gede dan angkotnya kecil.

Tiket bus damri dari bandara ke terminal adalah 25 ribu rupiah. Perjalananya enggak begitu lancar dan agak macet. Aku baru sampai di terminal bungurasih sekitar jam 11 an siang. Dari terminal langsung menuju Kebonsari sebelum diantar pulang kerumah sama Latip. Di kebonsari mampir di Kantor Pos tempat biasanya ngambil wesel dari google, mampir bukan karena mau ambil duit. Tapi mau sarapan, karena ada warung yang murah dan lumayan enak dengan porsi yang banyak :D.

Perjalanan Panjang ke Goa Cina

Aku udah bikin janji sama +Fauziah untuk dijemput jam 12an. Iya, dia berangkat dari rumahnya di ujung utara Surabaya jam 12. Kami akan pergi ke Goa Cina untuk pindah tidur semalam dengan meeting point di Rumah Rojak. Ternyata setelah nyasar, Ucik baru sampai sekitar jam 1. Padahal udah beberapa kali dateng masih sempet nyasar -_-.

Enggak pakai lama lagi, langsung berangkat menuju meeting point di rumah Rojak. Sesampainya dirumah rojak ternyata seperti biasa, belum banyak yang datang. Akhirnya bisa leyeh-leyeh dulu sampai kebablasan rumpik, karena emang ada Ucik yang ratu rumpik.

Kami jadi berangkat ke Goa Cina sekitar jam 4 sore! Udah molor 2 jam lebih buat mau berangkat. Total rombongan kami jadi 13 orang dengan membawa 2 mobil menuju ke selatan. 

Ketika adzan Magrib berkumandang, kami masih di daerah Malang, bahkan belum masuk kota Malangnya. Setelah berhenti sejenak di salah satu pom bensin akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Malang. Karena Edwin kudu njemput adiknya yang katanya mau ikutan. 

Entah apa yang terjadi. aku enggak mau berasumsi. Adik Edwin batal ikut. Karena udah malam dan untuk mencapai ke Pantai cukup jauh, akhirnya belok buat mampir ke warung belut langganan anak-anak kalau lagi di Malang, tepatnya di daerah Blimbing yang namanya Belut Simpang Grajakan.

Meski bawa bekal, kalau nunggu sampai di Goa Cina udah keburu laper. Setelah itu perjalanan kembali dilanjutkan ke selatan. Aku udah enggak begitu ingat perjalanan kala itu, tau-tau udah nyampek di Mesjid yang lumayan besar ketika jam menunjukkan sekitar jam 9an malam.

Udah malam tapi mesjidnya masih rame lho, ada beberapa cowok dan cewek. Selain itu juga ada beberapa celana yang tersampir di sudut-sudut mesjid -_- . Sepertinya mereka juga niat ke pantai selatan buat camping tapi kehujanan di jalan dan belok di Mesjid. 

Bosen ya? Enggak ada gambarnya sama sekali. Waktu berangkat udah gelap emang males buat moto macem-macem :D.

Awalnya sempet bingung dan takut nyasar, karena sekitar setahun lalu ke Goa Cina jalannya bagus dan enggak kaya sekarang yang aspalnya hilang. Bahkan cenderung tampak jalan yang rusak dan bakalan di garap. Namun setelah tetap meneruskan perjalanan, ternyata jalannya memang bener, tapi kondisinya sangat rusak, beda jauh dengan dulu waktu kesana.

Aku lupa tiket masuk untuk 1 orang berapa, harga untuk 1 mobil itu berapa. Pokoknya 2 mobil dengan 13 orang enggak sampai 150ribu kok. Banyak kok yang camp di Goa Cina, jadi enggak perlu takut kalau mau bikin tenda di sini :D.

Bermalam di Goa Cina

Begitunya sampai di Goa Cina kami langsung memasang tenda. Agak rumit karena banyak alatnya yang enggak beres lagi. Pokoknya bisa terpasang dan bisa jadi tempat bersembunyi udah cukup. Setelah dua tenda terpasang, selanjutnya mulai deh mbukak bekal yang dibawa dari Surabaya. Padahal tadi udah makan belut, tapi juga masih pada doyan buat makan lagi :D.

Habis makan-makan, beberapa leyeh-leyeh di tenda. Beberapa nggelar kresek yang disobek di tepi pantai sambil tiduran liatin bulan yang kebetulan lagi bagus. Ngobrol ngalor ngidul curhat kegiatan saat ini di kerjaan dengan background suara deburan ombak pantai selatan. Suasana semacam ini memang jarang bisa didapatkan. Memang kudu ngeluangin waktu buat menciptakan suasana macam ini.

Aku enggak dapat tempat tidur malam itu, tenda udah penuh dengan bada Rozak yang bener-bener extra. Akhirnya aku nyusul Edwin buat tidur di dalam mobil :D. Lumayan enak sih di dalem mobil, anget, enggak ada angin yang dingin sama sekali.

Menikmati Pagi di Goa Cina Malang

Suasana Pagi di Goa Cina
Suasana Pagi di Goa Cina
Akhirnya pagi tiba, kami menikmati suasana pagi bersama di pantai ini. Ada yang udah mulai masak Mie, bikin kopi untuk sarapan. Dan akhirnya kami putuskan untuk enggak mainan air di pantai ini, karena kami berencana untuk melanjutkan perjalanan ke pantai 3 warna di Malang dan mainan air di sana.

Kesibukan menjelang sarapan :D

Setelah sarapan, kami langsung membereskan tenda terlebih dahulu dan merapikannya. Pengalaman camp di Pantai Papuma Jember, kalau tenda dan macem-macemnya belum dirapiin, pasti ada tumbal yang jaga tenda sedangkan yang lain asyik jalan-jalan di pantainya.

Karena durasi, kami enggak lama di pantai goa cina ini. Kami segera bergegas untuk menuju ke sendang biru. Rencana kami naik kapal ke pantai 3 warna. Karena kalau jalan kaki, butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan. Kan lumayan, apalagi Rozak.

Batal ke 3 Warna Belok ke Waru-Waru

Sesampainya di pelabuhan nelayan yang jadi satu dengan tempat pelelangan ikan. Kami bertanya bisa enggak kapal menuju pantai 3 warna. Ternyata kapal enggak bisa menuju pantai 3 warna. Kami kudu jalan kaki kalau mau ke 3 warna. Lagi-lagi karena urusan durasi, akhirnya kami mencari alternatif pantai lain yang enggak terlalu jauh dari lokasi kami berada.

Bapaknya nyaranin untuk ke pantai waru-waru yang ada di pulau sebrang. Akhirnya kami pun langsung naik kapal untuk nyebrang ke pulau sebrang. Kami bertigabelas dengan 1 kapal yang lumayan gede menyebrang ke pulau sebrang.

Menyebrang ke Pulau
Menyebrang ke Pulau
Pantai waru-waru memiliki pohon yang menjorok ke air. Sehingga bisa dijadikan tempat lompat ke pantai. Namun karena posisi pantainya yang tidak lebar dan banyak orang akhirnya kami begeser ke pantai yang lokasinya enggak terlalu jauh. Entah apa namanya. Di pantai yang cukup luas ini hanya ada 1 rombongan, namun karena  pantainya luas kami bisa tetap leluasa bermain air :D. Selain itu juga ada kapal karam di pantai ini.

Jadi tempat yang cocok kalau cuma buat foto bareng temen-temen. Seenggaknya biar ada variasi ketika foto di pantai. Masa iya cuma batu, air dan pasir aja? Sesekali ada kapal karamnya kek :D

Pantai dengan Kapal Karam
Pantai dengan Kapal Karam

Setelah jam menunjukkan pukul 11, kami pun menghubungi bapak yang mengantarkan kami ke pantai ini untuk menjemput. Tidak sampai  30menit bapaknya sudah sampai di pantai untuk menjemput kami. Setelah itu pun kami langsung kembali ke pelabuhan dan segera mandi.

Biaya yang kudu dikeluarin buat mandi ternyata enggak mahal, cuma 2 ribu rupiah. Kalau disurabaya 2 ribu cuma buat buang air. Kalau mandi bisa di bandrol sampai 10 ribu deh.

Kembali ke Surabaya

Setelah semua sudah mandi, kami bergegas kembali ke Surabaya. Sebelum kembali ke Surabaya, mampir bentar ke daerah polinema. Bukan untuk cari gadis idaman, tapi untuk cari bakso pengganjal perut karena udah lapar. Kalau liburan kaya gini bawaannya lapar terus...

Perjalanan ke Surabaya akhirnya harus terhenti di Sidoarjo, tepatnya dirumah Rojak. Karena meeting point memang ada dirumah Rojak. Mobil sewaan udah kena overtime 3 jam jadi Rp 75.000. Lumayan lah, uang patungan masih sisa banyak e :D. Untuk detail pengeluarannya aku enggak terlalu tahu, yang jelas masih sisa dan buat tabungan untuk piknik kapan-kapan :D

Mungkin itu cerita singkat khusus buat Om yang request cerita ini untuk ditulis :D.

Beli Baterai Cadangan untuk SJCAM

$
0
0
Apa kamu pakai sjcam4000 wifi seperti punyaku? Udah baca review sjcam4000 wifi yang aku tulis beberapa waktu yang lalu? Salah satu kelemahan dari kamera model ini adalah baterainya yang cukup boros. Untuk mengantisipasi kehabisan baterai saat traveling, akhirnya kuputuskan untuk membeli baterai cadangan untuk kamera ini, agak susah sih, akhirnya dapet juga di http://blanja.com. Harganya seratus ribuan.

Beli Langsung 2 Baterai Sekaligus

blanja.com
Beli Baterai SJCAM4000


Ada beberapa pertimbangan kenapa aku langsung beli 2 baterai cadangan sekaligus, berikut beberapa alasannya aku langsung beli 2 baterai sekaligus
  1. Ongkos kirimnya sama aja, karena beli satu dan dua ongkos kirimnya sama-sama satu kilo. Jadi daripada berat di ongkir, mending beli langsung dua sekaligus.
  2. Mengingat borosnya baterai sjcam4000 wifi, belum lagi cadangan ketika secara tidak sengaja tombol on kepencet. Karena seringkali tombol on kepencet kalau lagi jalan-jalan, ini yang bikin kamera ini useless karena enggak punya baterai cadangan.
Kalau kamu mau beli baterai cadangan sjcam 4000 wifi bisa beli satu atau dua sekaligus terserah kamu. Kalau kamu suka jalan-jalan yang agak jauh dan jarang dapet colokan listrik, mending beli dua sekaligus deh. Supaya enggak nyesel kalau pas pengen moto ternyata pas kehabisan baterai.

Seperti kejadian ketika trip ke Bondowoso beberapa waktu lalu. Satu baterai habis di mobil waktu tas saling tumpang tindih dengan tas temen. Ternyata secara tidak sengaja membuat kamera dalam posisi menyala. Sesampainya di penginapan baterai habis, padahal tidak sampai 1 jam langsung ada jadwal pergi. Untung udah punya baterai cadangan, jadi bisa tetep ambil foto di perjalanan.

Baterai Sama Awetnya

Baterai cadangan sjcam4000 wifi ini ternyata sama awetnya dengan baterai original. Waktu baca spesifikasinya, ternyata sama aja. Pantesan daya tahannya dan durasi ngecasnya sama aja. Jadi bener-bener replacement yang wajib kamu punya kalau pakai kamera sjcam4000 wifi dan sejenisnya. Apalagi kalau kamu suka ngrekam video dengan resolusi fullhd. Selain butuh memori yang gede, kamu juga butuh baterai yang tahan lama.

Selain baterai, ada baiknya kamu beli desktop chargernya. Kesalahanku cuma belum beli desktop chargernya, jadi kalau mau cas ya kudu pakai kameranya. Agak ribet juga sih. Kalau pakai desktop charger kan enak. Tetep bisa ngecas walau kamera dipakai buat jalan-jalan.

Jadi beli baterai cadangan aja enggak cukup tanpa beli dekstop chargernya.

Aksesoris Lain yang Penting

Hasil Jepretan SJCAM 4000 Wifi tanpa editing di pantai dengan kondisi mendung
Hasil Jepretan SJCAM 4000 Wifi tanpa editing di pantai dengan kondisi mendung


Selain beli baterai cadangan, ada beberapa aksesoris penting untuk sjcam 4000 wifi, yaitu cover pengaman untuk tombol kamera. Ini penting, karena dengan cover pengaman ini kamu enggak perlu lagi takut kamera kepecnet dan tiba-tiba nyala sendiri. Seteelah pakai cover pengaman ini, sekarang enggak pernah lagi kepencet tombol on off nya :D. Kalau diitung-itung, lumayan banyak juga kebutuhan untuk sjcam ini yak :D. Mungkin lain kali bakalan share aksesoris lain yang sepertinya wajib kamu miliki kalau pakai kamera sjcam.

Pesona Goa Luweng di Blitar Selatan

$
0
0
Blitar kutho cilik sing kawentar... Sebuah penggalan lagu tentang Blitar yang sampai saat ini aku masih belum hafal lirik lengkapnya. Padahal sudah sekitar 6 bulan tinggal dan menetap di Blitar, setelah sebelumnya melalangbuana tinggal di beberapa kota kecil dan besar.

Semenjak tinggal di Blitar, aku iseng bikin sebuah direktori informasi wisata di Blitar yang ternyata banyak banget. Meski sudah ada beberapa tempat yang sudah pernah kudatangi, ternyata muncul tempat-tempat menarik lainnya. Ternyata Blitar memang benar-benar menarik untuk di jelajahi.

Salah satu destinasi wisata menarik di Blitar yang belum jangkep 2 minggu booming adalah Goa Luweng. Sebuah goa sekitar 50 meter dengan air yang mengalir. Entah kenapa aku selalu ingat tulisan di hipwee.com yang ngejudge kalau goa embultuk merupakan satu-satuna goa di Blitar. Padahal selain embultuk ada goa lain seperti Goa Jambangan, Goa di Lodoyo, Goa di Sirah Kencong dan beberapa tempat. Mungkin yang nulis kurang piknik di Blitar :D.

Pesona Air Terjun dalam Goa Luweng

Goa Luweng ini menarik, sebuah goa dengan kedalaman sekitar 50 meter dengan lubang di bagian atas ini dialiri aliran sungai, dan aliran tersebut membentuk sebuah air terjun mini atau biasa disebut dengan jurug.  Goa dengan bebatuan dan pancaran sinar mengingatkanku akan foto goa pindul yang ada di Gunung Kidul namun dalam versi yang mini. 

Goa Luweng di Blitar
Goa Luweng di Blitar
Sontak, keindahan goa luweng ini dengan cepat menyebar ke berbagai macam tempat, bahkan luar kota sekalipun banyak yang penasaran dan datang ke goa luweng ini. Apalagi lokasinya yang cukup strategis dan tidak terlalu jauh membuat goa ini diminati banyak wisatawan, terutama lokal. Jadi cukup mudah sebenarnya mencari jodoh di tempat ini, karena banyak kok dedek dedek cantik yang dateng cuma buat narsis doang :D

Dedek Cantik Narsis
Banyak kan? Lumayan lho bisa buat ajang mencari jodoh #eh :D. Kembali lagi ke keindahan goa luweng. Selain goa luweng, apabila turun sedikit, kamu akan mendapatkan pemandangan yang cukup keren, karena ada banyak sekali aliran air sungai yang membentuk seperti kumpulan air terjun. Enggak percaya? Coba deh lihat foto di bawah ini :D.

aliran sungai goa luweng
Aliran sungai goa luweng
Untuk mencapai titik terbawah pun, bisa menjadi salah satu obyek wisata adventure yang cukup menarik. Saat pertama kali datang ke tempat ini belum ada fasilitas yang cukup baik, sehingga kalau mau turun harus berpegangan pada akar pohon menuruni bebatuan yang berair.

Turun ke Bawah
Turun ke Bawah
Sebuah lokasi dengan beberapa potensi wisata yang menarik untuk dikembangkan. Setidaknya di kunjungan kedua ini aku dapat beberapa informasi tentang spot goa luweng yang belakangan populer di Blitar.

Antusiasme Warga Sekitar Goa Luweng

Warga sekitar goa luweng
Warga sekitar goa luweng


Dari beberapa spot wisata terbaru di Blitar, bisa dibilang Goa Luweng merupakan spot yang paling cepet digarap. Terutama oleh penduduk sekitar. Belum jangkep seminggu setelah di publikasikan di jagat maya, sudah terpasang sebuah banner yang cukup besar di jalan. Belum jangkep seminggu juga sudah disedikan beberapa blok cor semen untuk mempermudah pengunjung yang datang ke tempat ini.

Kemarin aku kesini lagi bareng rombongan, sudah ada banyak orang yang berjualan, perbaikan fasilitas untuk akses ke tempat ini hingga para pemandu wisata lokal dadakan yang stand by membantu wisatawan lokal untuk mengeksplore dan mengamankan mereka.

Meski belum ada dukungan dari pemerintah, namun para golongan tua dan muda bekerjasama memberikan fasilitas umum di tempat ini. Mungkin fasilitasnya memang belum memadai, tetapi sudah lumayan lah. Tanpa adanya pemandu, mungkin agak sulit menemukan jalan untuk turun ke bagian bawah. Dan untuk pemandu, kita tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. serius! Kalau mau ngasih ya gpp juga seh :D. Pengalaman sih kemarin ditolak waktu ngasih tips ke para pemuda lokal di lokasi.

Cara Menuju Goa Luweng

Untuk menuju goa luweng caranya gampang kok, dari Blitar kota, arahkan ke daerah Kademangan. Sesampainya di jembatan Kademangan yang gede itu, ikuti tanda panah menuju pantai tambak rejo. Ikuti jalan utama sejauh 15km. Setelah 15km kamu bakal ketemu sebuah perempatan besar, yang mana apabila lurus terus ke pantai tambakrejo sedangkan kalau belok kanan ke goa luweng. Ambil jalan kekanan, sekitar 5 km kamu akan menemukan banner menuju goa luweng. Ikuti aja, ntar juga nyampek lokasi. 

Kendaraan roda dua mapun empat bisa sampai lokasi, namun untuk saat ini parkiran untuk kendaraan roda empat belum tersedia. Mungkin sebatas parkir di pinggir jalan, selain itu juga dari banner menuju lokasi jalannnya aspal rusak yang lebih mirip makadam. Parkir kendaraan roda 2 juga cuma di bandrol dengan harga 3 ribu rupiah saja.

Yakin enggak mau coba mampir ke goa luweng?

Menikmati Sensasi Infinity Pool Alami Murah Meriah di Blitar

$
0
0
Hari Minggu ini sebenernya enggak ada agenda kemana-mana, soalnya ada rencana buat jalan-jalan ke Malang setelah sebulan berdiam diri di Blitar. Seenggaknya biar sebulan sekali keluar kota gitu, sekaligus cari alibi biar kelihatan lagi kerja.

Ketika pagi, ada ajakan untuk menikmati sensasi infinity pool di salah satu spot baru terekspos di Blitar selatan. Karena beberapa waktu lalu datang ke tempat tersebut tanpa bawa persiapan sama sekali. Akhirnya karena belum mandi, cuma gosok gigi sama cuci muka langsung berangkat menuju Kademangan untuk bertemu beberapa teman yang sudah siap dari pagi.

Umbul Waru, Air Terjun di Tebing Samudra

Setelah kumpul di daerah Kademangan Blitar, aku mbungkus seporsi nasi pecel buat sarapan di pantai. Biar sedikit greget gitu. Setelah nasi pecel terbungkus rapi, akhirnya perjalanan segera dimulai menuju Sidomulyo, Bakung. 

Pantai yang kami tuju adalah pantai umbul waru. Sebuah pantai di Blitar yang baru terekspos karena ada air terjun meski hanya bisa diakses apabila ombak sedang surut. Perjalanan hampir memakan waktu satu jam. Sebagian besar waktu dihabiskan di jalan cor, makadam, tanah dan alas. Sangat tidak disarankan untuk datang menggunakan motor matic, kalau mau nekat ya silakan coba sendiri aja deh :).

Gubuk jadi Parkiran di Umbul Waru
Gubuk jadi Parkiran di Umbul Waru

Sesampainya di salah gubuk terakhir jalanan tersebut, kami parkir motor dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati kebun jagung. Lha kok sebelum nyebrang sungai, ada banyak motor di parkir. Duh, bisa ngrusak taneman jagung punya petani. Padahal ada gubuk yang bisa digunakan untuk parkir kendaraan.

Kebun Jagung
Lewat Kebun Jagung

Setelah nyebrangi sungai kecil, ternyata motor tersebut rombongan dari Surabaya yang nginep semalem di tempat ini. Jumlahnya enggak tau ada berapa, yang kelihatan ada 3 cewek waktu disamperin :D. 

Melihat kondisi air laut yang sedang surut, akhirnya kami segera turun untuk cepat-cepat menikmati keindahan air terjun dari pantai. Sekaligus sarapan di tebing dengan background air terjun dan samudra :D.

Jalan turun terletak di sebelah timur kebun tebu. Sudah ada panahnya tinggal ngikutin aja kok. Jalan turun juga lumayan susah, tetapi sudah ada tali yang bisa dijadikan pegangan buat turun. Ati-ati aja sih, soalnya sampai sekarang belum denger ada yang jatuh waktu turun. 

Salah Satu Tracking Turunan ke Pantai Umbul Waru
Salah Satu Tracking Turunan ke Pantai Umbul Waru
Akhirnya bener-bener tiba di pantai ini sendirian. Masih sepi, hanya ada 3 anak yang ternyata orang situ-situ aja. Itupun cuma nongkrong diatas, enggak turun ke bawah pantai. Bener-bener berasa pantai milik sendiri aja. Apalagi airnya pas surut.

Setelah sedikit memanjat di batuan karang yang cukup tajam, akhirnya aku bisa menikmati sarapan di spot yang sudah kubayangkan sebelumnya. Liat laut lepas dengan deburan ombak sambil menikmati nasi pecel bener-bener awesome banget lah. Speechless dah mau ngomong apa lagi.

Bahagia setelah sarapan
Bahagia setelah sarapan
Setelah sarapan dan melakukan sedikit aktivitas yang untold karena terlalu berbahaya. Aku berani karena ada orang situ yang ngajakin dan ngasih tau. Biar enggak pada ikut-ikutan enggak aku tulis disini. Langsung skip ceritanya aja deh.  Hampir enggak bisa pulang gara-gara ditinggal bapaknya.

Berendam di Infinity Pool Alami Khas Blitar

Setelah untold story diatas, badan bener-bener capek banget. Akhirnya tujuan utama main ke pantai umbul waru ini keturutan. Yaitu nyemplung untuk menikmati sensasi infinity pool alami khas Blitar. Sayang air sumbernya agak keruh, entah apa yang bikin keruh padahal sumbernya juga enggak terlalu jauh.

Infinity Pool di Blitar ini merupakan sebuah kolam yang terbentuk karena bebatuan menghalangi sebagian aliran sungai. Di bagian yang tidak terbendung batu, air mengalir langsung ke bawah menuju samudra. Bisa dibilang kolam ini adalah bagian atas air terjunnya. Jadi agak serem gitu waktu berendam di sini.

Infinity Pool Alami di Blitar
Infinity Pool Alami di Blitar
Kolam ini enggak terlalu dalam, mungkin sekitar 1.3 meter aja dalamnya. Tapi beneran, kudu ati-ati lho. Meski kehalang batu, kalau kamu nahan airnya secara otomatis badanmu bakalan naik. Kalau jatuh ke bawah mungkin kamu bakalan pulang tinggal nama doang. Jadi kudu ati-ati pake banget kalau mau nyobain sensasi infinity pool alami ini.

Berendam di infinity pool alami
Berendam di infinity pool alami

Sekarang belum ada biaya parkir untuk menuju tempat ini, mungkin dalam waktu dekat ini bakal diberlakukan tarif parkir yang bisa digunakan untuk membangun jalan akses ke tempat ini. Entah itu cor.

Aku tadi juga udah ngobrol dengan beberapa orang yang punya aktivitas di tempat tersebut. Entah itu yang ngarit (merumput), mencari kerang, mengurusi lahan, dsb. Beberapa mengeluhkan juga sih tempat ini jadi ramai. Mereka belum yakin tempat ini bakal rame terus. 

Kalau pantainya sih tidak terlalu sulit pengelolaannya, tapi kalau akses ke air terjun bener-bener ngeri dah jalannya. Jadi agak susah juga kalau mau dibikin model ada pemandunya kaya goa luweng di Blitar.

Tetep kudu ati-ati kalau main di tempat semacam ini. Karena susah kalau mau cari bantuan, jauh dari rumah penduduk. Paling cepet sekitar 20 menit kalau mau nyamperin rumah penduduk terdekat. Safety first lah pokok e! Ora usah aneh-aneh kakean gaya!

Kalau mau menikmati keindahan air terjunnya, disarankan untuk belajar dikit-dikit ilmu astronomi. Biar datengnya pas waktu surut. Karena kalau airnya pasang, kamu bakalan sulit menikmati air terjunnya dari pantai. Ombaknya beneran gede dan serem lho! Aku udah pernah dateng dan kebetulan lagi pasang. Serem banget. Ini fotonya 

Ombak di Pantai Umbul Waru
Ombak di Pantai Umbul Waru

Tips dan Cara Membuat Videolapse dengan Kamera SJCAM4000

$
0
0
Belakangan aku mulai suka dengan yang namanya videolapse. Gara-gara backpacker ke bawean beberapa waktu lalu aku jadi tahu cara bikin videolapse dengan kamera sjcam4000 dari Mas Adit. Makasih mas buat informasinya :D.

Apa itu Videolapse?

Mungkin banyak yang belum tahu apa itu videolapse, aku bakal coba nerangin dikit apa sih videolapse itu. Secara teori sih videolapse itu merupakan kumpulan foto yang diambil dalam periode waktu tertentu, sehingga bisa menggambarkan sebuah proses dalam durasi yang singkat. misal videolapse untuk sunrise, sunset, pergerakan di jalanan ibu kota. dan masih banyak lagi. Buat yang penasaran sama videolapse bisa lihat deh videolapse terbaru yang aku bikin beberapa hari lalu.


Ketika lihat video diatas apa kamu sudah paham dengan videolapse? Ya kurang lebih begitulah video lapse itu. Semoga dengan melihat video diatas kamu jadi tahu videolapse itu seperti apa. Kadang videolapse juga disebut sebagai timelapse. Entah, aku sendiri kurang tahu apa bedanya.

Peralatan yang Digunakan untuk Videolapse

Sebelum membuat videolapse ada beberapa peralatan yang harus kamu gunakan. Beberapa peralatan di bawah ini ada yang sifatnya wajib dan ada yang sifatnya optional alias enggak harus ada. 

Kamera SJCAM4000

Menu videolapse kamera sjcam4000 wifi
Menu videolapse kamera sjcam4000 wifi

Kalau kamera ini wajib ceritanya, kenapa aku pakai sjcam4000? Karena enggak punya kamera DSLR dan sejenisnya. Selain itu kamera ini juga sudah bisa digunakan untuk merekam videolapse dengan periode waktu tertentu, yaitu 2detik, 5detik, 10 detik, 30 detik bahkan 1 menit.

Untuk kamera lain aku juga kurang tahu apakah bisa untuk bikin videolapse. Mungkin kalau ada yang tahu bisa tambahkan di kolom komentar, ntar aku update di sini kamera yang bisa digunakan untuk videolapse.

Tripod

Tripod Kamera
Tripod Kamera

Hukumnya sangat disarankan! Kalaupun enggak pakai tripod, kamu harus meletakkan kamera pada tempat yang benar-benar tidak goyang sama sekali. Sehingga hasilnya bisa kelihatan bagus. Karena apabila goyang, hasilnya kurang sip. Yakin kamu betah kalau cuma mengandalkan tanganmu buat ngrekam. Butuh waktu yang lama lho untuk menghasilkan satu video timelapse dengan durasi 5 detik ;). Nanti aku jelasin itung-itungannya.

Cara Membuat Videolapse

Pengambilan Videolapse
Pengambilan Videolapse

Pertama-tama siapkan cari posisi yang benar-benar keren untuk mengabadikan moment. Kalau mau ambil timelapse pemandangan outdoor apalagi siang hari, sangat disarankan untuk mengambil ketika terdapat awan di langit, karena bakal tampak keren. Kalau langit biru besih tanpa ada awan menurutku sih kurang keren :D.

Setelah dapat posisi yang pas, buka menu sjcam4000 kemudian pilih videolapse. Pada menu videolapse akan terdapat pilihan menu berapa detik yang kita pilih. Pilihan ini juga bakal menentukan berapa lama kita akan ngrekam gambar.

Setelah itu tekan tombol rekam dan tunggu aja sampai kamu suka. Proses ini memakan baterai yang lumayan. Apalagi baterai sjcam4000 termasuk boros, aku saranin gunakan baterai yang benar-benar penuh sebelum merekam videolapsenya. Sehingga enggak mati di tengah jalan waktu ngrekam ;)

Perkiraan Waktu Rekam Videolapse 

Misalnya aku pengen bikin videolapse dengan durasi 10 detik. Dalam 1 detik video terdiri dari 24 - 30 frame. Kalau untuk video, di sjcam4000 bakal ngrekam 30 fps. Jadi dalam 1 detik terdapat 30 gambar.

Dari sini paham? Apabila aku pilih periode durasi 5 detik pada menu kamera, maka setiap 5 detik kamera akan mengambil 1 gambar. Sehingga untuk menghasilkan 1 detik video membutuhkan waktu 30 gambar x 5 detik. Jadi kurang lebih membutuhkan waktu 150 detik untuk mendapatkan 1 detik. Apabila ingin mendapatkan videolapse sepanjang 10 detik berarti tinggal mengalikan 150 x 10 = 1500 detik yang apabila dibikin menit kurang lebih 25 menit. Lumayan lama kan?

Aku biasanya pakai durasi 5 detik untuk 1 gambar. Apabila memilih 2 / 3 detik hasilnya akan cepet banget. Kurang kerasa asyik hasil videolapsenya. Kalau untuk 10 detik ++ aku belum pernah coba sih. Mungkin lain kali bakal aku coba.

Kesimpulan

Untuk membuat videolapse membutuhkan waktu yang lumayan, jadi pastikan kamu berada di lokasi untuk waktu yang agak lama. Karena untuk membuat videolapse ini enggak bisa instant. Selain itu, kalau aku sama sekali enggak suka sih videolapse dengan durasi dibawah 5 detik, silakan coba sendiri biar tahu bedanya. Hehe

Mungkin dari penjelasan diatas ada kesalahan, karena ku juga bukan professional di bidang ini cuma suka aja ngrekam. jadi kalau ada salah mohon dikoreksi. Supaya informasi yang aku tulis di blog ini enggak malah menyesatkan.

Enggak ada salahnya kok berbagi tips trik seputar videolapse di kolom komentar yang sudah kusediakan maupun membagikan tulisan ini ke teman-temanmu. Siapa tahu mereka terbantu dengan adanya informasi ini dan bisa bikin videolapse keren-keren di sekitar rumah.

Gak perlu jauh jauh kok untuk bikin videolapse yang lumayan. Contoh videolapse diatas diambil di emperan rumah. Pagi hari siapin tripod, trus rekam. Setelah itu tinggal ngopi sambil cek facebook, email dsb. Setelah itu ambil lagi deh. Itung sendiri ya berapa lama untuk jadi video seperti diatas. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat ;)

Menikmati Puasa Ramadhan di Blitar

$
0
0
Sudah 1 dasawarsa lebih enggak menikmati puasa di Blitar. Selama ini puasaan di Blitar cuma seremonial sehari dua hari aja buat transit sebelum melanjutkan mudik ke Pacitan. Kali ini, aku bener-bener menghabiskan sebagian besar puasa di Blitar.

Memang agak sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang kuhabiskan di Surabaya. Dimana tahun lalu sukses selama seminggu menjadi PPT alias Para Pencari Takjil. Berpindah 7 masjid dalam 7 hari demi mendapatkan takjil gratis :D. Hal yang sepertinya enggak keturutan di Blitar ini.

Di tulisan ini aku cuma mau sedikit cerita suasana puasaan di Blitar yang berbeda dengan suasana di Surabaya. Berikut beberapa perbedaan yang aku rasakan saat menikmati puasa di Blitar.

Agak Susah Kalau Cari Sahur di Jalanan

Jangan harap bisa dengan mudah menemukan warung yang buka saat jam sahur. Meski ada, namun jarang pake banget. Aku kudu pergi sejauh 3 km untuk mendapatkan warung yang berjualan ketika sahur. Lumayan jauh kan untuk sahur aja.

Kalau di Surabaya, apalagi di sekitar kampus itu gampang banget cari sahur deket kampus. Banyak pake banget sampai bingung mau sahur apa. Pilihannya biasanya adalah warung yang paling sepi. Karena pernah antri sampai hampir imsak waktu makan di keputih -_- 

Kangmas Diajeng Jualan Takjil

Berbuka setelah jualan
Berbuka setelah jualan
Kalau Surabaya punya Cak Ning, sedangkan Kota Blitar punya Kangmas Diajeng. Para muda mudi pilihan yang jadi wakil dalam dunia pariwisata (bener nggak sih?). Nah, di Blitar ternyata mereka itu jualan takjil lho. Di Surabaya sepertinya enggak. Lumayan kan buka bareng yang manis-manis sesuai sunnah rosul #eh :D

Agak Sungkan Berbuka di Masjid

Entah kenapa kalau mau berbuka di masjid agak sungkan ya. Bahkan di masjid yang masih ada dalam perumahan sendiri. Berbeda banget waktu di Surabaya, berbuka di masjid perumahan orang gegara terkenal dengan lauk yang enak-enak :D.

Yang aku rasain kalau di Blitar itu masjid seperti regional-regional khusus. Yang datang di masjid itu juga cuma orang-orang sekitar. Bahkan sangat jarang banget ditemui orang luar yang mampir untuk sekedar berbuka dan sholat magrib. Mungkin itu yang membuatku merasa sungkan kalau menjadi para pencari takjil di Blitar :D.


Sedang Musim Dingin

Sekarang di Blitar lagi musim dingin alias bediding / bedidih. Musim dimana suhu udara bener-bener dingin ketika musim peralihan. Akhir-akhir ini Blitar beneran dingin banget. Bahkan beberapa waktu lalu suhunya sampai 18 derajat celcius. Setara dengan dinginnya ruangan ber AC. Faktor ini yang bikin males keluar buat cari sahur jam 3 dini hari. 

Tapi ada manfaatnya juga sih hawanya dingin. Jadi betah tiduran sampai hari menjelang siang. Coba kalau enggak dingin, enggak males deh buat ngapa-ngapain.

Enggak Ada yang Bangunin


Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika puasa selalu ada yang bangunin, entah itu keluarga maupun temen. Sekarang? Enggak ada! Cuma bermodalkan alarm smartphone motorola moto g yang udah enggak mempan. Maupun alarm dari keriuhan ronda anak-anak di komplek yang bahkan sampai bawas bass drum. Itu pun sekarang udah enggak mempan. Kalau gak gitu ya terpaksa tidur setelah pagi datang.

sahur bareng
Ilustrasi Sahur Rame-Rame
Baru sekitar seminggu puasa berjalan, udah bolong 2 kali enggak sahurnya. Gambar diatas ilustrasi sahur bareng-bareng. Karena tepat setahun lalu puasaan waktu mengerjakan tugas akhir. Jadi sering bareng-bareng terus sahurnya. Menunya juga hampir sama terus :D. Perasaan dulu ada banyak foto, tapi entah kemana semua foto itu.

Udah itu aja sih tulisan random biar blognya kelihatan update dikit. Maklum sekarang punya kesibukan baru menjadi pedagang. Mungkin kalau ada yang cari busana muslim bagus bisa kontak aku. Karena sekarang lagi jualan busana muslim. Siapa tahu bisa buat tambahan biaya mudik lebaran :D. 

Mungkin nanti kalau sudah menjelang hari raya, bakalana beda lagi ceritanya. Karena banyak juga temen-temen yang mudik :D.

Jangan Kebanyakan Piknik, Ntar Tipes Lho!

$
0
0
Sekarang, traveling atau jalan jalan merupakan sebuah kegiatan yang benar-benar booming. Padahal dulu waktu aku masih duduk di bangku SMA, enggak segini booming. Mungkin ini efek dari jejaring sosial seperti instagram, path, dll. Banyak orang yang pengen eksis di berbagai macam tempat. Jadi intinya jejaring sosial menjadi salah satu ajang pamer foto dan video. Sialnya, aku juga jadi salah satu dari itu :D. Baca aja caption di profile instagramku.

Raine Pucet Ora Tau Piknik

meme rai pucet
meme rai pucet
Meme diatas berhasil membuatku ketawa. Ekspresi anak di meme itu bener-bener ngece pake banget. Kalau pinjem istilah orang surabaya, wajah dari anak diatas bener-bener "ngguateli". Semoga beberapa bulan kedepan bisa terungkap siapa anak yang sudah membuat banyak orang murka, seperti meme sudah kuduga yang terungkap belakangan.

Meme diatas mungkin sebuah ejekan atau sindiran untuk orang-orang yang kurang piknik dan merasa stress sehingga wajahnya tampak pucat. Oh iya, untuk yang bukan orang jawa mungkin kurang paham, arti dari kata-kata diatas itu adalah "Wajahnya Pucat, Tidak Pernah Piknik". Menurutku enggak lego, kalau diucapkan dalam bahasa Indonesia.

Kebanyakan Piknik Malah Tipes!

Bulan Mei kemarin aku melakukan banyak sekali perjalanan. Beberapa perjalanan sudah aku tulis di blog ini. Kurang lebih rincian perjalanannya itu kaya gini. Tanggal 2 Mei berangkat dari Blitar menuju Pati naik bis. Di Pati cuma nginep semalam besok siangnya tanggal 3 Mei melanjutkan perjalanan dari Pati ke Jepara via Tayu. Nginep semalem di Jepara, dan lanjut ke Karimunjawa dengan kapal siginjay pada tanggal 4 Mei.
Iseng naik pesawat Karimunjawa - Surabaya
Iseng naik pesawat Karimunjawa - Surabaya

Hampir 1 minggu di Karimunjawa, pada tanggal 9 Mei naik pesawat dari Karimunjawa ke Surabaya. Sampai di Surabaya cuma mampir rumah bentar cuma buat ganti tas dan melanjutkan perjalanan ke Sidoarjo bareng +Fauziah Ramadhani . Enggak lama juga istirahat di Sidoarjo, perjalanan lanjut camp di goa cina Malang semalam.

Tanggal 10 Mei main-main di pantai waru-waru dan sorenya kembali ke Sidoarjo. Sepulanngya dari meeting point Sidoarjo masih mampir Royal Plasa buat liat event adek kelas semasa masih kuliah dulu.

Tanggal 11 Mei keliling Surabaya seharian ke beberapa tempat buat ketemu beberapa orang. Besok paginya udah meluncur ke Malang (lagi) buat ikut event kompaisana nangkring bareng JNE di UB. Baru balik ke Blitar tanggal 13 Mei setelah menunggu bus jurusan Blitar di terminal Arjosari selama dua jam.

Jalan jalan di pantai selatan malang
Jalan jalan di pantai selatan malang

Setelah itu seminggu di Blitar piknik domestik ke beberapa daerah yang jaraknya ya lumayan jauh. Seperti Air terjun nggrenjeng panggungrejo Blitar, setelah itu tanggal 16 Mei  juga ada event pelepasan tukik di Pantai Serang.

Tidak berselang lama, tanggal 22 Mei melanjutkan perjalanan ke Bondowoso, jadwal kegiatan di sana lumayan padat. Ngantuk iya, capek iya, tapi asyik. Jadi pernah ke Bondowoso :D. Nyampek Blitar tanggal 25 Mei pagi hari.


Beberapa hari istirahat karena capek, kondisi badan juga sudah mulai kurang fit. Tapi karena udah janjian akhirnya tanggal 30 Mei lanjut ekspedisi ke Goa Luweng dan Jurug Muncar di daerah Bakung. Akhirnya pulang dari jalan jalan itu langsung KO. Tidur dari sore sampai tengah malam.

Vonis Positif Tipes


Akhirnya tanggal 1 Juni disuruh priksa darah di lab sama seorang teman yang profesinya seorang bidan. Karena lagi musim demam berdarah, biar bisa pencegahan dini. Setelah priksa di labolatorium Moromari Blitar dengan biaya Rp. 185.000 selang 30 menit hasilnya menunjukkan bahwa aku positif tipes. Positif itu enggak selalu berkonotasi baik.

Karena inget pesen temen, enggak usah periksa dokter akhirnya setelah itu aku langsung pulang setelah ditawari pengobatan oleh dokter yang ada.

Obat untuk Tipes

Keesokan harinya aku langsung menuju apotik yang dimaksud oleh temanku untuk membeli beberapa obat yang sudah disarankannya. Berikut daftar obat untuk orang yang sakit tipes.
  • Thiampenicol 500 mg (3 x 1)
  • Berlosid (3x1)
  • Hufagesic (3x1)
  • Orphen (3x1)
Catatan : Kalau tipesnya sudah parah disarankan untuk ke dokter terlebih dahulu. Obat diatas saya minum karena tipes yang saya alami belum begitu parah.

Thiampenicol merupakan obat utama untuk tipes sehari 3 kali diminum sesudah makan. Setelah itu Berlosid merupakan obat yang mengurangi rasa mual, dikunyah sebelum makan sehari 3 kali. Hufagesic semacam parasetamol untuk menurunkan demam diminum sehari 3 kali setelah makan. Orphen itu aku kurang tahu fungsinya. Dulu diterangin tapi sudah lupa. Beli 4 jenis obat diatas cuma habis Rp. 14.500 . Murah kan?

Obat Obatan Tipes (minus berlosid)

Selain itu aku juga mengkonsumsi jus cacing tanah yang harganya enggak tahu karena dibelikan. Jus cacing enggak semengerikan apa yang ada di bayanganku. Ternyata jusnya sudah ada rasa jeruknya. Mungkin buat mengelabuhi penderita tipes. Jadi aku enggak ngerasain sensasi jus cacingnya. 

Keesokan harinya ganti minum kapsul ekstrak cacing tanah yang harganya juga kurang tahu karena dibelikan. Sehari 3 kali dan sekali minum untuk dewasa langsung dua. Dengan obat-obatan tersebut dan istirahat total. Dalam jangka kurang dari 5 hari sudah lumayan pulih.

Dan seminggu setelah sakit, aku udah ikutan menjelajah goa luweng dan lanjut ke pantai umbul waru. Seminggu cuma diem dirumah aja bener-bener bikin pucet. Waktu sakit itu bener-bener nggak bisa ngapa-ngapain. Buat buka laptop aja males pake banget.

Bahaya Kebanyakan Piknik!

Makanya jangan kebanyakan piknik, serius! Sakit itu enggak enak lho! Untung aja kemarin enggak sampai opname. Entah bakalan habis berapa banyak duit kalau sampai opname. Belum lagi ngrepotin orang-orang di sekitar juga.

Segala sesuatu meskipun baik apabila berlebihan itu juga enggak baik. Secukupnya saja. Ada beberapa hal yang bikin kebanyakan piknik itu enggak baik. Berikut beberapa bahaya terlalu banyak piknik versi panduaji.net :D
  • Bikin kamu sakit karena terlalu capek ketika kondisi kurang fit, apalagi kamu juga punya kegiatan sehari-hari selain piknik. Kecuali kalau kerjamu itu piknik, ya beda lagi :D
  • Dapet banyak cibiran, ini yang biasanya aku dapetin. Dolan terus, kok penakmen uripmu. Ini berbahaya lho, karena bisa menimbulkan penyakit iri hati di orang-orang terdekatmu.
Dua bahaya diatas merupakan yang paling mengerikan menurutku. Kalau kamu punya pendapat sendiri enggak usah sungkan buat posting di komentar :D.

Cara Redirect Halaman HTTP ke HTTPS

$
0
0
Gegara kebanyakan piknik yang berujung tipes, akhirnya kuputuskan untuk berdiam diri di Blitar, kota kecil yang tersohor. Kata lagunya sih gitu :D . Biar nggak bosen dirumah, sesekali main-main untuk menjelajahi Blitar yang ternyata keren banget setelah kurang lebih 6 bulan tinggal di sini. Banyak tempat yang kudu aku jelajahi biar tahu Blitar. Maklum semasa kecil mainnya cuma di komplek aja, enggak jauh-jauh. Namanya ya anak kecil.

Aku cuma kebetulan aja ngurusin web sendiri dan udah enggak buka jasa pembuatan web kecuali yang udah terlanjur aku kerjain dulu. Nah, pada kesempatan ini aku mau berbagi sedikit tips dan trik untuk para web developer yang masih bingung dengan cara redirect halaman website http ke https.

Maksud Redirect http ke https


Oke, aku mau cerita sedikit tentang maksud redirect halaman http ke https. Maksudnya gini, jadi ketika kita buka halaman misal http://mblitar.net , maka secara otomatis server akan mengarahkan ke https://mblitar.net.

Sebenernya kamu bisa pakai https dengan mudah di cpanel. Semua sudah menyediakan fasilitas itu. Masalahnya, httpsmu terverifikasi belum? Karena kalau tidak terverifikasi httpsmu pada adress bar akan dicoret. Selain itu beberapa browser juga akan menampilkan halaman peringatan sebelum masuk ke webmu.  Oleh karena itu ada baiknya kamu beli SSL dulu kalau emang mau pakai https. Harganya juga enggak mahal-mahal banget. sesuaiin dengan kebutuhan.

Kalau aku biasanya sih beli SSL itu di namecheap. Murah, cepet dan gampang. Hehehe

Meskipun kamu sudah berhasil install semuanya di https, secara default server juga akan melayani apabila ada orang yang request halaman http. Oleh karena itu kamu perlu melakukan redirect ke halaman https. Kalau server menyediakan halaman https dan http, takutnya ketika google melakukan index bisa dianggap duplicate content. Bisa-bisa webnya ilang deh dari google gegara duplicate content. Oleh karena itu diakalin sama redirect ini.

Cara Redirect HTTP ke HTTPS di Wordpress

Untuk melakukan redirect cukup mudah, kamu cuma perlu buka file .htaccess yang ada di root domain, kalau nggak ada langsung bikin. Kemudian masukkan kode di bawah ini
RewriteEngine On
RewriteCond %{HTTPS} off
RewriteRule (.*) https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI}
Nah, taruh kode tersebut pada bagian teratas dari file .htaccess karena ini dibaca sebelum halaman website terbuka.

Setelah menambahkan file tersebut pada bagian teratas, jangan lupa simpan ya supaya bisa bekerja. Setelah itu coba ketikkan alamat websitemu tanpa menggunakan https, maka websitemu bakalan langsung di load ke halaman https.

Selamat mencoba dan semoga berhasil

Cara Download dan Update Firmware SJCAM SJ5000

$
0
0
Kemarin ada temen yang jualan kamera sjcam5000 + wifi yang di bandrol dengan harga 2.5 juta. Selain kamera, dapet juga monopod atantta yang menurutku cukup keren sih. Nah, setelah dicoba ternyata ada beberapa hal yang kurang beres. Mungkin masalah firmwarenya. Oleh karena itu, aku dapet kesempatan buat ngotak-atik.

Kemarin sempat salah install firmware yang berakibat fatal. Layar menjadi putih, dan kita enggak bisa lihat menu apapun di layar. Meski kita masih tetap bisa merekam gambar. Tapi kalau enggak kelihatan displaynya kan juga enggak enak. Akhirnya berhasil deh otak-atik dikit sampai kembali bisa. Santai aja, semua bakal aku kupas tuntas di sini.

Buat yang bingung mau beli kamera sjcam, mungkin bisa cek tulisanku tentang review sjcam sj4000 wifi yang beberapa waktu lalu aku tulis sebagai bahan pertimbangan.

Download Firmware SJCAM SJ5000 Terbaru ( 17 Juni 2015 )

Kalau kamu mau update firmware sjcam sj5000 nya, pastikan bahwa kameramu masih menggunakan versi firmware versi 2.6 ke bawah. Karena update an ini merupakan updatean versi 2.6. Buat yang udah pakai firmware versi 3.0 enggak bisa di downgrade ke 2.6 karena hardwarenya udah ada perubahan.

Ada dua versi firmware yang ada untuk versi 2.6 ini, yang pertama untuk layar 1.5 inchi dan yang kedua untuk layar 1.54 inchi. Untuk mengetahui berapa inchi sjcam yang kamu miliki, coba lihat di kardusnya. Ada tulisannya kan?

Ukuran Layar SJCAM SJ5000

Apabila sudah yakin dengan layarnya, sekarang waktunya download firmwarenya. Ukurannya enggak terlalu gede kok. Cuma sekitar 18 MB saja. Jadi enggak terlalu lama downloadnya. Berikut link downloadnya yang sudah aku mirrorin ke mediafire.


Kasusku : Di kardus ukuran 1.5" tapi ketika saya install firmware untuk 1.5" warnanya putih blank. Setelah itu saya install ulang dengan firmware untuk 1.54, alhamdulillah bisa kembali normal. Jadi terserah kamu mau install 1.5 atau 1.54.

PERINGATAN!
Apabila setelah mencoba cara ini kamera tidak bisa digunakan, aku enggak tanggung jawab lho ya. Aku udah coba memberikan solusi yang ditulis sampai habis dan ketika aku coba itu berhasil. Kalau enggak berhasil kamu coba mungkin ada kesalahan saat melakukan upgrade atau memang ada permasalahan lain di kameranya. 

Cara Install Update Firmware SJCAM

Untuk melakukan instalasi update an firmaware sjcam yang sudah di download ikuti langkah-langkah praktis berikut ini.
  1. Format SD Card yang ada di kamera.
  2. Extract update firmware yang sudah di download
  3. Pindahkan file SJCAM_FWUPDATE.bin ke SD Card. Di luar aja, jangan dimasukin folder apapun (root folder).
  4. Nyalakan SJCAM
  5. Tekan mode hingga masuk ke bagian menu.
  6. Cari menu firmware kemudian tekan tombol shutter di bagian atas.
  7. Akan muncul menu firmware update, kemudian pilih centang ijo.
  8. Tunggu prosesnya update firmware yang enggak sampai 5 menit kok.
  9. Setelah itu kamera akan otomatis restart.
  10. Setelah restart saya menemukan layarnya cuma warna putih aja.
  11. Kalau mengalami hal serupa enggak usah panik, baca terus tulisan ini sampai habis untuk install ke firmware yang satunya

Video Tutorial Cara Update Firmware SCJAM SJ5000 


Solusi Install Firmware SJCAM yang Gagal

Buat kamu yang mengalami layar putih seperti aku, enggak perlu khawatir kamera rusak. Karena dengan install ulang firmware satunya, insyaAllah masalah teratasi. Berikut lankgah-langkah yang harus kamu ikuti dengan seksama. Apabila kamu salah ngikutin, maka akan gagal dan harus ulang terus sampai berhasil. Paham?

Layar putih itu cuma displaynya aja, kamera masih tetap bisa merekam video maupun mengambil gambar. Jadi kita perlu meraba-raba menunya. Berikut cara update apabila layar kamera sjcamnya putih bersih seperti yang kualami.

  1. Hapus Firmware yang sudah ada di sd card dan ganti dengan firmware terbaru.
  2. Nyalakan SJCAM, kamu hanya akan mendapati layar putih. Tunggu sebentar hingga layar berkedip satu kali. Itu tandanya sudah masuk ke video mode.
  3. Tekan tombol mode sebanyak 4x (pelan-pelan aja nekannya, kasih jeda sebentar sekitar 1 detik untuk masing-masing tekanannya)
  4. Tekan tombol atas 1 kali
  5. Tekan tombol shutter / rekam 1 kali
  6. Tekan tombol atas / bawah (bebas) 1 kali
  7. Kemudian tekan tombol shutter dan tunggu sampai restart. Apabila sudah 3 menit menunggu kamerannya belum restart berarti ada kesalahan dalam mengikuti langkah-langkah diatas.Matikan kamerannya dan coba lagi dengan lebih teliti
Setelah kamera berhasil restart, kamera akan berjalan normal. Sedangkan untuk hasil performa update firmwarenya aku juga kurang tahu. Mungkin nanti bakal diulas sendiri setelah coba-coba kamera sjcam sj5000 ini.

Semoga dengan update firmware ini kamerannya semakin enak dipakai, enggak ada masalah yang berarti lagi. Jangan lupa bagikan cara download dan update firmware sjcam ini ke temen-temenmu yang punya kameranya juga. Biar performa kameranya jadi semakin bagus :)

Selamat Pagi Soge, Kowang, dan Watu Bale di Pacitan

$
0
0
Beberapa waktu lalu aku mudik ke Pacitan dan stay selama satu minggu, karena bertepatan dengan peringatan 100 hariannya nenek nenek. Sekaligus menunggu momen lebaran di Pacitan yang mungkin tahun depan enggak aku rasakan lagi.

Selama seminggu di Pacitan, aku sempatkan untuk jalan-jalan di daerah sana. Memang sih enggak banyak yang aku kunjungi karena kalau puasa bawaannya males aja. Kebetulan JLS enggak terlalu jauh dari rumah, jadi setelah sahur aku memutuskan untuk menikmati sunrise di kawasan JLS.

Mentari diantara Kabut

Udara diluar sangatlah dingin, aku berangkat dari rumah menuju JLS sekitar pukul 5 pagi. Suasana juga masih bisa dibilang cukup gelap. Setelah mekaukan perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya tiba di JLS dengan pemandangan pantai soge yang berada tidak jauh dari jalan raya.

Ternyata cuaca tak begitu mendukung untuk menikmati sunrise pagi itu. Selain kabut yang cukup tebal, awan mendung menyembunyikan sang mentari yang samar-samar terlihat. Karena pemandangan tidak begitu bagus pagi itu, akhirnya kuputuskan untuk menikmati di jembatan soge yang menjadi tempat nongkrong para pemuda. Pemandangannya lumayan juga sih. 

Sunrise diantara Kabut
Sunrise diantara Kabut
Setelah menikmati sunrise yang tak kunjung cerah akhirnya kuputuskan untuk kembali ke rumah. Ketika perjalanan cuaca mulai cerah akhirnya kuputuskan untuk putar balik lagi mencari posisi yang sekiranya mendapatkan view yang lumayan keren. Akhirnya kuabadikan momen ketika matahari mulai tinggi diantara kabut pantai yang memikat. Epic!

Sunrise berkabut di pantai soge
Sunrise berkabut di pantai soge
Setelah kuperhatikan, ternyata munculnya matahari tidak sama dengan bulan Februari lalu. Coba deh baca ceritaku tentang berburu sunrise di JLS Pacitan. Setelah cukup puas menikmati pagi dengan kabut tipis-tipis yang romantis. Aku minta sepupuku untuk menunjukkan jalan destinasi yang keren. Siapa tahu menarik tuk dikunjungi. Karena pulang terlalu pagi itu kurang pantes :D.

Menghangatkan Diri di Pantai Kowang dan Watu Bale

Akhirnya sepupuku menunjukkan jalan ke pantai yang tidak jauh dari pantai Soge. Orang sekitar menyebutnya pantai kowang yang satu lokasi dengan Watu Bale. Jalan menuju pantai ini tidak jauh berbeda dengan pantai umbul waru Blitar yang lumayan. Namun masih lebih gampang dan tidak terlalu jauh dari jalan Raya. Tapi kalau mobil sih, susah buat turun ke bawah.

Matahari sudah mulai tinggi ketika aku sampai di pantai kowang ini. Sebuah pantai yang tidak terlalu luas dan terdapat beberapa perahu nelayan namun ini bukan pantai nelayan. Entah lah. Aku sendiri kurang tahu karena pagi itu tak kutemui seorang pun di sana. 

Sunrise di Pantai Kowang
Sunrise di Pantai Kowang
Setelah cukup hangat, lanjut jalan kaki ke Watu Bale. Watu bale ini seperti semenanjung yang menyuguhkan pemandangan batu karang di laut yang tampak keren ketika terkena ombak besar. Sayangnya, aku enggak berhasil dapat moment ketika ombak besar menerjang karang tersebut. Akhirnya berjemur deh di semenanjung ini supaya enggak kedinginan lagi.

Watu Bale Pacitan
Watu Bale Pacitan
Setelah badan cukup hangat dan matahari sudah mulai tinggi. Sekitar jam delapan pagi aku memutuskan untuk mengajak sepupuku yang masih mengantuk untuk kembali pulang melanjutkan tidurnya yang tertunda gegara aku ajak untuk jalan-jalan :D.

Bercengkrama dengan Kawan Lama

$
0
0
Selepas lulus sekolah menengah pertama di Pacitan, aku melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan di Surabaya. Meski cuma tinggal di Pacitan selama 3 tahun, aku dapat banyak sekali pelajaran berharga selama tinggal di desa. Seenggaknya aku sudah pernah merasakan benar-benar menjadi anak desa dengan kehidupan yang seru.

Tahun ini tepat sewindu aku meninggalkan desa ini. Aku sempat bertemu dengan beberapa teman dan bener-bener ngobrol agak serius. Bahkan dengan seorang kawan yang terkenal selengekan di jamannya. Nggak nyangka lho, ternyata dia sering baca blogku. Ini yang bikin speechless, karena orang yang cukup dekat denganku aja belum tentu baca. Oh iya, nama panggilannya dulu Ayok.

Dari Ayok kudapatkan alamat seorang kawan yang cukup unik di sekolah dulu. Ayok cerita cukup banyak tentang Nur yang terkenal unik dulu. Karena penasaran, aku pun berjanji pada diri sendiri #ea untuk datang dan langsung ngobrol dengan si Nur.

Menikmati JLS

Meski sudah beberapa kali melalui JLS, enggak ada bosennya sih main ke JLS. Pagi itu aku iseng aja sih, pakai helm untuk menikmati pagi di kawasan pantai JLS. Karena udah pakai helm, akhirnya kuputuskan untuk lanjut ke Pacitan Kota dan pulangnya lewat jalur Tulakan.

Enggak ada sesuatu istimewa ketika lewat JLS, pagi itu masih sangat sepi banget. Mungkin efek puasa dan liburan sekolah. Perjalanan santai dari Ngadirojo ke Pacitan melalui JLS membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Kalau mau ngebut sih, 30 menit bisa sampai.

Sebenarnya cukup kecewa perjalanan pagi itu, karena sekarang enggak musim tanam padi. Sawah-sawah tampak gersang enggak terlalu bagus untuk dilihat, termasuk terasiring yang biasanya kelihatan epic. Mungkin nanti kalau mau jalan-jalan kudu pas musim tanam.

Sesampainya di Pacitan, aku enggak tau mau kudu main kemana, akhirnya kuputuskan untuk menikmati pagi di sekitar aloon-aloon kota Pacitan. Jalanan cukup padat sebelum melintasi jembatan, karena memang ada pasar. 

Jembatan Sungai Grindulu
Jembatan Sungai Grindulu
Sesampainya di Aloon-aloon, ternyata keadaan benar-benar sepi. Tidak ada aktivitas apapun. Hanya tampak beberapa orang yang berolahraga. Jumlahnya pun bisa dihitung dengan jari. Padahal jam sudah menunjukkan sekitar pukul 07.00 pagi lho.

Aloon Aloon Pacitan
Aloon Aloon Pacitan
Setelah bosen karena enggak ada orang yang bisa diajak ngobrol, akhirnya kuputuskan untuk keliling kota sambil ngapalin jalan. Karena selama 3 tahun tinggal di sini, enggak pernah keliling kota Pacitan. Bahkan pergi ke Pacitan kota cuma 3 kali saja.

Pulang Melewati Jalur Tulakan

Karena cukup bosan dengan JLS, akhirnya kuputuskan untuk kembali melalui jalur lama, yaitu Tulakan. Sekalian aku mau mampir tempat seorang kawan lama yang kudapatkan dari Ayok. Ternyata jalur Tulakan pun sudah dilebarkan dan diperbaiki. Cukup mudah untuk dilewati dan sudah banyak rumah di tepi jalan. Aku pun bisa melihat kegiatan warga yang mulai beraktivitas. Kupacu kendaraan di kecepatan 60km/jam untuk menikmati suasana pagi di jalanan berkelok yang luas dan sepi.

Jalanan berkelok di Pacitan
Jalanan berkelok di Pacitan
Setelah hampir setengah jam, ternyata aku sudah dekat dengan kawasan Nur. Akhirnya kuputuskan untuk mampir sekalian ngobrol bentar. Akhirnya kutemukan sebuah kios di pinggir jalan yang dimaksud oleh Ayok. Aku pun berhenti dan melihat seorang pemuda yang seumuran sedang duduk berkutat dengan buku catatanya.

Ketika kusebut namanya, dia tampak kebingungan karena memang benar-benar enggak ingat aku :D. Aku pun langsung sok misterius.

Cerita Tentang Sebuah Pilihan

Bertemu Kawan Lama
Bertemu Kawan Lama

Ada sebuah moment yang membuatnya ingat padaku, Momen tersebut tidak lain adalah ketika aku memberikannya contekan saat Ujian dulu :D. Mungkin memang tidak heran banyak yang tak mengenali aku. Dulu aku seorang anak kecil kerempeng sekarang menjadi sosok yang agak chubby :D.

Aku teringat jawaban dari Nur ini ketika Bu Ida, guru Bahasa Indonesia di kelas VII C bertanya kepada siswa. Apa cita-citamu?

"Kondektur Bis" Jawabnya tanpa ragu.

Sontak, anak-anak di kelas yang tertawa termasuk aku. Nur pun cuma senyum-senyum tanpa dosa. Mungkin ini jawaban yang juga tidak diharapkan oleh seorang guru Bahasa Indonesia. Aku lupa ada percakapan apa setelah itu.

Setelah lulus SMP pun, Nur tidak melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Ia pun langsung meraih cita-citanya. Ya, dia bekerja sebagai kondektur Bis jurusan Lorok - Pacitan setelah lulus SMP. Setidaknya itu cerita yang kudengar beberapa tahun lalu, Nur berhasil meraih cita-citanya.

Kini Nur sudah punya kios sendiri di pinggir jalan raya. Toko kelontong dengan banyak hal yang dijiual, terutama kebutuhan sehari-hari. Aku makin penasaran bagaimana ia bisa membuka toko kelonotong ini. Akhirnya aku pun dapat cerita langsung dari dirinya.

Ketika lulus SMP, ia memang menjadi kondektur bis jurusan Lorok - Pacitan. Dia memutuskan untuk menjadi kondektur bukan karena paksaan, kepepat atau alasan yang lain, tetapi karena ia memang benar-benar suka dengan pekerjaan itu.

Setelah menjalani selama 1.5 tahun, akhirnya dia pun memutuskan berhenti menjadi kondektur bis. Karena sudah tidak mendapatkan lagi kesenangan seperti yang ia alami awalnya. Semenjak itu ia pun akhirnya membuka kios kecil-kecilan di pinggir jalan raya yang berkembang seperti sekarang ini.

Menikah tahun 2012 dan dikaruniai seorang anak membuatnya menjadi seorang ayah. Dia pun tidak punya kegiatan lain selain menjaga toko, melayani pembeli dan kulakan berbagai macam barang yang ia jual di kiosnya.

Aku pun ingat jalan cerita yang ada di film UP. Ketika kamu sudah berhasil meraih mimpimu, selanjutnya apa? Akankah kamu mengejar mimpi yang lain atau hanya menikmatinya saja? Karena memang hidup adalah pilihan.

Karena semakin banyak pembeli yang datang dan pergi, akhirnya kuputuskan untuk berpamitan. Enggak enak kalau ngobrol dipotong-potong terus. Akhirnya aku pulang dengan hati yang cukup senang. Selain telah berhasil menepati janjiku untuk datang bertemu langsung, aku punya cerita untuk kurenungi.

Menikmati Pagi dalam Sunyi

$
0
0
Jam menunjukkan pukul 05.30, ketika mentari mulai tampak berseri. Entah kenapa aku ingin menikmati pagi dalam sunyi. Gunung Duwur, merupakan satu-satunya tempat yang ingin aku datangi pagi itu hanya untuk menyepi. Aku pun bergegas datang ke tempat yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah nenek.

Aku parkir kendaraan di rumah terakhir di kaki bukit yang tak lain adalah rumah salah seorang teman baikku. Perlahan kutapaki anak tangga untuk menuju puncak kesunyian pagi itu. Cukup nyaman sebenarnya suasana kesunyian pagi itu.

Jalan ke Puncak
Jalan ke Puncak
Tidak begitu jauh aku menapakkan kaki ini, hingga akhirnya sampai di kawasan yang tak begitu asing. Tempatku dulu bermain mencari mente yang berjatuhan. Udara pagi itu benar-benar sejuk dan menyegarkan. Semua beban begitu saja hilang. Kulihat ketimur bukit, mentari mulai tinggi dengan nuansa kabut tipis-tipis yang begitu romantis.

Mentari dalam Sunyi
Mentari dalam Sunyi
Memang tidak ada orang lain yang tampak pagi itu diatas bukit. Mungkin karena masih terlalu pagi seperti kata ayah temanku. Tapi aku memang benar-benar ingin menikmati pagi itu di tempat ini. Setelah cukup lama berdiam diri menikmati pagi dalam sunyi, kuputuskan untuk segera bergegas.

Tahukah kamu tentang bukit yang kusinggahi untuk menikmati pagi yang sunyi itu? Seperti yang sudah kusebutkan diawal bahwa tempat ini disebut dengan nama Gunung Nduwur. Sebuah bukit di dusun kami yang digunakan sebagai tempat pemakaman umum untuk warga sekitar dusun Barak.

Meskipun bukit ini menyimpan banyak misteri, namun aku dan teman-teman masa kecilku sering menghabiskan waktu di tempat ini untuk bermain. Meski ada beberapa teman yang seringkali takut untuk naik, aku sudah terbiasa naik ke tempat ini sendirian hanya untuk berdiam diri di salah satu makam yang kini usianya sudah lebih dari sewindu.

Keindahan Pagi dalam sunyi
Keindahan Pagi dalam sunyi
Sepi terkadang memang memberikan arti tersendiri bagiku. Sebuah tempat dimana aku bisa menikmati kesendirian tanpa harus terganggu apapun. Mungkin kamu punya cerita sunyi sendiri di suatu tempat :)

Jalan Jalan ke Pantai Banyu Tibo Pacitan Gegara Penasaran

$
0
0
Pacitan memang tidak berbeda jauh dengan Blitar, sebuah daerah di pesisir pantai selatan pulau jawa yang terkenal dengan mitos ratu nyi roro kidul. Konon katanya, jangan menggunakan pakaian berwarna hijauh di daerah pantai selatan. Terserah mau percaya atau tidak. Pada tulisan kali ini aku enggak mau nulis tentang mitos itu sih, cuma mau cerita waktu jalan-jalan ke pantai banyu tibo di daerah Pacitan. Sebuah pantai dengan air terjun yang langsung ke pantai. Mirip deh sama pantai dengan air terjun di Blitar yang belakangan mulai dikenal.

Tetap Jalan-Jalan Meski Puasa

Menikmati Pantai Banyu Tibo
Menikmati Pantai Banyu Tibo

Perjalanan ini sebenarnya aku lakukan bersama adikku ketika bulan ramadhan kemarin. Lama banget aku enggak update blog. Mungkin karena perjalanan mudik yang cukup melelahkan. Karena seminggu di Pacitan, masa iya sih enggak main ke tempat yang belum pernah kami kunjungi sama sekali? Oleh karena itu aku rencanakan untuk datang ke pantai banyu tibo pacitan ini.

Karena selain namanya yang belum begitu ramai, pantai dengan air terjun ini juga membuatku penasaran dan terbesit pikiran untuk membandingkannya dengan air terjun di tebing pantai umbul waru Blitar. Pastilah beda, karena rasa penasaran itu lah akhirnya kuputuskan berangkat naik motor ketika lebaran kurang 3 hari. Meskipun puasa, enggak ada salahnya buat menikmati keindahan laut. Meski cuma sebatas pengen tahu saja seperti apa sih di pantai itu.

Perjalanan dari tempat nenek di daerah Lorok menuju Pantai banyu tibo ini membutuhkan waktu sekitar 100 menitan. Aku pilih lewat JLS dan berjalan santai untuk menikmatinya. Oleh karena itu aku tidak lewat desa sedeng dengan tanjakan yang lumayan tinggi. Ternyata setelah lewat teleng ria mengikuti JLS, jaraknya benar-benar jauh :D. Pemandangannya pun tidak begitu menarik bagiku. Cuma tandah tandus yang tampak gersang meski sesekali terlihat rimbunnya pepohonan.

Untuk menuju pantai banyu tibo, rutenya searah dengan pantai klayar di pacitan yang aku datangi beberapa bulan lalu. Jalannya juga sudah cukup baik dan sepertinya masih akan terus dilebarkan melihat material di sepanjang jalan. Tampak beberapa orang sibuk membuat sebuah warung non-permanen di pinggiran jalan. Mungkin moment lebaran akan menjadi ladang rezeki musiman sendiri bagi mereka.

Sesampainya di pasar (lupa namanya) akan ada petunjuk untuk menuju pantai banyu tibo, pantai buyutan dan pantai yang lain. Cukup ikuti arah tersebut, kamu bakalan menemukan arah ke pantai banyu tibo yang lokasinya lebih jauh dibandingkan dengan pantai buyutan.

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Banyu Tibo

Air Terjun di Pantai Banyu Tibo Pacitan
Air Terjun di Pantai Banyu Tibo Pacitan
Akhirnya tiba di pos pantai banyu tibo, ada retribusi sebesar 2ribu rupiah (kalau tidak salah) untuk setiap orangnya. Untuk parkirnya aku juga lupa berapa besarannya. Yang jelas tidak terlalu mahal. Dari loket tersebut untuk turun ke bawah tidak terlalu jauh. Mungkin cuma sekitar 1km saja dan kendaraan bisa sampai di pantai (baik roda dua maupun empat)

Jalan untuk menuju pantai ini juga sudah lumayan bagus meski tidak terlalu lebar, karena sudah di cor beton meski belum rata semuanya. Uang hasil retribusi yang digunakan untuk memperbaiki beton cor di kawasan ini.

Siang itu di pantai ini tidak begitu ramai, meski tampak beberapa pengunjung yang datang, masih dalam batas yang sangat wajar. Sehingga semua bisa menikmati keindahan pantai dengan air terjun di Pacitan yang belakangan mulai terkenal ini.

Sungai yang mengalir diatasnya tampak jernih dengan bebatuan yang dibalut oleh lumut. Ini efek musim kemarau yang juga mengurangi debit air yang meluncur bebas di pantai. Berbeda dengan pantai umbul waru yang air langsung terjun ke bebatuan karan di bawahnya, di Banyu Tibo ini air terjun masih di pantai sehingga siapapun masih bisa main-main di bawah air terjunnya.

Awalnya tak ada orang yang bermain air di bawahnya, mungkin selain panas juga ada sedang banyak yang puasa. Setelah cukup puas menikmati air terjunnya, datang beberapa anak usia tanggung (baca : remaja) dengan kaos bertuliskan my trip my adventure. Sebuah acara televisi yang sampai saat ini belum pernah aku tonton sama sekali :D.
Pantai Banyu Tibo
Pantai Banyu Tibo

Mereka rombongan dengan baju yang masih kelihatan baru segera turun ke bawah untuk berfoto kemudian bermain-main dengan air. Memang untuk sampai di bibir pantai mereka harus turun cukup tinggi, oleh karena itu disediakan tangga dengan tarif se-ikhlasnya (mungkin). Tampak dengan sigap dua orang memakai pelampung turun dan menyediakan sebuah toples plastik untuk meletakkan uang sukarela yang kesannya memang seperti di wajibkan dan tangga untuk akses turun ke bibir pantai.

Selain wisatawan biasa, ternyata tidak sedikit orang yang juga menikmati siang itu dengan memancing. Emang sih, tebingnya cocok untuk melemparkan kail.

Penjual Akik di Pantai Banyu Tibo

penjual akik di pantai pacitan
penjual akik di pantai pacitan

Banyak warung di pantai yang memilih tutup ketika ramadhan, mungkin karena keuntungan yang di dapat dan sedikitnya wisatawan membuat mereka enggan membuka warung ketika puasa. Ternyata, selain warung yang jualan makanan / minuman, ada penjual akik lho di pantai ini. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa akik ini belakangan sedang booming, meski sekarang trendnya sudah mulai turun.

Karena aku enggak paham sama sekali dengan dunia per-akik-an akhirnya kudekati bapak tersebut sambil melihat berbagai macam koleksi yang dimilikinya. Dia menjual mulai dari batu bongkahan hingga akik yang sudah siap untuk dipakai. Tergantung sih mau pilih yang mana kalau berminat.

Bapak tersebut enggan untuk memberikan harga pas, karena kalau di kasih harga pas pun masih di tawar, hingga akhirnya dia putuskan untuk memberikan harga yang cukup tinggi dan membiarkan calon pembelinya untuk menawar.

Pulang dari Pantai Banyu Tibo aku langsung bergegas untuk pulang, meski sebenarnya pengen mampir ke pantai buyutan. Tetapi gegara cuaca yang benar-benar panas dan sedang berpuasa aku urungkan dulu. Mungkin lain kali bakalan mampir khusus ke pantai buyutan.

Cara Cetak Tiket Kereta Api Online Sendiri

$
0
0
Aku sekarang lebih suka beli tiket kereta api online, kenapa? Karena dengan tiket online ini aku enggak perlu ribet antri di stasiun. Apalagi kalau lagi panas dan antriannya panjang banget. Kan jadi males. Oleh karena itu sekarang aku lebih suka pesan tiket online.

Mungkin sebagian orang akan bingung bagaimana cara menukarkan tiket yang dibeli secara online menjadi sebuah tiket kereta api? Nah, pada tulisan kali ini aku mau berbagi tulisan tentang bagaimana cara mencetak tiket kereta api sendiri yang sudah kamu pesan secara online.

Cetak Tiket Kereta Api Sendiri di Stasiun

Biasanya, aku mencetak tiket kereta api sekalian berangkat naik kereta. Setelah packing dan siap jalan-jalan naik kereta, aku datang satu jam sebelum kereta berangkat. Waktu satu jam ini biasanya aku manfaatkan untuk hanya untuk menikmati suasana stasiun kereta. Siapa tahu banyak cewek cantik berkeliaran :D.

Yang perlu dipersiapkan sebelum cetak tiket sendiri di stasiun adalah kode booking. Kamu mungkin bisa mendapatkan kode booking melalui email setelah melunasi pembayaran tiket secara online. Ikuti beberapa langkah berikut untuk mencetak tiket kereta api di stasiun secara mandiri dan (mungkin) tanpa antri.

Menuju Mesin Cetak Tiket Mendiri

Kini setiap stasiun memiliki mesin pencetak tiket mandiri. Banyaknya mesin ini tergantung dari besar kecilnya sebuah stasiun. Apabila anda tidak mengetahui bentuk mesinnya, berikut gambar mesin pencetak tiket yang ada di berbagai macam stasiun.

Mesin cetak tiket
Mesin cetak tiket
Untuk stasiun yang kecil seperti stasiun tingkat kecamatan aku kurang tahu ada atau tidak. Jadi harap di koreksi apabila salah.

Memasukkan Kode Booking

Setelah sampai di mesin tiket, apabila ada antrian ya silakan antri. Kalau enggak ada, kamu bisa langsung pakai mesinnya. Pengalaman selama ini paling banyak antri cuma satu orang. Jadi enggak lama. 
Memasukan Kode Booking
Memasukan Kode Booking
Masukkan kode booking pada form yang sudah disediakan. Setelah itu tekan tombol cari / search.

Cetak Tiket Mandiri
Cetak Tiket Mandiri
Akan muncul booking kode dan stasiun asal dan tujuan. Apabila benar langsung tekan cetak / print aja deh. Trus kamu tinggal nunggu mesin tersebut ngeprint / nyetak tiket yang sudah kamu pesan.

Cetak Tiket Sendiri
Cetak Tiket Sendiri
Setelah tiket di cetak, kamu harus menyobeknya sendiri. Pelan-pelan ya, biar bawahnya enggak ikutan sobek gegara kamu enggak sabaran nyobek tiketmu.

Selesai deh, langsung masuk dengan menunjukkan identitas diri dan selesai deh. Kamu langsung bisa naik ke kereta yang sudah kamu pesan apabila keretanya sudah datang.

Mudah bukan mencetak tiket kereta api sendiri? Enggak ribet pula. Semoga perjalananmu dengan kereta api menyenangkan :)

Video Tutorial Cara Mengganti Lensa SJCAM

$
0
0
Beberapa waktu lalu aku sudah nulis review sjcam sj 4000 wifi dengan berbagai macam kelebihan dan kelemahannya menurutku. Nah, pada kesempatan kali ini aku berbagi video tutorial tentang cara mengganti lensa sjcam. Karena lensa sjcam ku yang lama kan ada fog yang enggak bisa dibersihkan, satu-satunya cara adalah dengan mengganti lensanya.

Video Tutorial Cara Mengganti Lensa SJCAM


Tutorial Cara Mengganti Lensa SJCAM SJ4000

Mungkin video diatas sudah cukup mewakili bagaimana sih caranya ngganti lensa sjcam sj4000? Ya seperti di video diatas kita bisa lihat bersama. Nah untuk yang mungkin kurang paham bisa ikuti instruksi detail yang aku tulis di bawah ini. Penjelasan detailnya juga aku tulis di sini kok :)

Persiapan Alat

Pertama-tama yang aku lakuin adalah menyiapkan peralatan khusus untuk bongkar pasang berikut daftar alat yang aku siapkan sebelum memulai pekerjaan singkat ini.
  1. Tang
  2. Obeng Minus
  3. Kain 
  4. Lensa baru
  5. Kamera
  6. Laptop / Komputer
Dikit kan peralatan yang dibutuhkan? Kamu bisa lakukan ini sendiri di rumah maupun kosan.

Buka Cover Kamera dan Lensa

cara mengganti lensa sjcam
Sjcam Lens

Pertama-tama yang kudu dilakuin itu nglepas cover kamera terlebih dahulu, untuk melepas cover lensa ini bisa dilakukan dengan tangan kosong, kalau kesulitan bisa juga dengan sedikit bantuan obeng minus.

Sedangkan untuk cover lensa pakai obeng minus, cara bukanya juga gampang bisa dilihat di video diatas bukan?

Ganti Lensa SJCAM

Selanjutnya balut tang / lensa dengan kain. Setelah itu gunakan tang untuk melepas lensa. Awalnya memang agak berat, tapi bisa kok. Aku sengaja pakai kain supaya enggak rusak lensanya. Dalam artian rusak itu enggak kegores di bagian yang terknea tang.

Setelah lensa lepas segera ganti dengan lensa baru, jangan sampai menyentuh sensor yang ada di kamera maupun bagian bawah lensa. Takutnya kotor dan membuat lensa baru tidak bisa menghasilkan gambar yang bersih

Atur Fokus dengan Komputer / Laptop

Pasang lensa dan putar manual dengan tangan. Kamu harus hati-hati saat memasang lensa, jangan miring karena bisa merusak ulir di kamera sehingga lensa tidak bisa terpasang dengan baik.

Nyalakan kamera dan hubungkan dengan pc / laptop. Pilih mode pc camera untuk menggunakan action cam sebagai webcam. Setelah itu gunakan aplikasi webcam untuk melihat gambar dengan lensa. Putar lensa hingga mendapatkan fokus yang tepat.

Pasang Cover

Setelah lensa sudah tepat, sekarang saatnya memasang cover lensa dan cover kamera sehingga sudah tampak seperti sedia kala. Mudah kan?

Semoga tutorial diatas bisa membantu kamu yang kesulitan dalam mengganti lensa kamera. Video diatas sengaja dibikin dengan dua bahasa, yang pertama adalah bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. biar paham siapapun yang melihatnya :D.

Mungkin kamu juga mau nyoba update firmware sjcam sj5000 ? Siapa tau dengan update firmware, kamera jadi lebih lempeng buat ngapain aja.

Kuliner Sate Klatak Pak Untung di Imogiri

$
0
0
Sate kambing merupakan salah satu menu yang sebenarnya tidak terlalu aku suka, entah kenapa aku emang enggak terlalu suka. Kalau dihadapkan dengan dua pilihan antara sate kambing dan sate ayam, aku bakalan pilih sate ayam. Enggak peduli kalau sate kambing itu lebih mahal, karena lidah emang enggak bisa disuap dengan duit :D.

Sudah sejak lama sebenarnya aku penasaran sama yang namanya Sate Klatak, sate kambing yang ditusuk dengan jeruji sepeda kemudian di bakar. Karena penasaran, beberapa waktu lalu saat di Imogiri sebelum menuju Gunung Kidul, aku menyempatkan mampir bersama Mas +Hiza, Mbak +Chonie Prysilia dan +Novi .

Sate Klatak Pak Untung

Sate Klatak Pak Untung memang tidak se-terkenal sate klatak pak pong, namun menurut lidah Mas Hiza rasana enggak kalah enak dan seringkali habis sebelum jam 4 sore. Lokasi sate Klatak Pak Untung berada di Jl. Imogiri Timur km 9. 

Siang itu kami memesan 4 porsi sate klatak dan 2 porsi tongseng kambing. Kami tidak terlalu lama menunggu karena antrian tidak begitu banyak. Rasa penasaranku benar-benar terjawab ketika melihat sate klatak secara visual di depan mata.
Sate Klatak Pak Untung
Sate Klatak Pak Untung
Satu porsi sate klatak pak untung ini terdiri dari 4 tusuk sate kambing yang hanya dibakar itu pun enggak sampai gosong. Tidak ada bumbu kecap dan kacang seperti sate pada umumnya, hanya tampak remah-remah bumbu yang menempel pada daging kambingnya. Sate ditusuk menggunakan jeruji besi mirip dengan yang digunakan pada roda sepeda.

Setelah mencoba gigitan pertama sate klatak ini, ternyata rasanya memang enggak diragukan lagi. Aroma kambing yang khas itu sudah hilang, dengan potongan daging yang pas cukup nikmati dimakan di siang hari. Apalagi dengan tambahan tongseng kambing dengan kuah yang benar-benar mantap.

Tak perlu menunggu lama untuk menghabiskan satu porsi sate klatak, karena memang rasanya cukup menarik dan enak. Sayang kalau tidak segera dihabiskan. Untuk 1 porsi saja dengan minum es jeruk sudah membuat perut benar-benar kekenyangan. Porsinya bener-bener banyak.

Untuk harga satu porsinya aku kurang tahu sih, adapun menu yang kami pesan antara lain sebagai berikut ini
  • Sate Klatak 4 Porsi
  • 5 Porsi Nasi
  • Tongseng Kambing 2 Porsi
  • 4 Es Jeruk
  • 1 Es Teh
Total yang harus kami bayar untuk semua makanan tersebut dibawah 120 ribu. Aku bener-bener lupa berapa pasnya yang harus kami bayar. Karena udah lewat beberapa waktu lalu :D.  Mungkin ada yang juga pernah kesana dan bisa kasih rincian harganya?

Sate Klatak Pak Untung
Sate Klatak Pak Untung

Gegara nulis ini di pagi hari membuat perut keroncongan. Mungkin kamu bisa coba kuliner khas imogiri ini kalau mampir di Jogja. Siapa tahu bakal ketagihan, apalagi kalau kamu seorang pecinta daging kambing, hukumnya WAJIB.

Piknik di Pantai Ngandong Gunung Kidul

$
0
0
Setiap main ke rumah Mas +Hiza  di Jogja, entah kenapa kok rasanya kurang lengkap kalau enggak mampir ke Gunung Kidul. Jadi seperti biasa menjelang pulang sempat mampir dan nginep di gunung kidul. Jadi ceritanya setelah makan sate klatak pak untung di Imogiri kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Kidul. Sebenarnya ada agenda yang tak tertulis ketika main ke Gn. Kidul, yaitu mantai alias main-main di pantai. Meski belum ada tujuan khusus mau ke pantai mana, yang penting main ke Pantai.

Meski lokasi rumah tidak terlalu jauh dari pantai Gesing, akhirnya siang itu kami bersiap menuju ke pantai Sadranan. Salah satu pantai favorit yang dulu sempat kami nikmati secara private.

Sebelum pergi ke pantai
Sebelum pergi ke pantai 
Dari tempat kami menuju pantai sadranan membutuhkan waktu sekitar 60 menit perjalanan. Kurang lebih satu jam lah. Nah, selama perjalanan ada sedikit gangguan yang lumayan, karena sedang ada proses pembangunan jalur lintas selatan yang rencananya akan menghubungkan Banyuwangi sampai Banten. Entah tepatnya dimana. Jadi nikmatin aja perjalanan yang penuh debu ini.

Aku baru tahu kalau sekarang ada loket di jalur lintas selatan. Loket dengan harga tiket 10 ribu untuk satu orang ini lokasinya bukan di pintu masuk pantai, tapi ada di jalan raya yang sepertinya masih masuk jalur lintas selatan. Lha terus kalau kaya gini, apa yang cuma sekdar lewat juga harus membayar? Aku juga kurang tahu sih.

Pindah ke Pantai Ngandong

Sesampainya di kawasan pantai sadranan aku pun cukup kaget karena sudah super duper rame gak kaya dulu lagi. Banyak persewaan alat snorkling, gazebo dan masih banyak jenis usaha lainnya. Well, bukan ini yang aku harapkan. Akhirnya kami berjalan menyusuri pantai hingga sampai di sebuah pantai yang lebih sepi dibandingkan pantai Sadranan, orang biasa menyebut pantai ini sebagai pantai Ngandong.

Pantai Ngandong Gn Kidul Jogja
Pantai Ngandong Gn Kidul Jogja
Panatai ini tidak begitu ramai, meski ada bebrapa wisatawan tapi jauh lebih mending dibandingkan dengan pantai sadranan yang berada di barat pantai ini. Kemarin kami nongkrong di salah satu warung dengan spot yang lumayan bagus dan harga makanan enggak begitu mahal. Maaf, aku lupa berapa harga makanan ikan bakarnya :D. 

Ikan Bakar di Pantai
Ikan Bakar di Pantai
Pas banget setelah capek mainan air bisa langsung makan ikan bakar dengan harga yang masih wajar. Aku enggak begitu ingat pasnya berapa. Pokoknya berlima enggak sampai 150ribu kok. 

Fasilitas umum di kawasan pantai ini lumayan lengkap kok, cocok buat piknik keluarga. Selain itu kalau sudah sore kamu juga bisa lihat sunset yang lumayan bagus. Kemarin kami pulang ketika menjelang malam, jadi pas dapet sunset.

Meski kamera hp enggak bisa menangkap sunset seperti yang ditangkap mata, tetapi bisa lah mewakili sunset bulan Agustus di pantai ini. Siapa tahu bisa jadi referensi buat kamu yang bingung milih pantai mana yang bakalan kamu datengin di Gunung Kidul.


Pendakian Pertama di Gunung Kelud

$
0
0
Gunung Kelud sampai tulisan ini aku tulis masih jadi rebutan antara pemerintah kabupaten Kediri dan pemerintah kabupaten Blitar. Permasalahan ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir setelah Gubernur mengeluarkan SK tentang kepemilikan Gn. Kelud menjadi Kediri, kemudian beberapa bulan lalu SK dicabut dan mengembalikan Gn. Kelud ke Blitar dan belum lama ini keputusan tersebut dicabut lagi sehingga SK masih berlaku. Entah aku sendiri enggak begitu paham sama yang begituan. Mungkin memang bukan urusan saya.
Gunung Kelud
Gunung Kelud yang Tertukar


Lepas dari rebutan itu semua, beberapa waktu lalu aku mendaki Gunung Kelud yang hanya memiliki ketinggian 1731 Mdpl. Memang sih enggak terlalu tinggi untuk sebuah pendakian. Enggak se-keren gunung-gunung lain yang ketinggiannya lebih dari 2000 Mdpl bahkan lebih dari 3000 pun banyak. Tapi, lagi-lagi bukan urusan saya.

Pada kesempatan ini aku mau berbagi sedikit cerita bahkan video tentang perjalanan naik ke puncak gunung kelud beberapa waktu yang lalu. Makanya, baca sampai habis!

Pendakian Gunung Kelud via Ds. Tulungrejo

Persiapan pendakian gunung kelud
Persiapan pendakian gunung kelud

Mungkin banyak yang meremehkan gunung kelud, karena untuk ke gunung ini sebenarnya cukup mudah apabila mau melewati Wates, Kediri. Sepeda motor bisa sampai dekat banget dengan puncak. Namun, apabila lewat Wates, Kediri kamu enggak bisa mendekati kawah. Sehingga cuma sampai batas pagar. Banyak kok yang foto-foto spot pagar perbatasan gunung Kelud ini :D.

Beberapa waktu lalu aku diajak oleh teman untuk ikut dalam pendakian ke Gunung Kelud melalui desa Tulungrejo. Sebuah desa di Kec. Gandusari yang berada di lereng gunung kelud. Sekitar 45 menit perjalanan dari Kota Blitar. 

Pendakian ini sebenarnya dilakukan dalam rangka menyambut ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke 70. Jadi selain cuma pendakian ada rencana juga untuk melakukan upcara di puncak gunung kelud.

Rombongan kami berangkat dengan jumlah sepuluh orang dengan berbagai macam usia mulai dari anak SD, SMP hingga yang sudah bapak-bapak. Berhubung jauh dari mata air, harus bawa persediaan air yang cukup dari bawah sehingga tidak kehabisan air di atas. Karena Air merupakan salah satu perbekalan yang sangat penting.
 Pos Pendakian Gunung Kelud
Pos Pendakian Gunung Kelud

Sebelum berangkat naik ke gunung kelud, kami berhenti di rumah Bapak Dasuki terlebih dahulu, untuk mengisi buku tamu dan mendata orang-orang yang naik gunung Kelud via ds. Tulungrejo. Setelah mengisi buku tamu, selanjutnya kendaraan diparkir di rumah beliau dengan tarif 5 ribu rupiah untuk 1 motor. Selain itu tidak ada biaya lain yang harus dikeluarkan.

Saranku sih minta nomor HP Pak Dasuki untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selama perjalanan. Setelah perijinan dan menitipkan kendaraan, selanjutnya adalah memulai perjalanan ke Gunung Kelud.

Oh iya, untuk yang belum tahu rute menuju pos pendakian ini bisa ikuti arah berikut ini
  • Dari daerah Wlingi ikuti arah ke Gandusari
  • Kemudian dari Gandusari ikuti arah ke Batu
  • Nanti kamu bakalan lewat kebun teh bantaran ikutin terus jalannya hingga masuk di kawasan Desa Tulungrejo.
  • Sesampainya desa ini ikuti jalan terus sampai notok ada pertigaan.
  • Pertigaan ini apabila belok ke kanan merupakan jalan aspal yang bagus dengan tujuan rambut monte, sumber dandang, dan Batu sedangkan ke kiri jalan aspal kampung.
  • Belok ke kiri.
  • Setelah itu ada pertigaan lagi, belok ke kanan dan tinggal lurus hingga rumah terakhir merupakan pos perijinan pendakian ke gunung kelud.
Mudah bukan untuk menemukan lokasinya? Kalau ragu enggak perlu takut untuk bertanya dengan warga sekitar.

Pendakian ke Gunung Kelud

Karena selama pendakian kami juga ingin mengabadikan dalam bentuk vide, akhirnya aku dan Mas Duval merekam beberapa footage video selama perjalanan ini. Supaya bisa jadi kenang-kenangan yang tak ternilai kelak.

Setidaknya terdapat 3 pos yang dilewati selama pendakian ini. Pos pertama meski jalannya hampir naik terus namun masih relatif enak. Tidak ada semak belukar. Perjalanan dari pos perijinan menuju pos pertama ini memakan waktu mungkin sekitar 1 jam.
Pos Pendakian Pertama
Pos Pendakian Pertama
Dari pos satu perjalanan dilanjutkan ke pos 2. Ada dua jalur yang bisa dilewati untuk menuju pos 2. Setelah naik dari pos satu ambil kiri jalan yang turun menuju sungai (yang kebetulan waktu itu kering kerontang) atau bisa ambil kanan dengan jalanan yang juga menanjak. Kedua jalur ini bisa dipilih sesuai dengan keinginan.

Kami mengambil jalur kiri turun melewati sungai kemudian naik menanjak. Jalan ini cukup rimbun pepohonannya. Jalan juga tidak terlalu terlihat karena jarang sekali dilalui orang. Sedang apabila lewat jalur yang ke kanan sudah jelas jalannya. Keduanya sama-sama punya trek menanjak dan tingkat kesulitan sendiri-sendiri.

Bisa dikatakan 80% perjalanan dari pos 1 ke pos 2 ini adalah jalan yang menanjak terus. Cukup capek melewati jalur ini karena enggak ada tanjakan yang agak selow gitu. Nanjak e lumayan bikin ngos-ngosan untuk pendaki pemula.

Berbeda dengan pos 1, di pos 2 tidak ada bangunan sama sekali. Hanya sebidang tanah landai yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat karena pada bidang datar. Dari pos 2 menuju pos 3 membutuhkan waktu yang lumayan lama sih menurutku. Sekitar 60 - 90 menitan lah. Agak lupa karena enggak memperhatikan jam juga :D.

Akhirnya setelah jalanan menanjak yang lumayan jauh sampai juga di pos 3. Pos dimana kita bisa mendirikan tenda dan bisa melihat gunung kelud yang menjulang megah seperti foto pertama postingan ini.

Bermalam di Pos 3 Gunung Kelud

Sampai di pos 3 sekitar pukul 15.30 sore. Udah lumayan sore. Selain itu juga sudah tampak beberapa tenda yang berdiri entah siapa aku juga kurang tahu. Tampak juga beberapa anak SD dari desa Tulungrejo yang pulang dari Kawah. Dikirannya upacara bendera dilakukan hari itu. Anak SD berangkat dari pagi dan langsung pulang sorenya. Mereka cuma bawa bekal aja dari rumah. Enggak ada niatan buat bermalam.

Pos 3 Gunung Kelud
Pos 3 Gunung Kelud
Malam itu beberapa teman briefing untuk upacara keesokan harinya. Karena sudah terlalu lelah, aku pun langsung mlungker di dalam tenda. Beruntung malam itu hawa di pos 3 ini tidak terlalu dingin. Sehingga tidak mengalami kedinginan yang begitu berarti. 

Menuju Puncak Kelud, Upacara dan Bersantai di Kawah

Keesokan paginya, cuaca cukup bersahabat. Hangatnya sinar mentari pagi itu menggoda kami untuk segera bergegas menuju puncak. Setelah menikmati secangkir kopi di pagi hari, kami bergegas untuk menuju puncak. Supaya tidak terlalu siang ketika sampai puncak.

Sunrise di Gn. Kelud
Sunrise di Gn. Kelud
Setelah menikmati secangkir kopi dan sunrise yang cukup cakep, perjalanan dilanjutkan menuju puncak. Jalanan ke puncak cukup melelahkan. Jalanan naiknya jan ora umum! Turunnya udah bikin males bayangin gimana capeknya waktu pulang nanti.

Tracknya itu dari pos 3 turun cukup terjal kemudian jalanan naik turun yang cukup landai dan lumayan mengerikan juga. Lihat garis putih pada foto di bawah ini. Kurang lebih seperti itu lah track untuk summit ke puncak gunung kelud.
Track ke puncak gunung kelud
Track ke puncak gunung kelud
Setelah melakukan perjalnan selama satu jam, akhirnya tiba di penghujung jalnan landai. Kini sampai di kawasan bebatuan yang cukup tinggi untuk dinaiki. Kalau mau naik ini kamu kudu berhati-hati. Jangan sampai salah jalan karena jalannya benar-benar sulit dan lumayan berbahaya. Karena ini benar-benar batu semua.

Jalanan Berbatu
Jalanan Berbatu
Sesampainya diatas persiapan upacara segera dilaksanakan dengan warga sekitar dan orang-orang yang sudah ada di puncak. Supaya tidak kesiangan. Akhirnya upacara bendera dalam rangka ulang tahun kemerdekaan Indonesia ini dilaksanakan pada pukul 8 pagi. Merah putih di puncak gunung kelud terus berkibar selama upacara berlangsung. Ada puluhan orang yang mengikuti upacara pada hari tersebut.

Persiapan upacara di gunung kelud
Persiapan upacara di gunung kelud

Menikmati Keindahan Kawah Gunung Kelud

Selesai upacara, akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju kawah gunung kelud yang tidak terlalu jauh dari tempat kami upacara. Membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menuju kawah gunung kelud. Kawah itu kini menganga begitu lebar, memang tidak tampak adanya lava maupun magma yang menyala, namun tampak kepulan asap di beberapa titik.

Kawah Gunung Kelud Pasca Erupsi
Kawah Gunung Kelud Pasca Erupsi
Kalau mau tau luas kawahnya, silakan hitung sendiri ya :D. Setelah menikmati keindahan kawah ini akhirnya kami putuskan untuk kembali ke tenda. Menuju tenda pun membtuuhkan tenaga yang lumayan sih, karena ada tanjakan yang bener-bener tinggi.

Sesampainya di tenda kami segera mengisi perut dan beres-beres membersihkan sampah-sampah pada sebuah wadah plastik untuk dibawa turun lagi. Gunung kelud ini masih bersih, jadi jangan tinggalkan sampah apapun terutama yang tidak bisa diurai oleh bakteri seperti plastik.

Perjalanan pulang tidak begitu lama, kurang dari 2 jam kami sudah bisa mencapai pos perijinan. Mungkin lain kali bakal jalan jalan ke kawah kelud lagi. Pengalaman naik gunung pertama yang enggak terlupakan :D.

Sebenernya mau nerusin nulis, tapi ternyata udah panjang baget paling kamu juga males bacanya kan? Oleh karena itu mending lihat video dokumentasi perjalanan ini. Berikut video dokumentasi perjalanan mengibarkan merah putih di puncak gunung kelud. Sekian dan terima kasih sudah mampir di panduaji.net semoga bermanfaat dan sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya :D.

Video Dokumentasi Perjalanan Ke Puncak Kelud




Dua Puluh Empat

$
0
0
Enggak kerasa sekarang usiaku sudah mendekati dua puluh empat tahun! Banyak terjadi perubahan dalam satu tahun terakhir ini, apalagi sejak dinyatakan lulus dari salah satu perguruan tinggi tempat mengenyam pendidikan formal.

Hidup benar-benar berubah total dalam setahun terakhir ini. Awalnya sempat galau-galau gitu mau ngapain sehabis lulus kuliah. Karena untuk mencari pekerjaan pun aku sama sekali enggak tertarik. Jadi sampai sekarang aku belum pernah melamar pekerjaan, bahkan ijazah D3 yang aku miliki sekarang tergolek tak berdaya dengan dokumen-dokumen lain yang aku miliki.

Beberapa waktu lalu aku sempat bantu kakak yang memulai usaha kimi kimi fruit dessert di Surabaya. Sebuah kedai dessert yang kata beberapa orang nge-hits banget di Surabaya belakangan. Kini aku sudah enggak terlalu ngikutin bagaimana perkembangannya karena sudah tidak berdomisili di Surabaya.

Mulai Suka dengan Jalan Jalan

Suka Jalan Jalan
Suka Jalan Jalan

Setelah lulus kuliah, aku mulai suka jalan-jalan entah kemana gitu. Mungkin ini merupakan salah satu bentuk balas dendam karena semasa kecil aku memang bisa dibilang sangat jarang buanget jalan-jalan. Hingga akhirnya semua cerita perjalananku aku tulis dalam kategori jalan-jalan di blog ini. Bahkan tulisan-tulisan kini cenderung ke arah cerita perjalanan, enggak seperti dulu yang suka menulis tentang teknis.

Cerita perjalanan backpacker di Karimunjawa tahun lalu bisa jadi merupakan salah satu tulisan cerita perjalananku yang lumayan rame. Ketika aku re-write di kompasiana pun ndelalah kok ya menang dalam lomba jadi sebuah handphone android yang ketika aku jual dalam kondisi baru enggak laku-laku. Akhirnya kini hape tersebut dipakai oleh adik untuk jualan. Mungkin memang sengaja enggak laku biar manfaat buat adek :D.

Snorkling di Karimunjawa
Snorkling di Karimunjawa

Selain Karimunjawa aku juga sempat pergi ke Bali bareng teman-teman kuliah, namun entah kenapa mau nulisin di blog ini males banget. Aku enggak terlalu suka dengan Bali. Kemarin ikut ke Bali cuma gegara pengen tahu. Tidak lebih. Bisa jadi Bali merupakan salah satu destinasi wajib untuk warga negara Indonesia.

Bahkan dalam setahun terakhir aku sudah dua kali ke Karimunjawa, untuk yang kedua aku berangkat sendiri dan pulang nyobain pesawat perintis yang baru dibuka. Selain itu aku juga sempat main ke Bawean bareng teman-teman baru yang aku yakin enggak kebetulan juga dipertemukan di sini :D.

Bahkan beberapa waktu lalu aku sempat sakit gegara kebanyakan piknik. Mungkin kamu bisa baca tulisanku yang berjudul jangan kebanyakan piknik, ntar tipes. Apapun itu, bahkan sebaik apapun itu kalau berlebihan itu enggak baik.

Kembali Pulang ke Kampung Halaman

Setelah beberapa bulan tanpa pekerjaan yang jelas di Surabaya, akhirnya kuputuskan untuk kembali pulang ke kampung halaman, sebuah kota kecil dimana aku dilahirkan hingga mengenyam pendidikan sekolah dasar yaitu BLITAR.

Mungkin ini juga salah satu bentuk tanggung jawabku tentang visi misi yang beberapa tahun lalu berjanji untuk kembali ke Blitar dan mengembangkan sesuatu di tempat ini. Akhirnya tepat di bulan Desember, proses pindahan dari Surabaya ke Blitar mulai di cicil.

Makam Bung Karno
Makam Bung Karno di Blitar


Alhasil keturutan deh Tahun baru, Kota baru, Rumah baru. Sayangnya belum ada pendamping yang baru :D . Saat itu pun aku juga enggak tau mau ngapain di Blitar. Gegara mulai suka jalan-jalan akhirnya kuputuskan untuk membuat sebuah website wisata di Blitar yang bisa diakses di alamat https://mblitar.net

Dari web tersebut aku mulai deh jualan oleh-oleh khas Blitar seperti Sambel Pecel dan Bubuk Coklat. Hingga saat ini yang paling banyak laku itu Sambel pecel khas Blitar. Bahkan beberapa orang sudah repeat order :D.

Selain jualan, aku sekarang juga sesekali pergi ke tempat-tempat menarik yang ada di Blitar untuk mendokumentasikannya. Namun beberapa tempat tersebut kini mulai rusak gegara anak-anak gawl yang juga datang kesana. Meski belum tentu bersalah, aku pun merasa berkontribusi dalam mendatangkan anak-anak gawl tersebut. Jadi mulai mau sedikit selektif memilih tempat-tempat yang aku publikasikan.

Mulai Suka Jualan

Dari yang awalnya jualan oleh-oleh khas Blitar, kini aku juga berjualan dagangan lain. Yaitu jualan busana muslim. Hasil jualan busana muslim ini lumayan juga sih bisa buat bayar internet setiap bulan di rumah. Dari jualan ini aku jadi banyak tahu sifat ibu-ibu yang membeli secara online :D.

Apalagi menjelang lebaran kemarin, penjualan busana muslim benar-benar banyak sampai kewalahan padahal baru bikin toko onlinenya beberapa bulan. Selain itu aku juga mencari beberapa pekerja lepas untuk bantu input produk yang jumlahnya seribu lebih.

Toko busana muslim
Toko busana muslim


Sempat kepikiran untuk mengembangkan bisnis ini, namun nyatanya belum menemukan orang yang benar-benar cocok untuk diajak kerjasama. Mungkin nanti ketika sudah saatnya akan dipertemukan dengan orang yang pas, bahkan enggak nutup kemungkinan kalau itu juga jodoh :p

(Mungkin) Mulai Bertemu Dream Team Idaman 

Dream team yang tampak menjanjikan tahun lalu ternyata tidak bisa diharapkan. Pupus sudah mindmap tentang proyek besar kala itu. Namun aku percaya bahwa itu bukan akhir segalanya.

Sekarang aku juga sudah mulai bertemu dengan orang-orang yang sepertinya bakal jadi dream team dengan proyek baru yang lebih menarik dibanding yang kuharapkan tahun lalu. Biarkanlah saja berjalan, semoga ini benar-benar dream team idaman yang pernah aku impikan :D.

Mungkin emang susah ngajak orang-orang yang sebenernya potensial, namun setelah tak pikir-pikir mending nyari orang yang sama-sama gilanya untuk bikin hal gila bareng. Jadi yang potensial pun biarlah dulu sambil tetap jaga komunikasi. Aku lebih milih untuk fokus sama orang-orang yang sama gilanya. Meski sekarang sudah ada dua orang gila yang siap berkolaborasi :D.

Ide sebenarnya ada banyak, namun belum ada sumber daya yang memadai lebih baik disimpan dulu saja. Siapa tahu nanti dipertemukan dengan jodohnya. Sehingga ide tersebut dikeluarkan pada waktu yang tepat dan orang yang tepat.

Masih Suka Kerja Serabutan

Selain jual busana muslim dan oleh-oleh khas Blitar, aku juga masih suka kerja serabutan seperti bikin web, bikin modeling 3D dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Namun aku pun memutsukan beberapa minggu terakhir untuk menghentikan jasa pembuatan website.

Aku jadi sadar kenapa perusahaan-perusahaan itu mematok harga yang cukup tinggi untuk pembuatan website. Karena kesalahan sebagai seorang freelancer amatiran seperti aku dulu itu enggak pernah mikirin after salesnya. Support untuk perawatan web dan lain sebagainya itu bener-bener ribet banget deh.

website petground
website petground


Kalau dana webnya gede sih, aku enggak nolak buat ikutan. Kalau dananya kecil aku memilih untuk enggak ambil bagian. Karena males sama capeknya. Apalagi sekarang sudah ada teman yang bisa diajak untuk bekerja sama menyelesaikan web-web semacam ini.

Selain itu untuk masalah modeling 3D dan animasi 3D meski enggak pernah promo masih aja dicari beberapa orang untuk membantu. Beruntung aku punya seorang teman di Blitar yang hobi bermain di dunia 3D. Meski bukan dijadikan sebagai pekerjaan utama, setidaknya mas nya mau bantu aku kalau ada kerjaan freelance. Ini benar-benar sangat membantu.

Dipertemukan dengan Orang-Orang di Masa Lalu

Aku tinggal di Blitar ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Jadi pergaulan anak SD di jaman dahulu juga enggak terlalu gimana gitu. Kini ketika ku sudah mulai beranjak dewasa, aku dipertemukan lagi dengan orang-orang yang pernah ada dalam kehidupan masa lalu.

Aku enggan menyebut nama mereka di sini, karena mereka pun belum tentu mau kusebutkan di sini meski cuma sekedar namanya. Yang pasti, mereka membuatku benar-benar nyaman. Aku merasa jadi bagian dari keluarga mereka juga saat ini. 

Aku yakin, enggak kebetulan aku dipertemukan dengan mereka saat ini. Pasti ada maksud tertentu dipertemukan dengan mereka. Biar waktu yang menjawab pertanyaanku ini, meski beberapa sudah mulai menampakkan diri kenapa aku dipertemukan lagi dengan mereka.

Bertemu Orang-Orang Baru

Sudah pasti dalam waktu kurang dari setahun ini aku bertemu banyak banget orang-orang baru di Blitar dan daerah lain. Karena sudah sekitar 10 tahun lebih aku meninggalkan Blitar dan kini ku kembali dalam wujud yang baru.

Orang orang baru
Bertemu orang orang baru


Dengan cerita yang ruwet tiba-tiba aku bisa masuk dalam sebuah organisasi tingkat provinsi yang baru saja di sahkan oleh kemendagri beberapa waktu lalu. It's magic! Selain itu juga ketemu pemuda-pemudi di sekitaran Blitar yang juga suka jalan-jalan.

Aku pun iseng bikin akun instagram jelajahblitar, dan dari keisengan itu pun jadi kenal dedek cantik :D. Bahkan baru kemarin aku buka PO kaos jelajahblitar dan enggak nyangka kalau yang pesen bisa tembus 125 kaos. 

Rencananya keuntungan dari penjualan kaos ini akan dibuat untuk produksi video dokumentasi beberapa destinasi wisata di Blitar. Nah, kebetulan salah satu orang yang aku sebut gila bakal bantuin di project ini :D.

Pentingnya Sebuah Niat

Belakangan ini aku sering mikir tentang pentingnya sebuah niat. Cak Danny merupakan salah satu teman diskusi yang cukup asyik tentang berbagai macam hal. Dengan guyonan khas janda yang belakangan enggak pernah aku dengar ini sedikit banyak bikin aku mikir juga sih.

Ketika melakukan sesuatu, selalu niatkan untuk MEMBANTU. Misal kamu jualan barang, meski sudah jelas kamu mencari keuntungan dari jualan tersebut namun jangan niatkan usahamu untuk mencari keuntungan. Niatkan saja untuk membantu orang yang membutuhkan barang yang kamu jual.

Studi kasusnya aku sendiri yang sekarang jualan sambel pecel khas Blitar. Nah, jualan sambel pecel sekarang niatnya bukan hanya tentang untung rugi saja. Tapi aku ubah niat untuk membantu orang yang pengen makan pecel tapi enggak bisa bikin / enggak ada waktu buat bikin / enggak ada waktu buat beli maupun orang yang enggak mau ribet. 

Dengan niat membantu itu kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang membutuhkan bantuanku. Hingga terjadilah transaksi jual beli yang sudah pasti memberi keuntungan buat aku. Jadi keuntungan itu bukan tujuan utama karena ketika kita membantu orang lain, secara otomatis kita akan mendapatkan keuntungan. Cuma sedikit merubah mindset aja sih.

Selain konsep membantu itu aku juga punya sebuah quote dari seorang "teman" yang bener-bener keren buatku sesuai dengan kepentingan sebuah niat. Mungkin ini juga bakal jadi keren menurutmnu.

Perbaiki niat sebelum, ketika melakukan dan sesudah melakukan sesuatu
Kenapa aku bilang keren? Karena niat yang sudah kita atur dari awal terkadang itu berubah ketika kita sedang melakukannya. Seperti yang aku rasakan beberapa hari belakangan ini. Aku mulai iseng membuat video dokumentasi tentang destinasi maupun suasana Blitar di akun youtube. Kamu bisa follow jelajah blitar di youtube.

Awalnya niatku membuat video semacam ini adalah untuk mengobati rasa rindu para warga Blitar yang berada jauh di rantau. Selain itu juga membantu orang-orang Blitar untuk mengetahui keindahan daerahnya sendiri. Jujur meskipun sama-sama di Blitar banyak yang belum tahu tentang kawasannya sendiri. Niat ini yang awalnya aku pegang untuk memulai project ini.

Ketika project sudah mulai berjalan, ternyata orientasi terhadap niatku ini berubah. Aku jadi niat gimana caranya mendapatkan penghasilan dari membuat video ini. Perubahan niat ini biasanya tidak langsung kita sadari, namun lama-lama akan terasa. Sekarang pun aku berusaha untuk meluruskan niat lagi tentang membuat video project ini. Sehingga bisa memperoleh manfaat yang lebih.

Konsep niat tentang membantu ini sebenarnya hanyalah mindset tentang melakukan sesuatu. Ambil jarak sehingga kita enggak hanya melihat apa yang kita lakukan sebatas untuk mendapatkan keuntungan pribadi, tetapi tentang apa manfaat yang kita lakukan terhadap orang lain.

Mungkin itu saja sih catatan untuk setahun terakhir. Emang sih, enggak bisa mewakili berbagai macam hal dalam setahun namun garis besarnya sudah mulai tampak. Untuk setahun kedepan juga sudah mulai ada berbagai rencana-rencana yang bakal aku ulas tahun depan, semoga masih bisa konsisten nulis ginian setiap usia bertambah.

Apa yang kamu pikirkan ketika usiamu sudah menginjak dua puluh empat tahun ?
Viewing all 292 articles
Browse latest View live